Setibanya di Sekolah, Yujin sama sekali tak bertemu dengan Minju. Padahal ia sengaja melewati kelas Minju, tapi ia tak melihat Minju.
"Di rooftop kali ya?" batin Yujin. Kakinya hendak melangkah kesana, tapi tiba - tiba ditahan oleh ego dan gengsinya .
"Lah buat apa gue samperin?" batin Yujin kemudian menghembuskan nafas kasar. Gadis itu berbalik, melangkah ke kelasnya.
Suasana kelas sudah ramai. Tak mengherankan karena 10 menit lagi bel tanda pembelajaran akan dimulai akan berbunyi.
Ia duduk di bangkunya. Matanya berkelana menatap seisi kelas yang dipenuhi orang - orang yang terlihat sangat akrab.
"Kok gaada yang mau temenan ama gue sih?" batin Yujin sambil menghela nafas kasar. Ia menoleh mencari keberadaan Doyeon, senyumnya mengembang ketika melihat calon teman dekatnya itu.
"Hai," sapa Yujin kemudian duduk di samping Doyeon.
"Lo kusut banget. Kenapa?" Ucap Yujin lagi.
"Hahh.. bentar gue ke toilet," Doyeon bangkit kemudian melangkah pergi.
Hati Yujin teriris saat Doyeon pergi begitu saja. Hatinya merasa sakit ketika ia diabaikan.
"Les 1 ama 2 jamkos, guru rapat," ucapan seorang siswa membuat seisi kelas yang awalnya bising menjadi hening.
Lebih tepatnya hening beberapa detik. Karena setelahnya, suara bahagia siswa siswi menggelegar memenuhi sekolah.
"Asik ke kantin," ucap salah satu siswa diikuti oleh siswa - siswa lain.
"Yujin!" panggil seseorang.
"Heuh?" Yujin menoleh ke asal suara. Yuri dan Wonyoung memangilnya.
"Ke rooftop yok! Gabut disini dua jam," ucap Yuri.
"Pengen sih, tapi..."
"Ayok cepat!" Wonyoung menarik tangan Yujin. Tak bisa menolak, Yujin ikut ke rooftop untuk berkumpul bersama teman - teman Minju.
Yujin, Wonyoung , dan Yuri telah tiba di rooftop. Wonyoung memimpin jalan, dengan santai ia membuka pintu.
Saat tiba disana, tak semua anggota mereka ada disana.
"Wah, sepi," ucap Wonyoung.
"Eh wony. Ayo sini duduk," ucap Hyewon yang terlihat sangat sumringah. Senyumnya mengembang ketika melihat sosok gadis yang begitu ia dambakan.
Wony mendelik pada Hyewon kemudian duduk di samping Yena.
"Gue pengen main ginian juga, tapi gak paham," ucap Wony sambil menatap layar ponsel Yena.
"Heuh?" Yena menoleh ke arah Wonyoung, lalu menoleh ke arah Yuri yang memantau bak cctv.
"Aku bisa ajarin kamu," ucap Hyewon sambil menaruh ponselnya.
"Mainin dulu , Won. Rank ini, bodoh!" ucap Yena.
"Ck,"
"Minju, please maafin gue," ucap seseorang sambil memegang tangan Minju. Tapi Minju menghempasnya dan melanjutkan langkahnya.
"Minju," ucap orang itu lagi.
"Ryujin! Cukup!" ucap Minju. Keduanya berdiri di depan pintu rooftop.
"Minju," Ryujin masih bersikeras berbicara pada Minju. Tapi Minju mengabaikan dan memilih melanjutkan langkahnya ke base mereka.
"Minju, tolong," Ryujin masih melakukan hal yang sama di depan teman - temannya. Yang lain menatap heran tapi tak berniat ikut campur.
"Gue kesini mau tenangin diri. Lo malah bikin makin kacau," geram Minju sambil mengambil posisi duduk di samping Hyewon.
"Kasih gue waktu buat jelasin. Gue khilaf. Kita ngomong diluar," Ryujin memegang pergelangan tangan Minju, tapi Minju menolak.
"Please sebentar aja," mohon Ryujin lagi.
"Lepasin tangan gue atau gue gak mau temenan lagi ama lo?" ancam Minju.
"Terserah Ju. Gue cuma mau ngomongin sesuatu ke lo,"
Srekkk
Kerah seragam Ryujin di tarik oleh seseorang.
Brakk
"Dia bilang gak mau ya gak mau,"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | JINJOO [End]
Fiksi PenggemarTentang Kakak Adik dengan si yang satu menolak kenyataan bahwa ia belok dan yang satu tidak menyadari bahwa ia belok. WARNING! GXG 15+