-ˏˋ-6.1-ˊˎ-

333 69 15
                                    


"Hampir ketauan. Lu, sih, banyak bacot."

"Ya, mana gue tau, anjir. Maksud gue banyak bacot, tuh, biar keliatan kaya ikut diskusi gitu. Mana gue nyangka, bakal gini."

"Au, ah, aku ga liat. Jadi, sekarang kill siapa?"

"Hmm, bingung, gue. Gimana, kalo si Minami aja? Atau, ga, si Ichi? Mereka otaknya perlu diwaspadai."

"Si Minami di Security pasti. Bakal susah mau kill dia. Kalo si Iori bareng Riku, nanti kalo di report, jumlahnya ga jadi seimbang lagi. Lagi pula, gue masih mau idup."

"Hmm, iya, juga. Tapi, gue yakin Riku ga bakalan langsung report, besar kemungkinan dia bakal shok, terus kambuh. Dan di situ kesempatan kita untuk double kill, gimana?"

"Anjay, bener juga. Eh, by the way, kok kita jadi jahat banget, ya, anjir. Gue ga tega. Lu aja, ya, yang kill. Gue yang sabotage."

"Serah, lu. Lagi pula, gue pen ini game cepet beres."

***

"Kamu, anak ZOOL, kalau mau ke Security, ke sana aja. Saya tau, kamu ga yakin saya Impostor-nya, jadi ga usah ikutin saya gini. Lagi pula, tasks saya sudah beres, jadi abis ini bakal mondar-mandir ga jelas aja."

Untuk pertama kalinya, Yuki bicara sepanjang itu dalam fanfiction ini. Ia merasa sedikit risih saat Minami mengikutinya.

Lagi pula, dia belum kenal dekat dengan para member ZOOL. Kalau type orangnya seperti Torao, dia masih bisa menyesuaikan diri. Tetapi, kalau dengan Minami, sepertinya akan susah.

"Eh, kok tau? Iya, sih, jujur aku ga yakin. Kalau gitu, aku balik ke Security, ya?"

"Hm, silahkan." Minami berbalik meninggalkan Yuki, dan menuju ke Security.

Dari saat ini, Minami sudah tidak fokus seperti pertama kali permainan dimulai. Badannya sudah pegal dan sakit tidak karuan.

Duduk diam di Security memang pilihan yang pas sekali. Kalau, pun, nanti dia terbunuh, Minami pasrah. Lagi pula, dia juga penasaran jika permainan ini berakhir, apa yang akan terjadi.

"Eh, Inumaru-san? Dan ... Nikaido-san, kalian ngapain di sini?" Sesampainya Minami di Security, dia melihat Touma dan Yamato sedang duduk anteng di kursi depan layar yang menampilkan rekaman CCTV.

Memang dua sejoli ini seperti tidak terpisahkan. Sejak awal permainan selalu bersama, apalagi sekarang Touma yang menawarkan diri untuk mengawasi Yamato. Minami terima-terima saja, toh, siapa lagi yang mau.

Tamaki? Dia katanya mau santuy aja di kursi Cafeteria.

Semenjak tasks mereka semua selesai, tingkat ke-mageran makin bertambah sepertinya.

"Ya, kalo gitu, gue ama Yamato cabut, yak. 'Kan, dah, ada lu," ujar Touma yang berlalu meninggalkan Minami sendiri di Security.

Minami tidak menghiraukannya. Dan segera mendaratkan bokongnya pada kursi, lalu fokus pada layar.








"Eh?"

Seperti menyadari sesuatu, Minami menegakkan punggungnya.








Ia berbalik, dan ...,










"Yah, kenapa harus gelap lagi. Kalo gini, kesannya jadi ngeri gitu. Btw, Iori, kalo aku ngomong jangan diem aja, dong. Bales 'iya', kek," keluh Riku yang masih stay with Iori di Admin.

Katanya, agar, jika disuruh kumpul, mereka berdua tak perlu jalan jauh lagi.

Namun, entah kenapa rasanya hening sekali.

"Iori?" Riku mulai merinding.

Kenapa Iori tidak menjawab?




"Riku."




"Eh, IORI MANAA?!"







DORR!!!






-TBC-

Ngetik disaat tengah malam dan laper gini ada sensasi tersendirinya yaa:"v

Dan publishnya pagi karna aku ga kuat revisi malam malam, dan ujung ujungnya juga bakal ada kesalahan lagi, dah ngantuk soalnya:(

Ga kerasa udah tinggal sedikit lagi, dan fanfic ini bakal tamat. Mungkin, dari sini udah ketauan kali, yak.  :")

Seperti biasa, setiap chptr dibagi jadi bbrapa part, biar aku bisa rajin up walau ga panjang:"
Jadi nanti masih ada part 6.2

Jadii, sampai ketemu lagii~~

IDOLiSH7: Among Us Gameplay || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang