Cie update lagi cie, cek chapter sebelumnya ya, siapa tau belum baca klen.
KOMEN YANG BANYAK DONG, GW LAGI SENENG :3
"Hpmu baru, ya?" Tanya Hyunjin begitu menyadari benda pipih yang sedaritadi Heejin pegang sekarang, lain dari yang dulu gadis itu miliki.
Kepala Heejin mengangguk, mengkonfirmasi pertanyaan Hyunjin barusan.
"Aku tau banyak pertanyaan yang mau kamu tanyain ke aku, tapi kerjaanku masih banyak.." Cicit Heejin pelan, dan Hyunjin meresponnya dengan tawa.
Tadi itu sebuah sindiran karena dirinya tak berhenti bertanya pada sang gadis, kebanyakan hanya tentang kebiasaan yang dia lakukan di negeri ini beberapa bulan belakangan.
Hyunjin bisa melihat kalau Heejin masih sibuk dengan email-email yang tak kunjung habis, mengecek data website bulak-balik dengan berkas yang ada di tangannya.
Belum lagi dia sudah menerima pesanan yang akan cukup menguras tenaganya serta juga kinerja otaknya untuk mendesain satu set perhiasan dari emas putih untuk dijadikan mas kawin.
Daritadi, sebetulnya pertanyaan-pertanyaan yang Hyunjin layangkan merupakan sebuah bentuk usaha Hyunjin untuk mendistraksi perhatiannya.
Eksistensi Heejin masih amat berbahaya untuknya sekarang, setelah pernah menyentuh gadis itu, rasanya Hyunjin tidak bisa menahan afeksinya kepada Heejin.
Bayangannya melihat Heejin menggunakan kacamata, duduk di balik meja kerja dengan kening berkerut dan ekspresi wajah serius menjadi kenyataan, dan itu membuatnya semakin sulit mengesampingkan perasaannya.
Dalam kepalanya dia berperang dengan perasaannya, berulang kali berseru kencang pada keinginan hatinya; masih mending lo dimaafin bangsat, tau diri dikit!
Merasakan tatapan Hyunjin, mata Heejin tidak bisa tidak bergerak untuk melihat kearahnya, tapi menemukan tatapan memuja itu lagi membuat hatinya berubah gundah.
Sebut dirinya munafik, dia memang menginginkan Hyunjin layaknya Hyunjin menginginkan dirinya, tapi ini tentang sebuah kepercayaan yang dikhianati, logikanya meragu, mendorongnya untuk tidak secepat itu kembali ke dalam kuasa Hyunjin.
"Jangan ngeliatin terus." Kata Heejin lalu kembali menatap layar laptopnya.
Lagi, Hyunjin terkekeh. "Aku ganggu, ya?"
"Iya." Sahut Heejin tanpa pikir panjang, tapi malah membuat kekehan Hyunjin berseloroh makin kencang.
"Maaf." Ujar Hyunjin, tapi matanya tidak beranjak pergi, dia masih ingin menatap Heejin yang sudah menghilang dari netranya selama beberapa bulan itu. "Tapi aku rindu kamu, banget."
Kerja jemari Heejin berhenti sesaat sebelum akhirnya gadis itu tersenyum meski dia tidak beralih untuk membalas tatapan Hyunjin lagi. "Aku tau." Sahutnya lalu tertawa, dia kembali melanjutkan urusannya. "Aku juga, tapi nanti dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] BACK 2 U
Fiksi Penggemar[18+] Sequel 2.0: WILD NIGHT The second chance for them to turning it back. Written by Audrey ©2020