Jangan pingsan ya liat Nazwa senyum XD
__________________________
Yang aku pikirkan sekarang hanya,
bisa bermanfaat untuk orng lain dan diri sendiri.
__________________________
Pulang sekolah Nazwa disibukkan dengan pesanan catering. Hari ini pesanan lumayan banyak, membuat gadis itu senang dan kewalahan diwaktu bersamaan.
Syukurlah Hana berniat untuk membantu saat tahu usaha catering Nazwa dibanjiri pesanan.
"Naz, ini kayak gini bukan?" tanya Hana sembari menunjukkan boks yang telah ia isi dengan berbagai macam kudapan.
"Iya kayak gitu, bikin lima puluh boks ya. Kalo buat paket makan siang biar gue aja nanti." Hana mengacungkan ibu jari, tanda mengerti. "Gue tinggal ke dapur bentar, Han."
"Hmm," sahut cewek cempreng itu tak acuh.
Sembari menunggu masakannya siap, tunggal Marbawani menyusun catering untuk makan siang. Hari ini akan menjadi hari yang padat, tidak akan ada jeda untuk rehat sebelum matahari pagi menyambut hangat.
"Lo biasa urus catering sendiri, apa nggak keteteran Naz?" tanya Hana saat Nazwa kembali dengan wadah besar berisi rendang.
Nazwa meletakkan rendang yang ia bawa sebelum akhirnya menjawab, "gue udah biasa ngelakuin semuanya sendiri."
"Jadi kakak gue aja. Tinggal sama gue Naz," tawar Hana untuk yang kesekian kalinya sejak mereka saling mengenal.
"Makasih. Tapi gue nggak mau ngerepotin lebih banyak."
Kali ini si cewek cempreng mengerucutkan bibirnya. "Selalu aja nolak." Jeda tiga detik. "Padahal gue seneng kalo lo jadi kakak gue."
"Gue yang nggak seneng punya adik manja dan berisik kayak lo!" tukas Nazwa.
"Sialan lo!"
Di detik selanjutnya mereka berdua terkekeh.
Menghabiskan waktu tiga jam, akhirnya semua pekerjaan mereka selesai. Tinggal menunggu orang yang akan mengambil pesanan catering saja.
Hana mengeluhkan tangan dan lehernya yang pegal karena terus menunduk menyusun kudapan. Maklum, Hana memang sangat dimanja oleh orang tuanya. Jika saja orang tua Hana tahu anaknya mengerjakan pekerjaan seperti ini, mereka mungkin akan menangis saking terharunya.
"Naz, masakin mie rebus dong." Hana merengek, menarik-narik lengan baju sang sahabat yang tengah menggenggam gawai.
Menaikkan alisnya, Nazwa menoleh demi saling berhadapan dengan cewek bertubuh mungil. "Lho? Kan ada banyak lauk pauk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity [Segera Terbit]
Teen Fiction☡Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan. Bagi Nazwa Marbawani, keluarga harmonis nan penuh kasih sayang adalah sesuatu yang terlalu 'fantasi', karena dia hidup di tengah keluarga yang keras. Orang tuanya masing-masing memiliki kekasih d...