Saya nulis buat kalian,
Kalian vote dan komen buat saya👍👍👍__________________________
Terkadang, mempertanyakan rasa dalam hati itu seperti Matematika.
Perlu banyak perhitungan untuk mendapat jawaban benar.
__________________________Malam kembali menyapa. Saat ini Nazwa tengah berkutat dengan buku-buku di meja belajarnya, menyelesaikan tugas-tugas sekolah juga pekerjaan sampingannya sebagai penulis naskah drama kolosal.
Dalam acara bulanan atau tahunan daerah, selalu rutin diadakan pentas seni. Khusus seni daerah. Baik itu drama, tari, mau pun alat musiknya.
Beberapa kali Nazwa berperan dalam pementasan drama sebagai storytelling, sedikit tidak menyangka sebenarnya pada kesempatan kali ini dia diberi kepercayaan untuk menulis naskah.
Ngh ... walau masuk akal juga, mengingat Nazwa pernah menulis sebuah novel pada salah satu platform menulis berlogo W oranye yang cukup populer. Jangan lupakan, dia juga merupakan founder pada sebuah komunitas literasi online.
"Akhirnya kelar juga tugas sekolah." Merenggangkan otot-ototnya. Nazwa meraih gawai yang sejak tadi terus berdering. Ada banyak notifikasi masuk pada gawainya, tetapi hanya notifikasi dari e-banking yang berhasil menarik perhatian Nazwa. "Ibu ngirim uang saku?" gumam Nazwa dengan senyum lebar. Itu artinya sang ibu memang sudah benar-benar sembuh. Syukurlah doa dan usahanya selama ini membuahkan hasil. Nazwa benar-benar tidak ingin kehilangan ibunya ... dia tidak mau benar-benar sendirian.
To: My Shine
Terima kasih, Bu. Nazwa sudah terima uangnya.
Setelah mengirim pesan pada Nyimas, gadis dengan piyama tidur bergambar panda itu kembali meletakkan gawainya. Beralih mengambil selembar kertas dan sebuah pena.
List Nazwa bulan September dan Oktober:
1. Biaya rumah sakit ibu✔
2. Bayar SPP
3. Dana untuk reward komunitas menulis
5. Kebutuhan bulanan✔
6. Santunan anak yatim dan fakir miskin✔Karena ibunya sudah sembuh dan sudah dibolehkan pulang, sekarang Nazwa bisa memberi centang pada list pertamanya. "Alhamdulillah, sekarang tinggal dua lagi daftar yang harus gue usahain," ucap Nazwa lega.
"Baru jam satu, masih ada waktu dua jam buat nyelesain naskah sama revisi." Setelahnya Nazwa kembali berkutat dengan pena dan kertas-kertas yang menyatu menjadi sebuah makalah, kembali menulis naskah ditemani alunan-alunan sendu yang terdengar syahdu di telinganya.
Sesekali Nazwa ikut bernyanyi.
Living all alone kinda forgot it's been that long
Since someone's gone, I've been trying to be a little bit strong
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity [Segera Terbit]
Teen Fiction☡Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan. Bagi Nazwa Marbawani, keluarga harmonis nan penuh kasih sayang adalah sesuatu yang terlalu 'fantasi', karena dia hidup di tengah keluarga yang keras. Orang tuanya masing-masing memiliki kekasih d...