HELLO JAKARTA

451 57 40
                                        

Heejin merentangkan tangannya begitu mereka keluar dari pesawat, menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin merentangkan tangannya begitu mereka keluar dari pesawat, menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan berat.

"Welcome home." Bisik Hyunjin ketika mereka sedang berjalan menuju terminal, dia memeluk tubuh Heejin dari belakang sebentar sebelum akhirnya merangkul gadis itu dan lanjut melangkah, tidak mempedulikan eksistensi para penumpang pesawat yang lain.

Rumah. Ulang Heejin lamat dalam hatinya. Ya, rumah.

Mereka semua beriringan sebelum akhirnya berpisah di pintu keluar, Jaemin yang selama beberapa hari menitipkan mobilnya di bandara langsung pulang bersama Mia dan Shuhua, sedangkan Jihoon dan Jinyoung memesan taksi online, sama seperti Hyunjin dan Heejin.

Awalnya Heejin kira mereka akan pergi ke kontrakannya, dia sudah menghubungi Wonyoung untuk menkonfirmasi adik sepupunya ada disana atau tidak, meski belum dibalas.

Tapi begitu menyadari laju mobil malah masuk ke jalan tol, bukannya berbelok ke daerah kontrakannya Heejin jadi mengerutkan dahinya bingung. "Lho, mau kemana?"

"Rumah." Sahut Hyunjin enteng, seperti biasa, dia menyandarkan punggungnya ke belakang sambil memejamkan mata setiap kali dia baru turun dari pesawat. "Mimi mau ketemu kamu."

"Kok gak bilang?!" Sahut Heejin panik. "Aku buluk!"

"Kamu lebih takut buluk pas ketemu mimi daripada pas ketemu aku?" Tanya Hyunjin heran.

"Ya iya!" Sahut Heejin lebih cepat dari sebelumnya. "Kan ini pertama kalinya aku ketemu mimi kamu!"

"Mimi kamu juga, udah lah, gak bakalan peduli juga mimi ngeliat kamu buluk." Kata Hyunjin lalu menarik Heejin agar bersandar ke bahunya. "Lagian kamu mah mau buluk gimana juga tetep cantik."

Heejin langsung berdecih pelan, meski tubuhnya mengikuti instruksi Hyunjin, tangannya bergerak masuk ke dalam tas tangannya dan menarik keluar cermin kecil, bedak, lip tint, serta face mist-nya.

Hidung Hyunjin ikut mengernyit ngeri saat Heejin menyemprotkan face mist ke wajahnya. "Itu apaan?" Tanya Hyunjin heran.

"Face mist, mau nyobain?" Tawar Heejin sambil mengipas-ngipas area muka menggunakan cermin genggamnya.

"Buat apaan?" Tanya Hyunjin lagi, tidak menjawab Heejin karena masih penasaran.

"Biar seger muka kamu, merem coba?" Titah Heejin pada Hyunjin dan langsung dituruti, detik berikutan cairan itu turut membasahi wajah Hyunjin yang ekspresinya seperti sedang ingin dipukul atau apa.

Kekehan geli meluncur mulus dari mulut Heejin. "Cemen banget, gitu doang takut!" Ledek gadis itu, dan kali ini Hyunjin yang berdecih.

Mereka berdua sama-sama diam setelahnya, Heejin memeluk pinggang Hyunjin dan membiarkan pemuda itu kembali beristirahat, jujur saja, Heejin juga sebenarnya masih mengantuk.

[3] BACK 2 UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang