°Childish 18°

40.9K 3.1K 76
                                    

Yo what's up geng jiahhh gaya banget... Rama Sinta dateng nih yuhuuu.

Yoks baca, kalau udah selesai langsung vote sama komen okey readers. Komen kalo ada kalimat yang gak jelas okeee

So happy reading wan kawan ku

--------------------------------

🐥🐣🐥🐣

Hari ini adalah hari senin, Sinta sudah diperbolehkan oleh Rama untuk berangkat ke sekolah dengan catatan jika ingin kemana-mana harus menghubungi suaminya itu.

"Ayo turun," ajak Sinta. Rama mengangguk lalu keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah pintu dimana Sinta duduk.

"Makasih sayang," ujar Sinta.

"Sama-sama cantiknya Rama."

Setelah itu dengan sigap Rama langsung membantu Sinta untuk berjalan kearah kelasnya. Banyak yang memandang dengan tatapan kasihan dengan keadaan Sinta yang memakai tongkat penyangga serta tangan dan kakinya yang masih terbalut perban putih.

"SINTAAA, OMAYGAT LO MASUK HARI INI?" teriak Yana keras. Rama memandangnya kesal.

"Yana suaranya kenceng banget sih," ujar Sinta sambil terkekeh pelan. Yana langsung menyadari hal itu, ia langsung meringis malu melihat banyak orang yang menatapnya.

"Anjir gue malu bangke," gumam Yana.

"Ayo Sinta lanjut jalan ke kelas," Rama langsung menuntun Sinta kembali.

"Dasar es batu, gedek banget gue liatnya, rasanya pengen gue bunuh aja tuh orang," ujar Yana berusaha pelan namun sayangnya masih bisa didengar oleh Rama.

"Gue denger, dan gue yang bakal bunuh lo duluan," ujar Rama dingin.

Yana merutuki mulutnya yang kadang-kadang suka asal trobos tanpa memikirkan akibatnya.

"Heh ratu bar-bar," panggil Ehab. Yana langsung membalikkan badannya lalu dengan cepat memeluk badan tegap Ehab.

"Kesambet apaan lo meluk-meluk gue begini?" tanya Ehab bingung.

"Ehab gue takut sama Rama," adunya dengan suara pelan. Ehab membalas pelukan Yana.

"Takut kenapa hem?" tanya Ehab dengan nada yang berubah menjadi lembut sambil mengusap pipi Yana.

"Pokoknya gue takut sama Rama," jawab Yana namun terdengar seperti gumaman saja karna masih berada di pelukan Ehab. Ehab terkekeh lalu mengeratkan pelukannya.

"Heh si bego, peluk-pelukkan dikoridor. Bikin gue panas dingin aja lo," ujar Ehan tiba-tiba. Ehab mendengus sebal lalu melepaskan pelukannya.

"Sirik banget lo, heran gue. Anaknya siapa sih lo?" tanya Ehab.

Plak

Ehab meringis kesakitan sambil mengusap lengannya yang tadi jadi sasaran pukulan dari Ehan.

"Ema bapak gue sama kaya lo bego," jawab Ehan kesal. Dengan bodohnya Ehab justru menunjukkan cengirannya.

Childish Husband (END) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang