Baiklah, aku tidak akan melawak di part ini.
Sinar mentari perlahan meredup. Digantikan dengan cahaya bulan yang menenangkan. Suasana sunyi serta semilir angin di malam hari membuat suasana menjadi sangat tenang.
Saat ini Minju sendirian di balkonnya. Ia sudah baik - baik saja. Ia bahkan bisa berdiri sendiri.
Wajahnya mendongak, menatap ke langit yang dihiasi beberapa bintang yang kelap - kelip. Minju mengerutkan dahinya bingung. Kemana bintang lainnya? Kenapa hanya beberapa yang terlihat? Kemana yang lainnya? Apakah manusia menjijikkan sepertinya tidak pantas melihat butiran bintang yang tersebar di atas langit.
Pelupuk mata yang awalnya biasa saja itu perlahan menggenangkan cairan bening yang siap menerobos keluar kapan saja.
"Ini salah ya?" lirih Minju sambil mencengkram pinggiran batasan balkon. Ia menunduk, mengulang kembali kebodohan - kebodohan yang telah ia lakukan.
Minju berhenti merenung ketika ponselnya berdering. Ada banyak notif Vlive. Biasanya ia akan senang dengan hal ini, tapi kini ia memilih mengabaikannya.
"Untuk kali ini, kalian gagal jadi sumber senyum gue," lirih Minju. Ia berbicara kepada idolanya yang jauh disana.
Drrttt
Minju kembali melirik ponselnya. Ada panggilan.
"Ryujin?" gumamnya.
"Halo? Kenapa Jin?" tanya Minju setelah ia menyeret ke atas ikon berwarna hijau di layar ponselnya.
"Gue gak liat komen lo di vlive," ucap Ryujin.
"Hah?"
"Gue tau lo pemburu notis. Gue gak liat komen lo. Tumben," ucap Ryujin lagi.
"Yang komen ribuan, gausah ngada - ngada," ucap Minju.
"Lagi ada masalah kan? Ayo keluar, gue di depan rumah lo," ucap Ryujin.
"Gue tau lo gak liat komen vlive," ucap Minju, ia menaruh curiga pada Ryujin.
"Feeling doang sih. Udah ayo. GUE TUNGGU 5 MENIT, GPL," ucap Ryujin diakhiri dengan suara ngegasnya.
"Iya iya bentar," Minju melangkah ke kamar mandi. Ia membersihkan wajahnya, memoles sedikit make up dan memakai parfum. Setelahnya ia langsung melangkah keluar.
"Mau kemana, nak?" tanya Seokjin.
"Jalan - jalan, Pa," ucap Minju.
"Loh? Tadi baru aja jatuh udah mau keluyuran kamu," tegur Jisoo.
"Bentar doang, Ma," ucap Minju sambil merengut.
"Ka—"
"Udahlah, Maa. Kasih izin sesekali. Tapi ditemenin Yujin ya?" ucap Seokjin dengan raut watadosnya.
"Dia sumber galau gue, malah disuruh jalan ama gue," batin Minju.
"Ayo Yujin. Temenin kakak kamu. Papa kasih jajan lima ratus ribu deh buat kalian berdua," ucap Seokjin.
"Ikut aja , Jin," ucap Minju tanpa menatap Yujin.
"Lemah gue kalo udah menyangkut uang," batin Minju lagi.
"Ya," Yujin bangkit, ga touch up atau apapun dulu. Langsung pergi begitu saja.
"Siapa yang nyetir?" tanya Yujin.
"Lo," ucap Minju kemudian memberikan kunci mobil pada Yujin.
"Ok," Yujin memasuki mobil bagian kemudi sementara Minju bagian penumpang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | JINJOO [End]
FanficTentang Kakak Adik dengan si yang satu menolak kenyataan bahwa ia belok dan yang satu tidak menyadari bahwa ia belok. WARNING! GXG 15+