Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jungwoo baru sampe, lho?" Tegur mama Seo begitu melihat putri bungsunya bergegas siap-siap lagi, hendak mengantarkan Hyunjin ke bandara.
Baik Heejin ataupun Hyunjin sendiri langsung diam di tempat, eksistensi yang lain disana tidak membantu sama sekali karena tidak ada yang berani melawan Seohyun.
Seohyun dan Heejin yang matanya sama-sama besar itu saling pandang, bedanya, jika sang mama melotot galak tanda tidak setuju, yang satunya lagi memelas dan membujuk.
Sekitar sepuluh detik, barulah Heejin mengalah sambil menghela nafasnya gusar, kedua tangannya meraih lengan Hyunjin posesif, kali ini dia bersetatap dengan Jungwoo yang daritadi memperhatikan.
"Kak Jungwoo ikut aku nganter, yuk?" Ajak Heejin, suaranya lebih cempreng dari biasanya, tanda gadis itu tengah merengek.
Sambil terkekeh pelan melihat tingkah laku Heejin, Jungwoo menggelengkan kepala. "Masih capek semua badan aku, bayi." Tolaknya.
Untuk beberapa alasan, kalimat Jungwoo barusan berhasil membuat Hyunjin tersentil pelan emosinya, sisi sinisnya mencibir sebutan yang Jungwoo pakai untuk memanggil Heejin tadi.
"Oh iya.." Gumam Heejin lagi, makin jelas ketidak setujuan Seohyun, makin erat lula genggaman Heejin, bahkan gadis itu sudah berubah posisi, jadi memeluk lengan Hyunjin.
"Aku berangkat sendiri aja." Kata Hyunjin, tidak bisa tidak mengusap pipi Heejin menggunakan ibujarinya. "Ada Yuna sama Hyuka yang anterin."
"Kamu mesti banget pulangnya hari ini?" Kini gadis itu merengek pada Hyunjin, wajahnya tenggelam di dada pemudanya.
Kekehan Hyunjin menyapa indera pendengaran Heejin, membuat dia semakin mengeratkan pelukannya, enggan membiarkan kekasihnya pergi.
Hal itu memperkuat perkiraan Hyunjin tentang tamu bulanan Heejin yang sudah dekat, lihat saja kemarin gadis ini menolaknya, lalu tadi pagi tidak perlu disebut, sekarang tingkahnya seperti anak umur lima tahun yang hendak ditinggal orangtuanya pergi.
Sebenarnya bisa saja sih Hyunjin tidak pulang walau uang tiketnya tidak diganti oleh sang mimi, atau bisa saja mengganti jadwal penerbangan, tapi keki juga jadinya dia di depan orangtua Heejin nanti.
"Enggak bisa, kan kamu udah tau mama aku yang minta aku pulang." Sahut Hyunjin dengan nada menjelaskan dan membujuk, suaranya pelan dan dalam saat dia bicara di dekat telinga Heejin, agar hanya gadis itu yang mendengar.
Heejin merengek lagi, urat malu gadis itu sudah putus di depan mama dan papanya, sedangkan Hyunjin daritadi sudah merasa wajahnya panas dan membara.
"Bunny? Hey?" Panggil Hyunjin, dia mencoba untuk menarik rahang gadis itu agar menatap kearahnya lagi. "Jangan gini, nanti diledekin Hyuka, tuh liat mukanya udah nyebelin."
Hyuka tidak bisa menahan tawanya lagi saat mendengar ucapan Hyunjin barusan. "Tau lo kak, apa gak malu sama gue?"
"Diem lo!" Sahut Heejin galak, dia mendelik kearah Hyuka dengan sinis, tapi buru-buru menatap Hyunjin lagi. "Lo kemarin pas putus juga nangis!"