| 09 |

86 23 16
                                    

Ceklek! Pintu ruang rawat terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek! Pintu ruang rawat terbuka. Memunculkan sosok perempuan dengan rambut sebahu, yang tak lain adalah Aurora. “gimana keadaan mama kamu?” tanya Hans.

Aurora menghela napas. “puji Tuhan kak, udah lebih baik. Tapi tetep harus dirawat inap. Makasih ya kak, maaf lagi-lagi aku ngerepotin.”

“iya sama-sama. Yaudah, aku boleh pamit pulang? Mama kamu ada yang jaga, gak?”

Aurora mengangguk pelan, seraya ragu untuk mengiyakan. “boleh kak. Ada tante sama oom aku yang bantu jaga.”

“oh oke deh. Aku pulang ya, kalo ada apa-apa langsung kabarin. Dah, see you!” Hans langsung mengambil jaketnya dan dengan sedikit berlari menuju parkiran.

Jika kalian berpikir Hans akan langsung pulang ke rumah, tentu saja tidak. Ia segera melesat keluar rumah sakit, dan menuju rumah Malya. Walaupun tak ada kepentingan, setidaknya ia hanya ingin memastikan jika perempuan itu masih hidup dan masih bisa membukakan pintu untuknya. Sudah tak waras, memang iya.

Tidak lupa, Hans membeli satu porsi martabak manis rasa keju, dan satu porsi rasa cokelat kacang. Hitung-hitung, untuk menebus kesalahannya karena tidak bisa menepati janji. Sekaligus berjaga-jaga jika si perempuan yang menjabat sebagai pacarnya itu marah, akan lebih mudah ditangani dengan makanan. Muehehehehe...

Tok! tok! tok!

Hans mengetuk pintu rumah Malya. “PAKEETTT!!!”

Tak lama pintu terbuka. Lagi-lagi muncul sosok perempuan yang sama, kepalanya dibalut oleh kerudung sederhana. “maaf, saya gak ngerasa pesen makanan lewat online deh,” ujar si empunya rumah.

Hans terkekeh, dan menyodorkan makanan yang ia bawa pada perempuan yang ada di hadapannya. “ini, hamba bawakan makanan kesukaan baginda ratu.”

Dengan senyum yang mengembang. Malya mengambil alih kantong plastik berisikan dua kotak martabak itu dari tangan Hans. “terimakasih, abang grab,” ujar si perempuan. Meledek.

“hm, sama-sama.”

Hening sebentar. Sampai Malya membuka suara, guna memecah suasana. “eh iya, gimana keadaan mamanya Aurora? Udah baik-baik aja?” tanya Malya.

Hans mengernyitkan dahinya. “kok tahu?”

“dari Devin. Pas nganter aku, dia cerita banyak.”

“o-ohhh, kamu gak marah, kan?” tanya Hans sambil menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal sama sekali.

Malya tersenyum tipis, lalu menggeleng. “enggak sih. Oh iya, aku tadi liat-liat instagram Aurora. Ternyata, dia adek kelas yang waktu itu ngasih kotak hadiah ke kamu. Inget gak?”

“iya inget. Tapi gak tahu kotaknya dimana, terakhir aku taruh di kolong meja kelas,” jawab Hans. Tampak acuh tak acuh.

Malya mengulas senyum samar, hampir tak terlihat. Hatinya senang. Ternyata laki-laki yang bernama lengkap Hans Philip Benaya ini termasuk cuek dengan perempuan lain. Hanya saja, laki-laki itu sangat peduli dengan semua orang, jadi seringkali memberi kesan friendly ke semua orang termasuk perempuan. Sabar Mal...

“hm...kamu gak pulang? Aku soalnya mau shalat isya' terus lanjut belajar deh buat persiapan ujian,” ujar Malya.

Hans mengangguk. “yaudah, aku pulang ya. Jangan tidur malem-malem. Nanti subuh aku bangunin buat shalat subuh, awas aja kalo gak bangun-bangun.”

“siap komandan! Hati-hati ya!”

***

Saat mulai try out pertama. Malya dan Hans menjadi jarang bertemu karena setelah uji coba itu, keduanya langsung disibukkan dengan kegiatan belajar lainnya.

Mulai dari pendaftaran SNMPTN,

Bimbingan Ujian Nasional,

Ujian sekolah dan praktikum,

Ujian Nasional,

Setelah selesai UN, sekolah menyediakan bimbingan belajar untuk persiapan SBMPTN, jadi tak hanya sekedar jam kosong.

Walaupun sangat disibukkan dengan belajar, belajar, dan belajar. Dua sejoli itu masih berusaha menjaga komunikasi, agar tidak merasa ada jarak di antara keduanya hanya karena jarang bertemu. Ditambah, Malya ingin kuliah jurusan kedokteran, Hans ingin kuliah jurusan psikologi. Keduanya perlu belajar dengan giat dan berusaha keras untuk itu.

Setelah hasil Ujian Nasional diumumkan. Dua hari setelahnya sekolah langsung mengadakan acara perpisahan. Lebih cepat lulus, lebih baik. Agar persiapan para siswa untuk masuk universitas lebih matang, tak perlu pusing lagi dengan urusan sekolah.

Acara perpisahan dilakukan di stadion sekolah. Ya mungkin jalan acaranya sama seperti sekolah pada umumnya. Beberapa murid melakukan pentas seni; ada yang bernyanyi solo, ada yang bernyanyi paduan suara, ada yang membaca puisi, ada juga yang melakukan musikalisasi puisi. Tapi, diantara rangkaian acara itu, yang paling berkesan adalah persembahan dari OSIS.

Bukan sebuah pertunjukan, melainkan sebuah video. Video yang berisikan foto-foto siswa kelas 12 angkatan tahun 2015/2016 melakukan kegiatan-kegiatan selain belajar ataupun berkutat dengan buku dan laptop. Foto saat kegiatan kepramukaan, saat senam di Jum'at pagi, saat lomba di hari kemerdekaan 17 Agustus, bahkan ada beberapa cuplikan video pendek yang menunjukkan suasana kelas saat jam kosong. Itu sangat membuat terharu.

Kenapa para OSIS di sekolahku berbeda? —kaitorainerrrr

***

JANGAN LUPA VOTE YA!

THANK YOU FOR READING!

Different | Hendery ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang