Hai
Di dalam kamar mandi, seorang gadis bersandar di pintu dengan perasaan gelisah. Permukaan lehernya bergerak tanda ia baru saja menelan ludahnya.
"Ma—"
"Diam, Yujin," sentak Jisoo sambil menatap benda yang ia temukan.
"Minju cepat mandinya. Mama mau ngomong," ucap Jisoo sambil memgambil benda itu.
Minju yang mendengar itu buru - buru membersihkan diri. Paling tidak ia ingin menghilangkan aroma khas dari tubuhnya ini sebelum ia menemui ibunya.
"Ma, itu—"
"Diam dulu. Mama gak bisa percaya siapapun kalo cuma ngeliat salah satu dari kalian ngomong," ucap Jisoo.
Tak lama mereka menunggu, Minju keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk. Ia berjalan cepat ke lemari, memilih asal pakaian, lalu kembali ke kamar mandi.
Selagi Minju berpakaian, suara derap kaki terdengar mendekat ke arah mereka. Seorang pria dengan bahu lebar masuk ke kamar.
"Ma? Kok lama banget?" ucap Pria yang tak lain adalah ayah Minju, Seokjin.
"Ada yang harus kita lurusin disini. Kamu ama Minju ke ruang tamu abis ini," ucap Jisoo ke Yujin. Yujin hanya mengangguk.
Sepeninggal mereka, Yujin segera masuk ke kamar mandi. Ia menarik Minju keluar dan segera membersihkan diri.
Dan dengan sangat cepat, Yujin sudah selesai.
"Lo sabunan gak sih?" tanya Minju.
"Bisa bisanya lo masih mikirin gue sabunan atau enggak," omel Yujin sambil memakai pakaiannya.
"Pokoknya, jawab kalo itu bukan punya lo," ucap Yujin.
"Hah? Apa?"
"Di balik tas lo, ada vape, bodoh," umpat Yujin.
"Hah? Jadi buk—"
"MINJU! YUJIN! CEPAT!"
"Cepat siapa?" tanya Minju.
"Maksudnya kita yang disuruh gece. Ayok cepat,"
Suara detak jarum jam terdengar begitu jelas di ruangan yang begitu hening itu. Kedua gadis muda terlihat duduk di atas sofa dengan mata menatap lutut masing - masing.
"Huuftt," Seokjin menghela nafas sambil memijat pelipisnya.
"Sekarang papa tanya. Ini punya siapa?" tanya Seokjin.
"Punya Yujin, Pa," ucap Yujin.
"Kamu—" Seokjin menghentikan ucapannya. Ia menahan diri untuk tak mengucapkan kata - kata yang bisa saja menyakiti hati putrinya.
"Kenapa kamu ngevape gini? Biar keliatan keren gitu?" tanya Jisoo.
"E-engga," jawab Yujin.
"Trus? Buat seneng - seneng?" tanya Jisoo lagi.
"Enggak Ma," jawab Yujin.
"Jadi buat apa?!"
"Mama gak ngajarin kamu buat ngelakuin hal yang gak gak gini," ucap Jisoo.
Minju yang melihat itu hanya tertunduk, tak berani mengucapakan sepatah katapun.
"Ma , kita harus berangkat sekarang," tegur Seokjin.
"Tapi , Pa—"
"Kita bahas nanti ya. Kita harus pergi sekarang," ucap Seokjin.
"Yaudah. "
Tanpa mengucapakan apapun lagi, Jisoo pergi keluar rumah. Sementara Seokjin menatap putrinya itu dengan tatapan yang menunjukkan kekecewaan.
"Jangan diulangi ya, nak," ucap Seokjin.
"Hiks,"
Minju melirik ke arah Yujin. Gadis itu menunduk menyembunyikan tangisnya.
"Yujin,"
"Gak papa kok," jawab Yujin dengan suara bergetar.
"Masa dimarahin gitu doang lo nangis sih?"
"Lagian lo sih pake acara ngevape segala,"
"Hah?"
"Hah?"
"Ini bukan punya gue," ucap Yujin.
"Ini juga bukan punya gue," ucap Minju.
"Lha, trus punya siapa?" tanya Yujin.
"Gak tau," Balas Minju.
"Ah iya gue kelupaan sesuatu," ucap Yujin sambil menghapus air matanya.
"Apa?'
"Lo kan pacar gue. Masa kita lo gue-an sih?" ucap Yujin.
"Ya gak papa. Ntar mama bisa curiga," ucap Minju.
"Dih,"
"Ah iya,"
"Apa?"
"Pas main lo banyak boong, hahahaha," Yujin tertawa pelan sambil mengingat kejadian tadi.
"Hah?"
"Pas gue neken lutut gue, itu sakit kan?" tanya Yujin.
"Kok.. kok lo tau?" tanya Minju.
"Mau denger rahasia gue gak?"
"Apatuh?"
"Gue...
.... dulunya uke,"
Tbc
Update lagi kalo followers gue 2k.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | JINJOO [End]
Hayran KurguTentang Kakak Adik dengan si yang satu menolak kenyataan bahwa ia belok dan yang satu tidak menyadari bahwa ia belok. WARNING! GXG 15+