12 - Musuh

44 11 0
                                    

Kemarin siang, sesuai dengan apa yang Riqqah ucapkan, ia diperkenalkan dengan agen-agen yang lainnya di sana. Ia merasa senang bisa berkenalan dengan mereka semua, ia jadi memiliki keluarga baru di sana. Namun, sayang kemarin ketua EM, yang bernama Sulthan tidak menghadiri makan siang karena ada keperluan lain.

Mula-mula ia diperkenalkan dengan mentor-mentor. Di bagian blue word yaitu Hadi Adli, di bagian go green ada Dzuhairi yang biasa dipanggil Kak Ri, dan di bagian animal friendly ada Balqis.

Kemudian, ia juga dikenalkan dengan kawan-kawan sejawatnya yang terbagi menjadi tiga tim. Di sini, ia mengetahui pria lain selain Halim yang bergabung di Eroi Musulmani ini.

Di blue world ada Syauqiya, Anum, dan Haidar yang ingin dipanggil Hai. Di go green ada Gibran, Akmal, Fairuz, dan Eliza yang entah mengapa raut wajahnya masih saja terlihat sinis di hadapan Syauqiya. Di animal friendly ada Halim, Anas, Annisa, dan Syafiqah yang dipanggil Sya.

Sembari menunggu jam masuk kuliahnya, Syauqiya membaca-baca artikel tentang Eroi Musulmani di bangku perpustakaan. Tentu saja artikel tentang EM itu tidak berasal dari perpustakaan, melainkan dari surel yang Riqqah kirimkan. Syauqiya mengklik layar hologram yang berasal dari gawainya yang berupa cincin itu.

Ada dua Hearth dalam EM. Blue Hearth untuk pria dan Green Heart untuk perempuan.

"Ooh macam tuh," gumam Syauqiya.

Water Element (WE) dimiliki oleh agen Blue Word (BW). Agen biru ini bukan semata-mata bekerja menjaga kejernihan air, tetapi mereka juga memiliki kekuatan unik yang menakjubkan.

Dengan bantuan teknologi, agen biru bisa memindahkan air lewat matanya, membuka air seperti membuka pintu lemari, menyingkap air seperti menyingkap gorden, pokoknya bisa menguasai air. Dan yang menakjubkannya lagi, agen biru bisa merubah dirinya menjadi robot air, yang bisa membawanya melarikan diri lewat pipa air.

"Hah? This is very amazing!" lirihnya takjub.

Lalu, dengan bela diri, kekuatan dari individu agen biru masing-masing, mereka bisa berjalan di atas air. Namun sebenarnya, semua agen juga diajarkan hal ini, tapi yang lebih jago tentunya agen biru.

Natural Element (NE) dimiliki oleh agen Go Green (GG). Agen hijau ini, selain menjaga kelestarian pepohonan, mereka juga memiliki kekuatan yang tak kalah menakjubkan.

Mereka bisa menguasai tumbuhan, maksudnya kekuatan yang mereka miliki bisa mengarahkan batang tanaman merambat untuk membelit musuh, melindungi manusia agar terhalang dari sentuhannya dengan menyerang musuh melalui lemparan tanaman beracun, dan lainnya. Lalu, mereka bisa berubah (berkamuflase) menjadi pohon untuk mengelabui musuh, sehingga keberadaan mereka sulit didapatkan musuh.

"GG juga gak kalah keren."

Inner Element (IE) dimiliki oleh agen Animal Friendly (AF). Agen abu ini bukan berarti hidup dan hatinya kelabu. Namun, agen abu ini adalah orang-orang terpilih yang memiliki kekuatan batin yang kuat dan tulus. Maksudnya, mereka itu lebih perasa dan peka terhadap makhluk hidup; manusia, khususnya binatang. Maka dari itu, jangan heran jika mereka bisa mengendalikan hewan-hewan yang mengamuk menjadi tenang kembali. Hal itu dikarenakan kuasa Allah dan anugerah-Nya yang diberikan kepada agen abu.

"Ooh pantesan Halim jadi IE, dia kan emang pekaan," ucapnya setelah mengingat sosok sahabatnya yang begitu baik dan pengertian.

Agen abu ini memang tidak bisa berubah menjadi robot air, atau berkamuflase menjadi tanaman. Namun, jangan khawatir, agen abu ini dapat menggali tanah dengan cepat untuk menjadikannya jalan keluar yang memang jalur bawah tanah tersebut jarang dipantau oleh cctv.

Selain itu, agen abu ini penasihat yang baik juga.

"Hebat-hebat gini, musuh EM harusnya gak macem-macem ya, harusnya mereka nyerah duluan," opininya.

...

"Sebagai keturunan Axello Zen. Saya tidak akan pernah berhenti menyelidiki antek-antek Zain Al-Barkah. Saya tidak akan menyerah! Apa nama antek-antek itu, Wira?" tanyanya sambil tersenyum miring ke arah asisten pribadinya, sekaligus partner terdekat dari rencananya.

"Eroi Musulmani, Axel," jawab Wira yang kemudian berbalas senyum miring dengan rekannya.

"Sialnya, suruhan kita itu, profesor tidak berguna itu," Axel mengepalkan kedua tangannya menahan amarah, "malah membunuh Khalil Muslih dan Alimah Deena."

Di ruangannya tersebut, terdapat sebuah foto berukuran 2R yang tertempel di papan tulis. Foto itu tidak lain adalah foto Khalil dan Alimah. Di atasnya ada tulisan 'wanted'. Axel melihat foto tersebut dengan tatapan tajam. "Susah payah saya mencari keterangan tentang mereka yang merupakan bagian dari Eroi Musulmani. Tapi sekarang ... jejak Eroi Musulmani jadi terkubur bersama dengan terkuburnya mereka."

"Untung saja profesor sial*n dan tidak becus itu sudah kubunuh, jika tidak, dia pasti akan menghancurkan rencanaku terus-menerus."

Wira memegang bahu Axel. "Untuk apa, Tuan Axel? Masih saja kesal dengan kejadian tersebut?"

Axel memandang foto tersebut dengan amarah yang masih belum padam. "Saya gak bisa melupakan kejadian itu dengan mudah, kerja keras saya selama bertahun-tahun untuk menemukan jejak EM, berantakan!"

"Tuan, cukup. Itu sudah masa lalu. Jadikan pelajaran saja, agar tidak salah langkah kedepannya. Ingat, sekarang kita sudah menemukan bagian dari Khalil dan Alimah."

Diingatkan begitu, amarah Axel yang membara, perlahan mereda setelah mengingat sosok putri semata wayang mereka berdua yang masih ada. Kemungkinan terbesar, kalau putrinya juga mengetahui soal Eroi Musulmani. "Syauqiya putri Khalil ...," gumam Axel diakhiri dengan senyum jahatnya.

***

Eroi Musulmani [Revisi Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang