Citra dan Bunga Lily.

716 51 6
                                    

Elina menggenggam sebuah buket bunga lily putih gading pada kedua tangan nya, ia pandang dengan seksama rumah putih besar yang ada di hadapan nya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elina menggenggam sebuah buket bunga lily putih gading pada kedua tangan nya, ia pandang dengan seksama rumah putih besar yang ada di hadapan nya sekarang.

Sudah beberapa bulan ini memang ia jarang sekali berkunjung pada sahabat nya, apalagi kabar dari Citra juga sulit ia dapat kan entah, mungkin karena dirinya yang terpaut sibuk oleh setumpuk pekerjaan atau Citra yang saat ini disibukan oleh rumah tangga baru nya dengan Gibran.

Elina merapikan rambut nya seksama, sebelum akhirnya memutuskan keluar dari mobil yang sudah terparkir rapi didepan rumah itu, dan langkah nya kini begitu tergesa gesa untuk ia pijak.

Kehadiran nya disambut dingin oleh Ina, pembantu rumah tangga milik sepasang suami istri tersebut.
Sunyi dan sepi begitulah kira kira suasana rumah besar ini, dipikirnya memang tidak lebih dari empat orang penghuni rumah ini, bukan.

Sepasang mata tak terbaca menahan untuk sekejap keberadaan Elina di gerbang pintu,

"Ibu ada di atas non." Ucap Ina, penuh tekanan. Sementara anjuran singkat tersebut langsung Elina laksanakan, dengan perlahan ia menaiki anak tangga, menuju kamar Citra.

Toktoktok

Tidak ada jawaban yang Elina dapatkan dari dalam sana, karena itu ia memilih menyintas dari balik daun pintu saja, menyelinap masuk pada ruang yang tidak di kunci tersebut, dan yang ia dapat rasakan hawa dingin juga gelap.

Sunyi yang tak bertepi, Elina hanya mendengar suara jejak kaki nya sendiri sehingga juga dapat ia rasakan degupan jantung nya yang semakin berdebar kencang,

"Citra..."

Saat lampu tidur remang remang di hidupkan dari tangan kurus dan pucat, barulah Elina menyadari apa yang ia lihat.

Untuk sekejap ia tertegun, dan membatu pada tempat nya sendiri, ia tersungkur pada ranjang yang dimana seorang perempuan sedang terbaring lemah di atas nya.

Elina mendekap mulut nya rapat rapat sungguh, ia begitu amat terkejut dengan apa yang lihat pada saat itu, "Citra?"

Senyuman ringkuk, lemah dan tak berdaya menyambut kedatangan sahabat nya itu seolah tidak ada yang terjadi apa apa,

"Apa kabar Elina?"

Elina masih tak percaya dengan kondisi Citra yang begitu amat memperihatinkan, ia menyentuh tubuh kurus kering itu, dengan mata yang berkaca kaca.

"Apa yang terjadi Cit?"

"Gue baik baik saja kok."

YANG SUDAH PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang