Dua Puluh Dua

69 13 22
                                    

Jangan lupa votenya zheyenk;))

Jangan lupa votenya zheyenk;))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________

Jatuh cinta artinya kau siap bahagia juga ... terluka.

:)
__________________________

Crystal menanti tak sabaran.

Lilis mengambil ancang-ancang. Melempar pelan bola ke atas, bersamaan dengan tangannya yang berayun kemudian memukul bola cukup kuat. Senyum puas terbit di wajah gadis itu ketika bola melambung.

"Pass!" teriak Crystal. Membuat cewek bongsor di sebelahnya bergeser beberapa langkah ke arah kanan dengan gesit.

Crystal memukul bola ke arah Nazwa dan mendapat sambutan baik dari gadis itu.

Tunggal Marbawani melompat tinggi hingga kaus ungunya sedikit tersingkap, lantas memukul bola dengan kuat dalam sekali hentakkan.

Debuk!

Ya, Nazwa baru saja melakukan smash yang begitu awesome. Sampai membuat penonton menganga kompak.

Dia mencetak point dengan smash-nya.

"Oke, tim Nazwa berhasil mencetak 25 point!" Jeda dua detik. "25 dan 19 point. Tim Nazwa resmi menjadi pemenang!"

Senyum lebar terukir di wajah Nazwa beserta timnya. Mereka saling merangkul membentuk lingkaran—mengucap syukur.

Detik berikutnya, barulah mereka berbaur bersama tim berkaus ungu dengan pita hitam di lengan kanannya, tim lawan.

Permainan berakhir setelah mereka saling berpelukkan.

"Entahlah, walau cuma latihan kalo lawannya lo, latihannya berasa kayak turnamen, Naz," ucap Poppy sambil menyengir kuda. Dia melepas pita di lengan kanannya lalu duduk di samping Nazwa dengan kaki yang ia luruskan.

Nazwa yang mendengar itu menjulingkan mata. "Nggak usah berlebihan. Lagian kita satu tim. Dalam tim, hebat itu milik semua anggota bukan cuma satu orang anggota aja." Nazwa meraih botol yang disodorkan Hana. Kemudian melanjutkan, "Kalo gue hebat ... itu artinya lo dan yang lain juga sama hebatnya."

"Ini, nih, yang bikin gue sayang banget sama ketua ekskul voli putri di MHS," ujar Poppy dengan cengiran lebarnya. Dia menubruk tubuh Nazwa, memberinya pelukan sayang.

Nazwa terkekeh. Menarik tangan Hana dengan tangan bebasnya—karena sebelah tangan Nazwa digunakan untuk menepuk-nepuk punggung Poppy yang masih setia memeluknya.

"Makasih minumannya, Na."

Hana mengangguk lalu duduk di sisi Nazwa. Cewek itu memang tidak pernah banyak bicara di depan orang yang baru dikenalinya—Poppy.

Identity [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang