◤_ 4.3 _◥

345 70 9
                                    

Tett!!

Tombol Emergency Meeting berhasil Tamaki tekan. Butuh perjuangan ekstra bagi Tamaki agar ia bisa sampai di sana. Dirinya yang panik, membuat laju lari Tamaki tidak terkontrol, dan keseimbangan tubuhnya tak normal pula; sudah seperti orang mabuk. Ditambah tubuhnya yang sedikit babak belur, dan nyeri di perutnya yang masih terasa.

Dengan ditekannya tombol tersebut, berkumpullah para pemain dari berbagai arah, dan tentu saja kecuali Momo yang memang sampai sekarang masih belum bermain. Karna tugas pokoknya adalah, mengeksekusi pemain yang di-vote.

Minami, Yamato, dan Touma datang dari kiri, Iori, Riku, dan Yuki datang dari tengah. Yup, semua sudah datang, kecuali Haruka.

Minami curiga. Di mana Sougo dan Torao?

Minami yang penasaran, memutuskan bertanya pada Tamaki. Kebetulan mereka tadi di posisi yang sama. "Di mana Osaka-san dan Mido-san?" tanya Minami.

Tamaki yang sudah terduduk hanya menunduk diam, membuat Minami makin penasaran.

Sepertinya, bertanya pada Tamaki hanya membuang waktu saja. Dan, kalau dilihat-lihat, keadaan Tamaki sedikit buruk. Pakaian yang kacau, beberapa memar di beberapa bagian tubuhnya, dan juga ...,

Darah.

Minami memutuskan untuk ke tempat Sougo berada pertama kali---sebelum [Name] datang mengawasi mereka diskusi.

Perasaannya campur aduk. Minami ingin berlari, tapi, entah kenapa, tubuhnya lemas. Kakinya juga seperti sudah mau kehabisan tenaga.

Ia terus berjalan melewati Weapons, O2, dan akhirnya sampailah ia di delan Navigation.

Minami berhenti, matanya terbelalak, keringat dingin mulai membasahi dahi, ketika melihat teman se-unitnya; Torao Mido, sudah dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Dan jangan lupa, Sougo yang sudah tergeletak, memucat tak bernyawa.

Minami menutup mulutnya, ia merasakan mual di perutnya. Bau amis dari cairan merah sangat menyengat di sini.

Tiba-tiba terlintas di pikirannya, siapa yang membunuh mereka? Harusnya aku tidak meninggalkan Osaka-san. Apa-apaan pergi dengan modal feeling, memangnya kau peramal? Bodoh! Bodoh sekali!

"Tak ada yang perlu disesali," ujar seseorang dari sudut ruangan.

Surai hijau bak mangkuk, dengan pucuk di atasnya, siapa lagi kalau bukan Haruka.

"Isumi-san?" Minami menatap bingung Haruka. "Jangan-jangan...."

"Gue yang bunuh mere---ga, ding. Gue bunuh itu yang ungu doang. Kalau Torao dia mati gepeng pas nahan pintu biar ga ketutup," jelas Haruka dengan santai sambil bersandar di dinding.

Minami terkejut. Menatap tajam Center-nya itu. "Santai banget kamu ngomong gitu, Isumi-san," sinis Minami.

"Gue cuma jujur. Mau bohong juga  percuma, tu, si Bongsor pasti bakal nyeritain semuanya," ujar Haruka seraya melenggang pergi dari sana. "Buruan, lu mau ditembak cewe ga jelas itu?" lanjutnya.

Minami terdiam. Dia bingung harus bagaimana. Tersisa lima Impostor, dengan Haruka yang sudah ketahuan, berarti tersisa empat. Sedangkan, Crewmate hanya tersisa empat, dengan begitu jumlah keduanya seimbang. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan.

Mereka belum menemukan petunjuk apapun sampai sekarang. Sedangkan, Impostor yang berhasil ketahuan, hanya karena ia kepergok membunuh saja.

"Hey, yang rambutnya cream di Navigation, cepet ke sini, atau saya tembak." Mendengar teguran itu, Minami langsung terbangun dari lamunannya. Ia segera bergegas menuju Cafeteria.

***

"Jadi, ngapain lagi? Ayo, vote gue," ujar Haruka dengan santainya.

"Heh, rakyat, gunain ini kesempatan sekali teman kalian untuk diskusi sebaik-baiknya. Jangan kaya tadi, yang cuma dijadiin ajang untuk menghujat," tegur [Name].

Tapi, kalau dipikir-pikir, apa yang mau didiskusikan?

"Ga ada yang punya opini, atau, apa, kek? Jumlah kita udah seimbang, nih. Bisa gawat kalau sampe ada yang kebunuh, atau salah vote lagi," ujar Yuki memulai ajang diskusi.

"Aku ga punya, aku bingung," jawab Tamaki yang terlihat sudah putus asa.

"Aku juga." Riku menambahi. "Semenjak Tenn-nii terbunuh, Riku berasa hambar," lanjutnya.

Yang lain juga cuma nunduk, diem-diem aja.

"Jadi, gimana?" tanya Yuki kembali.

"Ga tau," jawab mereka bersamaan. Yuki hanya menghela nafas malas.

"Haduhh, capek, laper, haus, ada minum, gak?" tanya Yamato pada [Name]. Yang ditanya hanya mengernyitkan dahi.

"'Kan kalian baru pesta tadi, gimana, sih?" [Name] ber-OOC ria.

***

"Huft, lagi-lagi terbuang sia-sia. Beneran ga ada yang mau kasih opini?"

Semua yang ada di sini hanya nunduk dan ngelirik-lirik ga jelas. Ada yang bersenandung kecil, nyanyiin lagu-lagu mereka masing-masing.

Gabut, banget, ya, Bund.

"Jadi, beneran ga ada yang mau diskusi? Kalau ga ada mulai sekarang aja vote-nya." [Name] kembali terkachangi. "Ya, udah. Cepat vote! Pegel ni kaki nunggu kalian!" [Name] sudah emosi, sahabat.

Tentu saja semuanya men-vote Haruka, bahkan Haruka juga men-vote dirinya sendiri.

"Haruka, kamu vote diri sendiri?" tanya [Name].

"Iya," jawab Haruka.

"Kok?"

"Ya, karena mau aja."

Lah ....

***

"Haruka Isumi: 9 Suara. Yah, mungkin sudah ketebak. Haruka ayo, sini." Haruka bangun dari duduknya. Lalu, berjalan menuju Momo yang sedang mempersiapkan pistol.

"Bang, mental lu jago juga, ya. Ga main, tapi, nembakin orang. Role lu apa, sih?" Momo yang tadinya fokus dengan pistol menoleh, dan tersenyum.

"Ada, deh," jawab Momo, membuat Haruka seketika manyun.

"Siap?" Momo mengarahkan pistolnya pada Haruka, dan ...,










DORR!!




















Name: Haruka Isumi, Impostor.
Status: DEAD.

-TBC-


Oke, mantap, sesuai target. :'v

Entah, aku gatau mau ngoceh apa sekarang. 🙂

Btw, kalian maunya Crewmate, atau Impostor yang menang?
Ya, walau keputusan tetap di tangan aku, tetep aja aku penasaran🤣
Beri juga alasannya kalau bersedia🤣✌

Itu aja mungkin, jaa nee~🗿✨

IDOLiSH7: Among Us Gameplay || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang