#21

2.2K 312 65
                                    

Aline sedang duduk di samping Harry, mereka sedang menyalin catatan yang di berikan oleh Professor Lupin. Namun seperti nya gadis itu kesusahan, tangan nya masih terluka dan belum di obati.

"Aline? Kau sudah selesai menyalin nya?"

Aline menoleh dan menemukan pria berkacamata bulat itu, Aline mengulum bibir nya. "No, Harry. My Hand–"

"Are you get blood?" kaget Harry dan langsung menarik tangan gadis itu dan menatap nya panik, "Bagaimana bisa tangan mu terluka dan kau tidak mengobati nya?"

"Aku–aku hanya tak sengaja terluka saat mengerjakan tugas dari Professor Snape."

"Ini bisa semakin buruk, Aline. Kau harus–"

"Apa yang membuat kalian sedikit ribut, Harry? Aline?"

Kedua nya tersentak dan menoleh ke sumber suara. Ternyata guru mereka yang berdiri di belakang nya.

"Sir," panggil Harry, "Tangan Aline."

Remus menolehkan tatapan nya ke arah tangan yang sedang di genggam oleh Harry. Ia terdiam sejenak, lalu menatap Aline dengan tatapan tidak suka.

"Apa kau di perlakukan tidak layak oleh pria itu, Aline?"

Aline tersentak lalu menatap ke sekitar, memastikan semua nya tidak keheranan mendengar perkataan pria ini. Aline menarik nafas, "No, sir. Aku hanya–"

"Ketika kelas selesai, kau tetap di sini."

Setelah mengatakan hal itu, Remus kembali berjalan ke depan menuliskan lanjutan materi tentang cara pertolongan pertama saat terkena kutukan berbahaya. Aline menghembuskan nafas nya kasar lalu menatap Harry, "Ini takkan berakhir baik, Harry." sedangkan pria itu menatap nya bingung.

Ron mendekat ke arah Hermione yang duduk di samping nya, "Apa Professor Lupin dan Professor Snape sedang bertengkar?"

Hermione spontan menoleh menatap Ron, "Kenapa kau berfikir seperti itu?"

"Kau tidak lihat tadi?" heran Ron, "Cara Professor Lupin menyebut nama pria itu dengan nada tidak senang."

Hermione diam sejenak lalu menghela nafas, "Ku rasa itu bukan urusan kita."

*.*.*.*.*.*.*.*.*

Aline diam saat pria itu sedang melilitkan perban di tangan nya saat sesudah memoleskan obat. Aline menarik nafas panjang, ia tahu pria ini sangat khawatir dengan nya tapi tidak bisakah dia menahan perasaan nya ketika di hadapan semua orang?

"Apa yang menyebabkan tangan mu terluka, Aline?" tanya Remus tanpa menoleh dan fokus melilitkan perban itu.

Aline menghela nafas kasar, "Aku menggengam tangkai bunga Mawar dengan kuat, Sir."

"Why?" tanya Remus lagi.

Aline membuang tatapan nya, merasakan mood nya sedang buruk saat ini, "Aku sedang berjalan di lorong sekolah bersama Professor Dumbledore dan percakapan kami mulai tidak baik. Emosi ku tak terkendali dan menggengam tangai bunga itu dengan kuat sebagai media penyaluran."

Remus akhirnya menolehkan kepala nya menatap gadis itu, ia perhatikan wajah nya hingga akhirnya ia membuang nafas kasar.

"Dia mulai membuka hati nya, ya?"

Aline menatap pria itu lalu menatap nya dengan penuh tanda tanya.

"Dia terlihat sangat marah saat melihat mu dengan mister Woods." balas Remus sebagai jawaban tatapan Aline.

Aline mengerti lalu kembali membuang tatapan nya, "Yeah, semua orang juga mengatakan hal yang sama. Dia di takdirkan untuk mencintai ku dan aku di takdirkan untuk menjadi cinta nya." Aline menelan ludah nya, "Takdir memegang kendali kehidupan."

TENDERNESS OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang