"Apa kau menemukan nya?"
Aline duduk dengan pasrah di kursi perpustakaan, "Aku hampir ketahuan oleh Mister Flitch."
Hermione menghela nafas, "Alright, don't be sad. Kau bisa bertemu dengan nya setelah pulang nanti."
"Aku saja tidak tahu apa dia akan ada di rumah malam nanti. Sebagian buku nya hilang asal kau tahu." balas Aline di susul helaan nafas dan tampang menyerah nya.
"Yang harus nya kau lakukan adalah," Hermione meletakkan buku tebal di meja samping Aline. "Membaca ini, setelah makan siang kita punya ujian di pelajaran Herbiologi."
"Demi Tuhan," Aline memejamkan mata nya, "Aku lebih baik jadi incaran Dementor."
"Huum." Hermione tersenyum, "Kau belum bisa menggunakan sihir penangkal nya, bukan?"
Aline memutar bola mata nya dengan malas, "Terserah."
"Hermione, kau di panggil Professor Mcgonagall." Seamus menatap Aline, "Hey, Aline. Menikmati tugas mu sebagai asisten Professor Snape?"
Aline tersenyum sekejap lalu kembali berubah datar, "Sangat menikmati nya, Seamus."
Hermione mengangkat bahu nya, "Aku akan segera datang. Dan kau Aline," Hermione menatap teman nya, "Cari buku tentang tanaman berbahaya untuk ku." Hermione menarik Seamus yang sepertinya mau mengajak Aline berbicara.
Aline menghela nafas kasar, dia merasa hidup nya begitu tak berarti. Entahlah, terkadang ia merasa untuk sangat malas melanjutkan hidup.
Aline berdiri dari duduk nya kemudian mulai mencari apa yang teman nya minta. "Cara menghentikan tangisan bayi? Kenapa itu ada di sini?" heran Aline sambil menggelengkan kepala nya pelan. Mata nya terus berkeliling, membaca judul demi judul.
Saat Aline menemukan judul yang ia cari. Ia merasa seseorang di belakang nya, dalam jarak yang sangat dekat. Segera Aline berbalik dan terkejut saat melihat wajah pria itu, "Sir!" Aline memejamkan mata nya sambil memegangi dada nya. Ia rasa jantung nya seperti akan loncat ke tanah.
"I heard you like mister woods."
Aline menaikkan satu alis nya. Dari banyak nya hal yang perlu ia jelaskan, dia memilih itu?
"S-sir, itu tidak penting sekarang-"
"Itu penting, Aline." mata Severus kian menajam, "Sangat penting."
Aline mengerutkan kening nya ketika sadar jarak mereka sangat dekat, "Sir? Apa kau sedang dalam kendali ramuan itu?"
"Apa aku terlihat seperti itu?" tanya pria itu dengan suara sedingin kutub selatan, bahkan lebih dari itu.
Aline menyipitkan mata nya, "Kau tidak akan berani menatap ku jika sedang dalam keadaan sadar-"
"Demi Tuhan, Aline. Aku sedang menatap mu dalam jarak 50 centi tanpa pengaruh ramuan apapun." potong Severus. "Yang ingin ku tanyakan adalah, kau benar-benar menyukai senior mu itu?"
Aline diam sejenak, ia masih tidak yakin pria ini dalam keadaan sadar. "W-well, yeah. Ku rasa ada banyak gadis yang menyukai nya juga."
"I don't care about another girls, but you!" Severus semakin mendekatkan tatapan nya membuat Aline merapatkan diri ke rak buku. "Katakan pada ku, apa itu benar?"
Aline merasakan ada yang aneh dengan pria ini. Tidak hanya tingkah laku nya, tapi juga dari tatapan nya yang sedikit memancarkan rasa marah. "If i said, yes. What you gonna do?"
"I will be mad at you, like any other couple." balas Severus dengan cepat tanpa beban.
