°Childish 15°

44K 3.9K 257
                                    

Yoyoyo aku update, gak sabar aja gitu rasanya wkwk. Seneng banget cerita ini ada yang baca wkwk

Cuzz langsung baca kelanjutannya, kaya biasa aja kalo ada typo atau kalimat yang bikin bingung yo monggoh langsung dikomen toh

Happy reading kawan-kawan

✓boleh dong follow ig aku, masih baru wkwk nanti ku follback. IG:ismidafatonah15

--------------------------------

🐥🐣🐥🐣

"Rama, bangun dong," Sinta masih berusaha untuk membangunkan suaminya dari tidur nyenyak nya. Sudah sekitar 30 menit ia membangunkan namun tetap saja suaminya tidak membuka matanya.

"Rama ayo cepet ini hari senin nanti kita telat, kebo banget sih,"

Sinta berinisiatif untuk berjalan ke dapur lalu mengambil panci serta sodet yang biasa ia gunakan untuk memasak lalu kembali ke kamar.

Prang...prang...prang...

"BANGUNNNN WOYYY BANGUNNNNNN," Sinta benar-benar mengeluarkan suara emasnya dipagi ini. Ia benar-benar kesal dengan suaminya, tidak biasanya ia tidur seperti ini. Rama langsung membuka matanya terkejut.

"Sintaaa berisik ihhh," rengeknya sudah mulai terdengar. Sinta terkekeh lalu menaruh panci dan sodet yang ia gunakan diatas nakas.

"Gitu dong bangun, ayo sekarang mandi cepet," ujar Sinta. Rama menggelengkan kepalanya lalu melebarkan kedua tangannya mengisyaratkan agar Sinta memeluknya. Sinta yang peka dengan kode tersebut langsung memeluk Rama lalu mencium pucuk kepala suaminya.

"Ayo mandi, hari ini kamu jadi pemimpin upacara loh jadi jangan telat," tangan Sinta masih mengusap kepala suaminya dengan sayang.

"Rama ganteng gak kalo jadi pemimpin gitu?" tanyanya dengan wajah polosnya.

"Ganteng banget, mirip suami aku," jawab Sinta tersenyum. Rama langsung mencium perut rata Sinta.

"Sinta jangan pakai pengaman lagi ya, Rama mau Sinta hamil," ujar Rama pelan.

"Aku masih sekolah loh, masa nanti aku gak lulus SMA. Rama kan CEO emang gak malu nanti punya istri yang gak lulus SMA?" tanya Sinta. Rama menggeleng pelan.

"Yaudah nanti aku gak pake pengaman lagi, sekarang kamu mandi oke," ujar Sinta. Rama langsung melepaskan pelukan mereka dan berjalan ke arah kamar mandi.

Sinta membereskan tempat tidur yang berantakan, pikirannya mulai terganggu dengan ucapan suaminya tadi yang meminta ia untuk segera hamil. Ia tidak masalah untuk hamil muda namun yang jadi masalah apakah nanti Rama tidak malu bersanding dengan dirinya yang tidak lulus sekolah. Ia yakin pasti nanti banyak kolega bisnis Rama yang mencemooh suaminya namun disatu sisi ia tidak bisa menolak keinginan suaminya.

"Sinta, Rama udah mandi," ucapnya setelah keluar dari kamar mandi.

"Pakai seragam kamu, aku mau turun kebawah,"

"Jangan turun dulu, tunggu Rama selesai ganti baju," jawabnya.

"Yaudah ayo cepet ganti baju aku tungguin,"

Rama langsung mengambil seragam lalu memakainya. Tampan, satu kata yang benar-benar cocok saat melihat Rama memakai seragam khas SMA Putra.

"Ganteng banget sih," ujar Sinta gemas. Rama langsung tersenyum lebar.

"Sinta juga cantik banget," jawabnya lalu mendekati istrinya dan memberikan almamater OSIS-nya.

"Nanti Sinta pakein almamater itu di sekolah ya," ujarnya. Sinta mengangguk lalu menarik Rama ke meja makan untuk sarapan.




Sinta sudah berdiri di lapangan dengan topi SMA-nya di atas kepalanya. Disampingnya ada Yana yang sibuk mengelap keringat. Sinta terus memandangi wajah Rama yang makin tampan jika ditimpa cahaya matahari.

Childish Husband (END) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang