Gue straight

5.2K 569 117
                                    

Mata Minju dan Yujin hanya terpaut beberapa centi saja. Hidung mancung mereka bahkan nyaris bersentuhan.

"Gue selalu bilang, gue belok ke idol doang. Ke orang - orang biasa engga enghhh,"

"Tapi kayaknya enggak. Gue sekarang juga belok—"

"Dan gue jatuh cinta ke lo," ucap Minju sambil menunjukkan smirknya.

Gadis itu memegang dagu Yujin kemudian perlahan mendekatkan wajahnya.

Dan...




Deg deg deg deg deg

Ini suara detak jantung y kenthu:)



Semakin dekat jarak mereka, semakin kencang pula degup jantung mereka.

Ya, yang gugup bukan hanya Yujin, tapi Minju juga. Dia sendiri bahkan tak mengerti mengapa ia melakukan hal ini.

"M-Minjumphh—"

Yujin membuka suaranya ketika Minju menempelkan bibirnya.






Minju menempelkan bibirnya di punggung tangannya. Ia teringat scene anime yang pernah ia tonton. Ia terlalu gugup untuk mencium bibir Yujin langsung, maka ia menggunakan tangan kanannya sebagai tameng.

Minju memejamkan matanya, duduk di pangkuan Yujin dan merapatkan tubuhnya. Sementara Yujin masih diam terpaku, ia terlalu shock dengan hal ini.

"L-lepas!" Yujin akhirnya melakukan hal yang seharusnya ia lakukan dari tadi. Yujin mendorong Minju hingga terjatuh dari tempat tidur.

"Akhh! Sakit bego!" umpat Minju yang tergeletak di lantai. Pinggangnya sakit karena terhempas cukup kuat.

"Bantuin gue, bodoh!" umpat Minju lagi karena Yujin hanya terdiam melihatnya.

Yujin tak punya pilihan lain, ia melangkah mendekati Minju. Jantungnya masih tak stabil, ia masih 'panik' akan kejadian itu.

Dan lihatlah sekarang. Minju dengan santai meminta bantuan sambil mengumpat padanya.

Yujin membantu Minju berdiri kemudian membaringkannya di kasur. Setelah itu Yujin berniat keluar kamar, tapi Minju menahan tangannya.

"Lepas!" ucap Yujin sambil memberi tatapan tajam pada Minju.

"Tunggu dulu," ucap Minju dengan wajah memelas.

"Panggilin mama, pinggang gue sakit, sakit banget," ucap Minju.

"Panggil sendiri," ucap Yujin kemudian melangkah keluar kamar. Minju meringis pelan, ia memijat pinggangnya untuk meringankan rasa sakit.




Tak lama, Jisoo dan Yujin kembali ke kamar. Yujin tidak sejahat itu, ia tetap memberitahu Jisoo.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Jisoo dengan raut wajah khawatir.

"Pinggang Minju, Ma. Sakit," eluh Minju dengan mata berkaca - kaca. Yujin sampai tak habis pikir dengan kelakuan Minju.

"Kok bisa kayak gini?" tanya Jisoo.

"Tadi aku sama Yujin main - main , Ma. Trus dia gak sengaja dorong aku trus jatuh," ucap Minju sambil melirik Yujin yang memasang wajah cengo. Sementara Minju di dalam hati sudah bersorak gembira. Satu sama katanya.

"Lain kali main - mainnya hati - hati, Yujin. Liat Minju ampe kaya gini, haduhh," Jisoo keluar kamar kemudian menelpon tukang urut. Setelahnya dia balik ke kamar.

"Jagain Minju dulu ya, Yujin. Tunggu tukang urutnya dateng. Mama ke dapur dulu," ucap Jisoo tanpa menunggu jawaban dari Yujin.

"Wah, gue ada babu nih," ucap Minju sambil tersenyum jahil. Tapi Yujin tak merespon.

Untuk saat ini ia merasa takut pada Minju.







"Lo ga protes gue gue boong ke Mama?" tanya Minju.

"Tumben. Harusnya lo kan protes. Marah marah ke gue," ucap Minju lagi.

"Lo ju—"

"Diam!" bentak Yujin.

"Lo... lo menjijikkan," ucap Yujin lagi.

"Lo bikin gue jijik dan ngeri ke lo. Lo.. lo gak normal. Jangan deket - deket ama gue,"

"Trus kenapa lo—"

"Gue panik! Gue sama sekali gak ngenikmatin itu."

"Kalo lo berani macem - macem lagi ke gue, gue bakal aduin lo ke Papa," ucap Yujin.

"Dan asal lo tau,"




"Gue straight,"



"Dan selamanya straight,"













"Gue gak peduli, Yujin."

"Bilangin aja sana, kita liat nanti siapa yang tertuduh,"









Tbc
Suda apdet lama, pendek lagi. Dasar ak:(

𝐌𝐲 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | JINJOO [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang