Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Heejin, si anak bungsu dari keluarganya. Anak bungsu yang selalu identik dengan kata dimanja, disayang, diperhatikan oleh orangtuanya.
Sayangnya, tidak dengan gadis satu ini, ketika Heejin tumbuh besar, dia sudah terbiasa untuk memberikan pengertian pada orangtuanya.
Heejin memang anak yang manja, dia akan bergantung pada siapapun yang berkenan jika memang bisa, bukan dengan alasan perlu, tapi jika sudah menyangkut nama ibunya, tidak ada lagi yang bisa Heejin lakukan selain mengatakan 'iya'.
Jika dibilang si bodoh selalu ada di bawah bayang-bayang si pintar, berbeda dengan keadaan Heejin.
Heejin si cepat tanggap, tidak pernah keluar dari peringkat tiga besar sedari dia kelas satu hingga kelas enam, berbagai perlombaan dia ikuti, dan dengan bahagianya, dia selalu pulang dengan medali, tetapi selalu berada di bawah bayang kakaknya yang sering mengeluh dan bertindak sesuka hati.
Tidak, Heejin tidak menyalahkan siapapun dalam keadaannya yang seperti ini. Yuqi adalah kakaknya, sampai kapanpun akan selalu menjadi kakaknya yang baik hati dan tulus padanya.
Namun Heejin tidak bisa menyangkal kalau dalam hatinya dia merasa iri pada gadis itu, ya, Heejin iri tentang bagaimana perhatian sang mama selalu tertuju pada Yuqi. Sedari Heejin kecil, dirinya akan terus menerus di bawah bayangan Yuqi, selalu.
Sebanyak apapun medali yang Heejin bawa ke rumah, setinggi apapun nilainya yang tertulis di rapot, akan selalu menjadi topik kesekian sang mama untuk disorot.
Sedangkan ketika Yuqi membuat masalah, menentangnya, melawannya, itu akan mempengaruhi keadaan hatinya secara menyeluruh.
Heejin hanya lelah melihat sang mama terus-terusan bersedih hati, tak jarang Heejin memiliki rasa ingin menggebuk Yuqi setiap kali gadis itu bertengkar dengan mama atau menjawab ucapan mama, terkadang juga membuat mama tersinggung dengan kalimatnya.
Nyaris setiap hari mama dan Yuqi bertengkar, apa lagi masa-masa Yuqi baru masuk kampus, perbedaan pendapat kerap terjadi, membuat mereka berdua beradu argumen dengan sengitnya.
Makanya Heejin selalu bersikap baik, menurut dengan ucapan mama, dan berusaha memberikan alasan untuk sang mama agar berbahagia, tapi hasilnya selalu seperti itu, dan sepertinya akan tetap seperti itu.
Mama selalu condong kepada Yuqi dan selama ini hanya Eunha yang mengerti perasaan Heejin, membuat Heejin langsung pergi dari rumah di Bogor ke Jakarta setelah Eunha menikah, tinggal bersama tante, om, dan sepupunya.
Om Seunghyun itu kakaknya mama, dulu saat Heejin masih piyik, om Seunghyun dan tante Bora, yang masih tinggal di Bogor, sering mengasuh Heejin lalu membawanya tinggal bersama mereka beberapa hari karena mereka belum dikaruniai anak. Hingga akhirnya kabar baik datang saat ulang tahun pertama Heejin, Bora hamil. Saat Heejin masuk SD dan Yerim berumur 4 tahun, akhirnya keluarga Yerim pindah ke Jakarta.