| 01 |

629 60 50
                                    

Dua sejoli tengah bersanda gurau di atas motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua sejoli tengah bersanda gurau di atas motor. Bergerak santai, karena masih pagi dan jalanan juga cukup sepi. Keduanya habis kembali dari Gelanggang Olahraga untuk lari pagi bersama.

Sesampainya di rumah, Malya melepaskan helmnya, dan memberikannya pada sang kekasih, Hans. "nanti ibadah selesai jam berapa?" tanya Malya.

"biasa, jam sepuluh," ujar Hans sambil menaruh helm Malya di bagasi motor. "kenapa? Mau jalan?"

Malya mengangguk tanda iya.

"oke, nanti selesai ibadah aku langsung kesini," Hans menyalakan mesin motornya, hendak ingin pergi lagi. "yaudah aku jalan ya, nanti telat."

"iya, hati-hati." setelah itu Hans langsung melanjukan motornya. Malya tersenyum tipis melihat kepergian Hans. Keduanya berbeda keyakinan, Malya seorang muslim, sedangkan Hans seorang Kristen. Tapi walaupun berbeda, setidaknya hatinya bisa senang karena sang pacar taat agama.

Merasa tak ada lagi keperluan, ia pun langsung masuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum, Malya pulang," ujarnya.

Tak lama muncul sosok ibunya dari dapur. "Waalaikumsalam," jawab sang ibu sambil menaruh beberapa wadah berisi makanan hangat yang baru matang.

Dengan gesit, Malya langsung membantu sang ibu. Memindahkan sup panas dari dapur ke meja makan, menata piring, menuangkan air putih pada teko, dan lainnya. "surga ada di bawah telapak kaki ibu, jangan merasa gak enak ya bu kalo Malya mau bantu," ujar Malya saat tahu ibunya akan menyuruhnya berhenti.

"surga itu mahal, bu. Jadi Malya harus kerja keras penuh usaha buat dapetin itu," setelah selesai menyiapkan sarapan, Malya melihat ke arah sang ibu yang tengah memandanginya juga sambil tersenyum hangat.

"bener kata nenek, ibu sama bapak berhasil didik kamu dengan baik," ujar sang ibu. "tetap di jalan Allah ya nak, jangan melenceng."

Malya mengangguk patuh. "iya bu, pasti."

***

Sesuai janji. Sehabis ibadah, Hans membawa Malya jalan-jalan. Kini keduanya tengah berada di mall, sedari tadi masih bingung memilih tempat makan. "burger queen aja yuk," ujar Malya memberi usul.

Hans mengangguk setuju. "boleh."

Mereka masuk ke dalam lift, karena tempat burger ada di lantai dasar. Sepanjang perjalanan, Malya banyak melihat pasangan yang bergandengan tangan atau yang saling merangkul. "kamu gak mau gandeng tangan aku? Yang lain mesra gitu, aku sama kamu kayak lagi berantem," ujar Malya.

"bukannya itu dilarang di agama kamu? Aku gak mau ya jadi sumber dosa."

Malya mendengus mendengarnya.

Sesampainya di tempat makan yang dimaksud, Hans langsung memesan, sedangkan Malya mencari tempat duduk. Karena sedang tidak antri, jadi pesanannya lebih cepat selesai. Saat sedang makan, keduanya lebih banyak diam. Terkadang, saat pandangan keduanya tidak sengaja bertemu, bisa membuat mereka terkekeh, merasa lucu sendiri.

"Mal, bibir kamu ada saos," tangan Hans menunjuk sudut bibirnya sendiri, guna memberitahu letak saus yang menempel pada Malya.

"kamu kek yang lap, gak bisa romantis ih," ujar Malya sambil mengelap sudut bibirnya yang terdapat saus tadi.

Hans terkekeh kecil. "bukannya gitu, aku cuma gak mau sembarangan nyentuh kamu."

"kamu tahu gak kenapa banyak orang bilang pacaran itu dosa? Ya karena bisa membuat orang melakukan zinah. Pacaran kan membangun sebuah hubungan, kalo nyari letak dimana salahnya ya enggak ada,

Tapi...banyak orang yang dengan enaknya berzinah di bawah status pacaran, itu kan dosa. Aku menghargai agama kamu, Mal. Aku sering cari tahu tentang ajaran agamamu, biar aku sama kamu juga gak ketumpahan dosa."

Suasana hati Malya membaik setelah mendengar ujaran Hans. Laki-laki yang ia pikir acuh, ternyata sangat penuh pengertian. "makasih ya, kalo aku pacaran sama yang lain, mungkin aku udah berdosa banget karena zinah setiap hari."

"selagi aku tahu, yaudah aku kasih tau."

***

Sebelum pulang. Malya ingin membeli beberapa alat tulis, jadilah keduanya mampir ke gramedia terlebih dahulu. Saat tengah melihat-lihat, mata Hans tak sengaja menangkap satu novel berjudul Raja Untuk Ratu. "ini kan novel yang Malya mau," tanpa pikir panjang, ia langsung mengambilnya dan membayar di kasir. Sedangkan si gadis masih saja asik berkeliling dan memilih.

Sepuluh menit berjalan, akhirnya Malya selesai, dan langsung membayar semua belanjaannya. "maaf ya lama," ujar Malya, sedikit merasa tak enak hati.

"gak apa apa. Yaudah yuk pulang, kamu shalat kan sebentar lagi?" tanya Hans.

Malya menggeleng. "enggak, aku lagi halangan."

"oohh...oh iya, nih buat kamu, tadi aku gak sengaja liat, jadi aku beli deh," Hans memberikan novel yang tadi ia beli. Dan langsung diterima oleh Malya.

"ihhh ini kan novel yang aku mauuu," Malya tersenyum senang dan terus melihat detail dari novelnya. "makasih ya, Hans."

Hans mengulas senyum dan mengangguk. "iya sama-sama. Bagus deh kalo kamu suka."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MALYA SAMA HANS ENAK BEDA AGAMA, LAH AKU SAMA DIA BEDA RASA :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MALYA SAMA HANS ENAK BEDA AGAMA, LAH AKU SAMA DIA BEDA RASA :')

JANGAN LUPA VOTE YAW!

THANK YOU FOR READING!

LOVE YOUUUU!!!

Different | Hendery ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang