#2

3K 393 64
                                    

Aline dan Oliver mengangkut masing-masing dua tanaman Mandrake. Selagi berjalan, mereka saling berbincang satu sama lain. Tentang Quidditch terutama, pria itu sangat mengharapkan Aline datang dan bersorak dengan suara paling kencang.

Oliver juga menceritakan bagaimana wajah kebingungan Harry saat pertama kali latihan dan itu membuat Aline tertawa senang.

Tanpa terasa, pintu ruangan kepala asrama Slytherin itu sudah di depan mata.

Aline dan Oliver saling tatap, pasal nya kedua tangan mereka sudah di gunakan untuk memegang pot Mandrake.

"Bagaimana jika kita menendang pintu nya saja?" usul Aline.

"Kau gila?" kaget Oliver. "Kita bisa di sihir—"

Belum sempat Oliver menyelesaikan kalimat nya, pintu itu terbuka menampilkan pria tinggi dengan perawakan sedikit suram dan mata hitam tajam nya yang menatap ke arah Aline dan Oliver.

"Well, Aline. Aku tidak menyuruh mu untuk meminta bantuan pada Mister Woods."

Oliver mengerutkan kening nya heran. Pasalnya pria itu tidak terlalu dekat dengan murid manapun hingga memanggil nya dengan nama depan. Namun Oliver menggeleng pelan, mungkin karena Aline adalah asisten nya jadi dia berusaha mendekatkan diri dengan gadis itu — Oliver berusaha berfikiran positif.

Aline menelan ludah nya kasar, tak tahu harus apa. Jika pria itu sudah menatap nya tak suka, sudah pasti ini takkan berakhir baik.

"Aku yang menawarkan bantuan pada nya, Professor."

Kini tatapan Snape beralih pada Oliver. Mata nya menatap intens, mencoba menelisik kebohongan namun yang ia temukan hanya tatapan lembut dari seorang pria Woods itu.

Snape tersenyum paksa,

"Well, Terimakasih Mister Woods

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Well, Terimakasih Mister Woods. Tapi untuk ke depan nya, biarkan Aline melakukan tugas nya sendiri."

Oliver mengulum bibir nya mendengar kalimat yang sangat kasar menurut nya karena itu mungkin saja menyinggung hati Aline.

"Kau bisa meletakkan pot itu di bawah dan silahkan pergi."

Oliver meletakkan pot itu dengan hati-hati karena takut jika ada kesalahan dan itu pecah, ia belum siap mendengar suara teriakan makhluk yang ada di dalam nya. Setelah melakukan nya, Oliver tersenyum kecil ke arah Aline sebelum akhirnya berjalan meninggalkan gadis itu.

"Dan kau Aline," Snape menatap nya sejenak, "Bawa itu semua ke dalam."

Aline menganga lebar, kenapa saat ada Oliver dia hanya menyuruh nya untuk meletakkan di lantai? Kenapa? Padahal ia bisa saja menyuruh pria itu membawa nya ke dalam dengan begitu pekerjaan nya sedikit ringan. Dan sekarang dengan tega nya ia menyuruh Aline membawa keempat pot itu ke dalam sendirian?

Demi Tuhan, ia pasti dewa pemberi beban.

Dengan perlahan Aline membawa pot berisi bayi Mandrake itu dengan hati-hati, tak ingin melakukan kesalahan yang membuatnya akan di marahi pria itu. Satu, demi satu. Hingga akhirnya, Aline berhasil membawa semua pot itu dengan aman dan tidak ada tanah yang tumpah sedikitpun dan tak terdengar pohon itu menangis.

TENDERNESS OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang