Biasanya ff saya bahasanya non-baku. Tapi khusus ff ini saya menggunakan bahasa baku(untuk narasi). Bahasa non-baku hanya untuk beberapa hal saja.
Siang yang cukup terik hari ini. Seorang gadis nampak tengah membersihkan beberapa pernak - pernik yang ada di kamarnya. Mulai dari album, lightstick dan segala perintilannya.
"Kenapa dia ganteng banget sih," gumam gadis itu sambil menatap poster idolanya yang terpampang jelas di dinding.
Idola pria?
Tidak
Itu idola wanita.
Gadis itu bahkan tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Ada gejolak tersendiri dalam dirinya ketika melihat gadis keren atau tomboy. Baginya, mereka menggiurkan.
Jika penggemar lain begitu mendambakan otot bisep dan abs para oppa, justru ia mendambakan perut rata serta paha mulus para unnie.
Tidak normal?
Bisa jadi.
Belok?
Tidak juga.
Nyatanya ia tak pernah jatuh cinta pada teman perempuannya.
Tapi memang sesekali mata nakalnya bergerilya saat ia bersama teman - temannya akan berganti pakaian olahraga. Itu masih bisa dikategorikan normal kan?
"MINJUUU, ADA TAMU,"
teriakan dari luar kamar membuatnya berhenti menatap poster idolanya. Sebelum melangkah pergi, ia mengecup poster besar itu tepat di bagian bibir.
Indahnya halu.
"Iya maa," sahut Minju ketika ia berada di dapur. Tempat dimana ibunya memanggilnya.
"Siapa tamunya?" tanya Minju.
"Kamu liat aja gih, mama mau siapin makanan," ucap mama Minju, Kim Jisoo.
"Oke, maa,"
Minju memang sudah dasarnya memiliki sikap yang ramah. Bahkan ke orang yang baru ia kenal. Maka dari itu , selagi mamanya menyiapkan makanan, ia diberi kepercayaan untuk mengajak tamu mengobrol santai.
"Hal—"
Minju menghentikan ucapannya ketika melihat siapa pria yang duduk di sofa rumahnya.
"P-papa?" lirih Minju, matanya mulai berkaca - kaca.
"Minju? Kamu masih inget papa?" tanya pria paruh baya itu sambil tersenyum lebar .
"Inget lah pa. Emang kek papa, pulang aja gak inget," ucap Minju sambil memberikan lirikan sinis.
"Minjuu, kamu ngomong apa nak," tegur Jisoo.
"Tapi, Ma—"
"Nak, coba kamu pikir deh. Gimana bisa kamu punya rumah mewah sama mobil pribadi sementara mama kamu cuma diem di rumah?" tanya Jisoo.
"Mama kan punya olshop," jawab Minju dengan wajah lugunya.
"Olshop ga akan ngasih kamu kekayaan yang kayak gini," ucap Jisoo.
"Bisa aja , kalo rajin doa dan berusaha pasti bisa. Kalo gak percaya tanya aja sama pak Aji," bantah Minju sambil menirukan gaya bicara si ucup.
"Minju, walaupun Papa gak pulang, dia selalu menafkahi kita kok, Nak. Dan sekarang papa udah balik," ucap Jisoo berusaha meminta pengertian putrinya.
"Ok, fine. Tapi..." Minju beralih menatap seorang gadis dengan topi berwarna hitam menunduk sambil memainkan ponselnya.
Gak sopan banget
Begitu pikir Minju.
"Ini Yujin, adik kamu," ucap papa Minju, Kim Seok Jin.
"H-Hah?!" Minju menatap tak percaya. Karena respon Minju, gadis itu mendongak menatap Minju. Seketika mata mereka bertemu.
Rasanya dunia seperti berhenti berputar. Backsound lagu 'rasa ini' milik Vierra seketika terdengar memenuhi ruangan. Ah ralat, memenuhi kepala Minju.
Suasananya benar - benar seperti ada di sinetron Mermain in Love. Ketika si pria pemeran utama bertatap mata dengan si wanita pemeran utama.
"Kenapa sayang?" tanya Jisoo ketika melihat Minju tak memiliki reaksi apapun pada Yujin.
"G-gak papa, Ma," jawab Minju disertai gelengan gugupnya.
"Anterin Yujin ke kamar kamu yaa," ucap Seokjin sambil merangkul bahu putrinya.
"I-iya, Pa," Minju menurut begitu saja. Visual Yujin benar - benar membuatnya lupa apa yang seharusnya ia lakukan.
Ya tuhan..
Dia benar - benar saudari tiri ku?
T-tapi dia menggiurkan..Tbc
Lanjut kalo kalian emang suka hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | JINJOO [End]
Fiksi PenggemarTentang Kakak Adik dengan si yang satu menolak kenyataan bahwa ia belok dan yang satu tidak menyadari bahwa ia belok. WARNING! GXG 15+