05. Menakuti

68 17 3
                                    

Ketika hendak serapan pagi di sebuah ruang makan, tiba-tiba dua orang bertopeng babi muncul dari balik pintu dengan menenteng pisau dan golok. Dengan gagahnya mereka berdua berjalan masuk ke tengah ruangan dan menodongkan pisaunya sambil bersuara "Ngrokk Ngrook," berkali-kali. Menyerupai suara babi sungguhan.

Semua orang yang berada di ruang makan sontak terkaget-kaget melihat kedatangan dua manusia bertopeng babi itu. Mereka panik, dan mundur beberapa langkah menjauhi dua manusia bertopeng babi itu. Beberapa karyawan perempuan tampak berteriak histeris sembari menangis-nangis.

Aku sendiri pernah melihat salah satu topeng babi itu. Tidak salah lagi, itu adalah topeng babi yang kulihat di ventilasi pintu kamar Samsul. Hanya saja, topeng babi itu tak berlumuran darah, tidak seperti yang kulihat beberapa minggu lalu.

Tapi yang perlu diketahui, Sebenarnya siapa orang dibalik topeng itu? Lalu apa tujuan mereka?

Tak lama setelah kemunculannya, tiba-tiba mereka -dua manusia bertopeng babi- menjatuhkan pisau dan goloknya, lalu berjoget-joget seperti orang gila. Semua orang menganga terbingung-bingung. Sebenarnya apa yang mereka rencanakan? Apakah mereka orang gila? Begitu kira-kira yang sedang mereka tanyakan jika ditilik dari mimik wajahnya.

Sejurus kemudian, dua manusia bertopeng babi itu membuka topengnya. "BAAAAAAAAA!" seru orang di balik topeng itu saat setelah membuka topengnya. Tampaklah wajah mereka, yang tak lain adalah Billy dan Bambang "PRAAANKKKK!" serunya lagi dengan wajah yang begitu puas dan bahagia.

Rupanya menusia bertopeng babi itu adalah Billy dan Bambang. Dengan seenak jidat, mereka menipu kami.

Ahhh sialan! Mereka kira candaan mereka lucu? Semoga saja Lintang segera menggampar wajah mereka berdua. Seenak jidat membuat ruang makan ini menjadi menegangkan.

Bambang dan Billy tertawa terpingkal-pingkal di hadapan kami. "KALIAN KENA PRANK!" kata Billy sembari tertawa-tawa.

Para karyawan yang melihatnya hanya mendengus kesal. Mereka kemudian mulai mangacuhkan Bambang dan Billy sembari mengambil jatah sarapan pagi. "Nggak Lucu!" kata salah satu dari mereka.

Aku dan Lintang yang terlanjur geram lantas mendekati Bambang dan Billy. Tanpa aba-aba, sekonyong-konyong Lintang mencubit pinggang Billy sekeras mungkin. "Apaan-apaan si! Kerjaan kalian bisa bikin orang jantungan tau!" oceh Lintang pada Billy dan Bambang.

"Iya deh, ampun-ampun," gumam Billy, ia mendengus kesakitan akibat cubitan dari Lintang.

"Topeng siapa nih?" tanyaku menunjuk ke arah topeng babi yang sedang dipegang Bambang.

Bambang mencondongkan wajahnya ke arah Billy. "Nggak tau tuh Billy."

"Bill, topeng siapa?" Kini aku bertanya pada Billy dengan ekpresi sinis.

"Aku nemu di kamarnya Irfan," jawab Billy. Ia tampak masih kesakitan akibat cubitan dari Lintang.

~•●•~

Pukul 00.14 WIB, terdengar ketukan langkah kaki seseorang yang kukira-kira berasal dari koridor lantai dua. Suara itu semakin mendekat, seperti melangkah mendekati kamarku.

Aku yang begitu penasaran, lantas terjongkok di depan kaca kamar sembari berselimut sarung. Kaca kamar itu langsung berhadapan dengan koridor lantai dua, sehingga jika suara langkah itu melewati koridor di hadapan kamarku, orang yang tengah melangkah pasti akan terlihat.

 Kaca kamar itu langsung berhadapan dengan koridor lantai dua, sehingga jika suara langkah itu melewati koridor di hadapan kamarku, orang yang tengah melangkah pasti akan terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detik demi detik, suara itu semakin jelas. Tepat ketika suara langkah itu begitu jelas, kulihat dari jendela kaca kamarku, seorang bertopeng babi tampak berjalan melewati koridor di depan kamarku. Di tangannya tampak sebuah belati tengah dipegang olehnya.

Sontak bulu kudukku berdiri melihat manusia bertopeng itu. Tapi apapun itu, aku tak mau ambil pusing. Jika aku ke luar dari kamar pun tak tau apa yang akan terjadi setelahnya. Mungkin itu hanyalah Billy yang tengah menuju kamar mandi untuk buang air. Dia orang yang begitu absurd, tak mengherankan jika buang air pun dengan memakai topeng babi.

Katika suara langkah itu mulai memudar, aku memutuskan untuk tidur. Lemburan yang menumpuk membuatku begitu letih. Malam ini aku teridur lebih cepat dari biasanya.

~•●•~

"Tadi malam kamu ngapain buang air pake topeng babi segala?" tanyaku sembari menyenggol-nyenggol bahu Billy yang tengah lahap menyantap menu sarapannya.

"Topeng babi? Siapa yang tadi malam pake topeng babi?" tanya Billy berlagak sok bodoh.

"Siapa lagi kalau bukan kamu," gumamku.

"Aku nggak pake topeng babi sama sekali," ujarnya. "Bambang kali." Billy menengok ke arah Bambang. "Bam, lu ya yang pake topeng babi tadi malam?"

"Malam-malam mau ngprank siapa? Hantu?" cetus Bambang. Wajahnya mendongak ke arahku dengan tatapannya yang menjengkelkan.

"Aku tadi malam beneran liat orang pake topeng babi, lagi jalan di koridor asrama kita," ujarku.

"Jam berapa?" tanya Bambang.

"Jam 12 malam."

"Jam 12? Gila..., aku mah udah tidur jam segitu," kata Bambang. "Si Billy juga dah pasti lagi ngorok," katanya lagi sambil terkekeh.

Terus siapa orang bertopeng babi yang kulihat tadi malam?

"Kamu halusinasi kali Jean." Billy sekonyong-konyong mencubit pipiku.

"Apaan si!" sarkasku sambil menyingkirkan jemari Billy dari wajahku.

"Sakit ngga?" tanya Billy dengan gelak tawa bersama Bambang yang duduk di sampingnya.

Aku benar-benar memikirkan siapa orang bertopeng babi yang berjalan di koridor asrama dengan balati di tangannya.

Belati? Untuk apa?



#author
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote

Gimana nih temen-temen, kira-kira siapa orang dibalik topeng babi itu?

#bersambung

BUTCHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang