"Hah?"
Yujin tersenyum tipis. Ia menggenggam tangan Minju kemudian mengangguk.
"Beneran. Gue gak boong," ucap Yujin sambil terkekeh malu.
"T-tapi tampang—"
"Gue ngubah stelan gue jadi kayak gini sejak putus," ucap Yujin.
"H-hah,"
"Iya, dulu gue doyannya pake rok pendek. Sama kayak lo," ucap Yujin.
"Hah"
"Hah lagi tak gedik ginjalmu," ucap Yujin.
"Hehe maap. Gue masih gak percaya," ucap Minju sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Pacar lo yang dulu modelannya gimana?" tanya Minju.
"Dia.."
"Dia..?"
"Dia mirip Doyeon," ucap Yujin.
"Doyeon, temen sekelas gue," ucap Yujin.
"Awas aja lo main belakang ama dia," ucap Minju sambil memicing matanya pada Yujin.
"Kalo ada kesempatan mah aku jalan by..," ucap Yujin sambil sedikit merenggangkan tangannya.
"APA TADI LO BILANG?" teriak Minju, Yujin sampai melompat dari tempat duduknya karena kaget.
"E-engga, becanda doang s-suer," ucap Yujin sambil membentuk huruf V dengan jari tengah dan telunjuknya.
"Bukan itu! Yang terakhir lo bilang! Apa itu hah?!" Minju masih dengan intonasi yang sama, namun tatapan yang lebih mengintimidasi.
"B-by?" tanya Yujin dengan keringat mengucur di dahinya.
"By?" beo Minju dengan senyum yang perlahan melebar.
"I-iya. K-ke-kenapa? A-aku salah n-ngomong?" tanya Yujin terbata.
"HAHAHAHA DIALOGNYA KEK ORANG SEKARAT," ledek Minju. Ia sangat ingat dengan ff di wattpad. Cara Yujin berbicara persis seperti dialog tokoh yang sekarat.
"COT," umpat Yujin.
"OH BERANI SAMA AKU?" balas Minju.
"ENGGA ENGGA. MAAF NONA, HAMBA HANYA RAKYAT JELATA," ucap Yujin sambil berlutut dihadapan Minju.
"Hahahaha kenapa sihhhh," Minju meraih bahu Yujin kemudian membawa Yujin ke pelukannya.
Selanjutnya?
Mereka berpelukan sambil menuangkan kerecehan mereka.
***
Esok hari, pukul 06.30, Minju dkk berkumpul di basecamp mereka yang tak bukan adalah rooftop sekolah.
Keadaan masih sama, Hyewon dan Yena masih sering beradu bacot. Bedanya hanya Ryujin yang tak banyak bicara.
"Ternyata Ryujin gak sejahat yang gue pikirin," bisik Yujin ke Minju.
"Maksud?"
"Nyatanya dia gak cepuin kita ke bonyok," ucap Yujin.
"Mending lo maafin aja deh. Itu makin mengurangi potensi dia bakal cepu," ucap Yujin.
"Iya juga sih," ucap Minju sambil memangut. Ia beralih menatap Ryujin yang sedari tadi diam, entah karena ia memang diam atau sengaja diacuhkan oleh yang lain.
"Ryu," panggil Minju.
"Heuh? Eh, manggil gue?" tanya Ryujin.
"Iya," jawab Minju.
"Gue udah maafin lo," ucap Minju.
"Kalian jangan diem - dieman gini," ucap Minju sambil menatap teman - temannya yang lain.
"Siap nyonya kim," ucap semuanya secara kompak. Minju tersenyum lebar melihat reaksi yang diberikan teman - temannya.
"Bentar lagi bel, gue duluan ya." ucap Wonyoung seraya berdiri. Ia menatap Yuri dan Yujin.
"Ayok ," ucapnya.
Yujin mengangguk. Kelasnya cukup jauh ke rooftop, jika berdiam diri lebih lama, mungkin mereka akan terlambat.
"Siapa yang paling deket sama Doyeon di kelas?" tanya Yujin tiba - tiba.
Yuri dan Wonyoung seketika menghentikan langkahnya.
"Kenapa lo nanya dia?" tanya Yuri balik.
"Gak ada sih, cuma kepo doang," ucap Yujin.
"Dia hampir sama ama lo. Anak pindahan. Bedanya dia masuk semester lalu," ucap Yuri.
"Yang deket - deket banget gaada sih. Dia humble kan anaknya? Jadi temen deketnya ga keliatan saking sksdnya ke semua orang," ucap Wonyoung.
"Lo ga suka ya sama dia?" tanya Yujin lagi.
"Hah?"
"Cara lo ngasih jawaban itu nunjukin kalo lo ga suka ama dia," ucap Yujin.
"Yaiyalah. Siapa yang suka ama anak caper?"
"Anak caper disukai ama anak caper lainnya," balas Yujin.
"Hah? Gimana?"
Tak menjawab pertanyaan Wonyoung, Yujin lebih dulu melangkah ke kelas. Ia ingin berbicara dengan Doyeon.
Saat tiba di kelas, Yujin melihat Doyeon tengah duduk anteng di kursinya. Yujin dengan ringan melangkah menghampiri temannya itu.
"Hai," ucap Yujin.
"Oh? Hai," balas Doyeon.
"Gimana?" tanya Yujin.
"Udah kok. Ini formulirnya. Lo isi plus tanda tangan orang tua. Besok udah bisa mulai latihan," ucap Doyeon sambil memberikan selembar kertas pada Yujin.
"Duh, bonyok gue ke luar kota. Kalo kakak bisa?" tanya Yujin.
"Bisa kok. Lo palsuin tanda tangannya juga bisa hahahaha," ucap Doyeon santai.
"Hah?"
"Banyak kok yang kayak gitu. Pelatih juga biasanya gak terlalu mentingin itu," ucap Doyeon.
"Ohh, oke oke," ucap Yujin.
Selagi menunggu bel berbunyi, Yujin duduk di samping Doyeon dan mengobrol tentang hal - hal random.
Sementara, di belakang mereka, Wonyoung dan Yuri dengan seksama memerhatikan keduanya.
"Gue jadi curiga," bisik Wonyoung.
"Hah? Curiga apa?" tanya Yuri.
"Yujin kayaknya suka Doyeon deh,"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | JINJOO [End]
FanficTentang Kakak Adik dengan si yang satu menolak kenyataan bahwa ia belok dan yang satu tidak menyadari bahwa ia belok. WARNING! GXG 15+