Langkah kaki Syauqiya berjalan mendekati kendaraan terbang yang memiliki aksen roda dua, atau biasa disebut dengan motor terbang, setelah ia selesai rapat dengan rekan kerjanya di B. Ia menghidupkan motor tersebut dengan menempelkan sidik jari jempolnya ke tombol khusus sidik jari, yang terletak di samping kunci yang tertutup. Kemudian, lubang kunci pun terbuka setelah mengenali pemiliknya. Ia pun lekas menghidupkan motornya dan mengenakkan helm.
Setelah mengucap doa, ia pun melajukan motornya di udara.
Kendaraan-kendaraan terbang hanya bisa berkendara di ketinggian rendah, tidak bisa menyamai ketinggian pesawat yang terbang di angkasa nan jauh di sana. Hal itu diatur agar kendaraan-kendaraan terbang tidak saling bertabrakan, menghindari kemacetan, dan juga menjaga keamanan kota.
Orang-orang yang memiliki kendaraan terbang dibatasi jumlahnya, biasanya dalam satu keluarga hanya boleh satu motor dan/atau satu mobil. Itu pun tidak banyak, karena harga motor dan mobil terbang itu tergolong tinggi. Tidak semua orang bisa menjangkaunya.
Namun, kendatipun tidak semua orang dapat menikmati kendaraan tersebut. Kendaraan yang merayap di jalanan pun tidak kalah keren. Mesin-mesin di mobil atau motor sudah sangat canggih dan nyaman.
Did!
Syauqiya merasa risih ada orang-orang yang tiba-tiba menekan klakson nyaring secara bersamaan di sekitarnya. Tidak ... ini bukanlah hal yang lumrah terjadi, ini merupakan hal yang tidak benar. Biasanya, yang melakukan hal tersebut adalah geng motor.
Syauqiya mengerutkan dahinya dan melihat ke arah kaca spion. Di belakang ada tiga orang yang menaiki motor terbang berbeda, dengan desain motor khas anak geng motor yang sama. Syauqiya beralih melihat ke arah sampingnya, ternyata kendaraannya diapit oleh dua orang lainnya.
Astagfirullah. Masalah soal orang tuaku dan juga masalah dengan Eliza belum beres. Ini kenapa mereka mengepungku? Gumam Syauqiya cemas.
Syauqiya menambah kecepatan gasnya, ia melaju menjauh dari orang-orang yang tidak ada kerjaan seperti mereka. Namun ... ckit!
Syauqiya me-rem motornya mendadak saat ada satu mobil terbang yang desain bodinya selaras dengan anak-anak geng motor tadi. Ia kebingungan mendapati geng motor tersebut mengganggunya tanpa alasan.
Sebentar, tanpa alasan? Rasanya, tidak mungkin mereka mengusik seseorang yang tidak ada apa-apanya seperti Syauqiya. Syauqiya unjuk gigi saja tidak, bagaimana bisa mereka membahayakannya tanpa alasan yang jelas?
Ia mencoba mencari jawaban sambil melihat ke belakang—anak geng motor yang sedang mendekat ke arahnya—dan menatap mobil di depannya. Seketika, matanya mulai fokus pada satu titik di mana logo tersebut berada. Itu bukanlah logo yang asing di matanya.
"Itu kan ... Tecno Zen!" tebak Syauqiya. "Ya Allah! Ini bukan kebetulan. Ini telah direncanakan! Axel pasti mau mencelakakanku!"
Ia lekas mengambil tindakan untuk melarikan diri. Ia memanglah seorang agen resmi EM, tetapi dalam keadaan darurat seperti ini, apalagi dikepung, ia tidak bisa membongkar identitasnya. Melarikan diri dari pengepungan ini seolah suatu kewajiban, agar dirinya bisa selamat dari serangan pria yang lebih dari lima orang itu.
Ia mengambil pilihan untuk melajukan motornya ke ketinggian yang lebih rendah lagi. Gasnya semakin ia tambah agar bisa segera terlepas dari pandangan mata mereka yang masih semangat mengejar di belakang sana.
"Apakah Halim bisa menolongku?" gumamnya.
Setelah berpikir cepat, ia pun memutuskan untuk menghubungi sahabatnya. Ia menekan tombol di helmnya, yang dapat terhubung dengan gawainya. "Please, call Halim".
KAMU SEDANG MEMBACA
Eroi Musulmani [Revisi Version]
Ciencia Ficción[COMPLETED] Sci-Fi - Fantasy - Spiritual 🏆Daftar Pendek Wattys 2022 🏆Pemenang Wattys 2022 - Science Fiction Kau tidak tahu apa yang pernah terjadi, tapi tuduhan pedih melayang kepadamu. -Revisi Version- ©2022 Nur Aida Hasanah