*****
Raisa dan Dita berjalan keluar dari ruang kelas mereka siang ini. Lorong koridor itu dipenuhi tawa keduanya yang baru saja mereka lewati. Hari ini pembahasan dalam belajar cukup menyenangkan, bagaimana tidak jika dosen yang mengajari mereka adalah Mr. Frank, salah satu pengajar yang dikenal dengan tingkat kelucuan yang tinggi.
Raisa mengeluarkan ponsel nya dari saku celana, suhu hari ini memang cukup hangat daripada kemarin tampak matahari yang terang diluar sana, ya meski tetap saja tidak seterik di indonesia, begitu pikir nya.
Berpegangan buku jurnal dan novel, kedua perempuan itu menghentikan langkah sejenak, jarang jarang matahari sehangat seperti ini, hingga kedua perempuan itu memutuskan untuk menikmati cerahnya matahari siang ini di hamparan taman rumput tepat di area kampus.
Raisa menghirup udara, sinar matahari terlerai di seluruh permukaan kulitnya hangat nya begitu terasa. Taman yang rumput nya jarang sekali hijau seperti ini membuat para mahasiswa banyak yang memanfaatkan untuk duduk di taman.
Ya, cuaca di inggris memang sering berubah ubah sangat drastis, jika hari ini akan terasa begitu hangat maka mungkin saja besok akan kembali berkabut dan bahkan turun salju.
Di bawah pohon maple, kedua nya berteduh sambil sibuk dengan urusan masing masing.
Raisa sibuk dengan kegiatannya, seraya mendengarkan lagu kesukaan nya dari The Script yang berjudul Man on wire. Dita yang berbaring sambil mendengarkan music di earphone.
Sampai ia menyadari bahwa dari ujung koridor seseorang bertubuh kekar dengan jaket kulit hitam berjalan menuju kearah nya. Dapat ia hirup parfume nya yang harum menyebar kemanapun yang baru saja ia lewati, Raisa pun menyadari itu adalah Mike.
Lelaki itu tersenyum, sangat manis. Mendaratkan bokong nya di atas rumput, tanpa basa basi menatap Raisa yang mencoba berpaling dari nya.
"Hi.."
Dita terkesiap, perempuan dengan kaos putih ketat yang tengah berbaring di atas rumput itu pun langsung bangkit ketika ia menyadari Mike ada di sini, dirinya pun lekas menarik aerphone yang masih tersangkut di telinga nya dan menatap Mike dengan tatapan heran.
"Hi Mike.. What's going?" Tanya Dita perempuan itu mendaratkan padangan nya pada lelaki yang baru saja tiba dengan tas gitar disamping nya.
"Did you just practice?"
(Apa kau baru saja latihan?" Timpalnya.Mike mengangguk.
"So, where is Jhonatan?"
(Dimana Jhonatan?) Tanya Dita lagi."Oh, Jhonatan still in the music room, i think he is just waiting for you.."
(Jhonatan masih di ruang musik, dia menunggu mu disana.)Dita tersenyum, perempuan itu tampak antusias sambil terlihat membereskan perlengkapan nya ia beranjak dari sana.
Sementara itu Raisa yang masih diam pun, mengerutkan alis nya. Jhonatan? Perempuan itu tampak bingung mengapa sahabatnya begitu semangat oleh kabar Jhonatan, yang Raisa pikir tidaklah asing ditelinga nya.
"Nanti gue ceritain ya, gue ke ruang ekstrakurekuler dulu.. see you."
Ucap Dita ditelinga nya, sebelum sesaat perempuan itu mantap pergi dari sana yang masih meninggalkan tanya pada Raisa.Raisa kembali menatap Mike dengan tatapan bingung yang masih begitu besar, sementara Mike. Lelaki itu tampak tersenyum melihat perempuan di hadapan nya dengan tatapan seperti itu..
"Can.. can you tell me what's goin on in here, Mike?"
"Bisakah kau menjelaskan padaku apa yang terjadi di sini, Mike?"Tanya Raisa pada Mike, sedangkan Mike tampak tidak menjawab sama sekali, lelaki dengan jacket kulit itu hanya mengeluarkan gitar nya dari tas, lalu mulai memainkan alat musik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG SUDAH PERGI
ChickLitYang sudah pergi jangan di paksa untuk kembali. Karena kita sudah selesai, dan album itu akan tetap ku simpan. Pergilah dan jangan berani kembali~