Sedangkan Aline langsung tergagap dan menoleh ke kanan dan ke kiri, takut jika seseorang menemukan mereka dalam posisi Severus yang ingin menyerang Aline.
"Sir!" kesal Aline tertahan. "Kita berada di perpustakaan bukan di rumah mu."
"Aku tak perduli jika ada yang melihat, mungkin mereka akan menyebarkan rumor aku sedang bercumbu dengan seorang gadis di perpustakaan. Maka dengan begitu, Mister Woods tidak akan mendekati mu lebih jauh lagi."
"SIR!"
Aline menatap nya kesal sekaligus heran, "Tell me the truth! Kau dalam pengendalian ramuan itu!"
"Harus berapa kali aku katakan, Aline." tatapan Snape kian menyeramkan, "I'm a hundred percent aware!"
"Karena kau terlihat aneh! Cemburu pada ku, huh? Terakhir kali kau cemburu, pada malam saat kau sedang makan malam dengan professor Grout dan kau meminum ramuan itu!"
Severus terdiam menatap manik kehijauan Aline yang seratus persen mirip dengan Lily itu. Ia menghela nafas lalu menjauhkan tubuh nya membuat Aline bernafas lega, "Aku melihat mu."
"Huh?"
"Aku melihat mu di kaca itu," Severus menundukkan kepala nya lalu kembali menatap Aline. "Bertahun-tahun aku hanya melihat Lily di sana. Tapi hari ini, yang ku lihat adalah kau."
"Aku membenci diri ku karena pada kenyataan nya," Snape menatap Aline dengan dalam, "Aku menginginkan mu.
Hanya Aline yang merasakan atau memang benar pria ini semakin mendekat. Dan dia tak bisa kemana-mana, pergerakan nya di kunci.
"Semakin aku mencoba untuk menjauh, kau seakan semakin menarik ku kembali. Itu sebab nya," Severus menarik nafas, "Aku tak bisa untuk memalingkan mata ku saat melihat wajah mu."
Aline menahan nafas nya saat pria ini benar-benar di depan nya, "S-sir. . .,"
"Aline,"
"Aline? Apa kau menemukan yang aku minta-Hell."
Aline memejamkan mata nya menyesali apa yang telah di lihat gadis itu sekarang. Dan sedikit bersyukur bahwa yang melihat nya adalah Hermione, bukan orang lain.
"Maaf, jika aku menganggu."
Aline mendorong bahu pria itu menjauh, "N-no-no, Hermione," Aline menatap pria itu tajam lalu keluar dari area cengkraman nya. "Ak-aku menemukan buku yang kau minta." Aline menyerahkan buku pada gadis yang tengah membalikkan tubuh nya ini.
Hermione mengambil buku itu dengan cepat, "Thanks. Um. Aku rasa aku harus pergi. Jangan lama-lama, Aline. Sepuluh menit lagi jam makan siang."
Aline menarik nafas panjang lalu berbalik menatap suami nya itu. "Bagaimana jika tadi itu adalah orang lain, Professor? Aku akan menjadi selebriti baru menyaingi Harry!"
"Maksud mu Nona Greengar sudah tahu tentang ini?"
"Of Course! Dia gadis terpintar di angkatan ku." kesal Aline.
Severus menatap Aline dengan tatapan suram nya, "Kita akan selesaikan ini nanti malam." pria itu berjalan melewati nya namun baru beberapa langkah ia berbalik, "Jangan terlihat di mata ku, kau mendekati Mister Woods, Aline."
Aline mengusap wajah nya frustasi, "Bloody hell."
T B C
AUK AKH MAKIN GA JELAS.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK-!
KAMU SEDANG MEMBACA
TENDERNESS OF LOVE
FanfictionKetika langit memilih mu, Bayangkan saja kau menjadi istri dari seorang Professor dingin, tak berperasaan, irit bicara dan tak menghargai apapun yang kau lakukan dan kau tak bisa bercerita pada siapapun karena hubungan kalian sangat rahasia. Itulah...