BAB 8 | PRIA JENIUS

105 24 4
                                    

Halo semuanya, assalamualaikum semuanyaa❤️🥺

Apa kabar? Semoga tetep sehat ya, jangan lupa minum vitamin dan jaga kesehatan,

Aku perhatiin nih, kalian kan g ada yg merhatiin selain ortu wkwkw

Doi aja g punya maap ngejek wkwkw

Pacar? Apalagi gengs 😭😭😭🤣🤣

*Author meninggalkan lapak*

jangan terror aku, wkwk oke langsung aja, gimana chapter sebelumnya? Langsung gas aja ya? Semoga suka sama chapter kali ini😻

Happy reading, jangan lupa tinggalkan VOTE KOMEN kalian plis🙏🙂

"Dalam teori seleksi alam Charles Darwin, siapa yang tak bisa beradaptasi, dia yang akan mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dalam teori seleksi alam Charles Darwin, siapa yang tak bisa beradaptasi, dia yang akan mati."

•••••••

Natha dan Naya terduduk lemas di auditorium sebuah gedung besar dan ternama di Jakarta. Biasanya, gedung itu digunakan untuk bazar, atau lomba-lomba olahraga, seperti basket, volly, dan olahraga yang lain. Dirinya sangat lemas dan tak bersemangat dalam Olimpiade ini.

Apalagi Naya. Dirinya sangat risau dan cemas bukan main apabila tim Olimpiade-nya belum lengkap seperti ini. Kurang beberapa menit lagi, pembukaan Olimpiade Nasional ini akan segera dibuka. Sudah banyak beberapa perwakilan dari sekolah lain yang duduk di auditorium ini juga.

"Sebentar lagi pembukaan Olimpiade, tapi Nadhira juga belum ada kabar?" tanya Pak Bas untuk ketiga kalinya. Bukan apa-apa, ia juga sangat khawatir dengan muridnya yang satu ini. Karena belakangan kemarin, Nadhira mengalami gejala Anemia ringan.

Naya menjawab lagi-lagi dengan gelengan kepala. Natha bahkan sudah menelepon lebih dari sepuluh kali saat sudah tiba di auditorium maupun saat di dalam bus.

"Kalau begitu-"

Omongan Pak Basuki langsung terinterupsi saat mendengar bunyi ponsel yang berada di saku celana jeans-nya. Pak Bas dengan cekatan meraih ponselnya, membuat Naya dan Natha mengerutkan keningnya penasaran dan saling melempar pandang. Tak lama setelah mengangkat telepon, Pak Bas langsung menampilkan mimik wajah kaget bukan main.

"Tidak apa-apa, Bu. Saya turut prihatin, dan semoga bisa cepat sembuh supaya bisa segera bersekolah lagi. Saya juga sudah persiapkan siswa cadangan dan pengganti, Bu. Semoga cepat sembuh, Nadhira."

Mendengar nama Nadhira disebut, Naya dan Natha langsung beranjak bangkit dari kursinya. Naya memelototkan matanya saat Pak Bas mematikan telepon dengan sepihak. Apalagi, pelatihnya yang satu ini tidak menyalakan speaker ponsel, membuat Naya dan Natha tak tahu apa pembicaraan Pak Bas di telepon.

"Pak, ada apa sama Nadhira? Ke-kenapa Pak Bas tadi sebut nama Nadhira, Pak?!" cecar Natha dengan cepat sebelum Pak Bas pergi dan kembali mengurus lomba beberapa menit lagi. Pak Bas menekuk wajahnya. Seperti menyiratkan kesedihan.

TWO-FACED [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang