#12

246 25 0
                                    

Alvin berjalan sendiri menyusui koridor. Sekolah tampak sepi karena sudah banyak yang pulang mungkin hanya anak ekskul yang masih ada.

Dengan tampang datarya, melewati segerombolan siswa yang berada di parkiran. Aktivitas segerombolan itu terhenti, hingga seseorang angkat suara.

"Sya bang Dio jemput?" tanya Arkan, membuat Alvin yang hendak masuk mobil ter diam, namun ia melanjutkan kegiatannya.

"Mana gue tau chat gue aja blom dibaca sama dia" jawab Syakira acuh.

"Mau gue anter pulang gak?" tanya Arkan lagi.

"Gak usah ngerepotin elo nanti, lagian nanti ke markas kan?" jawab Syakira seadanya.

"Gak kok, elah kemarkas doang gampang kaga usah mandi jiga gak papa"

"Pantes di markas kek ada bau bau gimana gitu, ternyata lo gak mandi" gumam Arga.

"IHHHH Arkan jorok" pekik Amel.

"shhtt mell, kaga usah teriak juga, malu gue"

"Lagian lo, udah kalo mau balik duluan silahkan, gue masih bisa nunggu bang Dio kok"

Mobil Alvin pergi melewati gerombolan itu, Alvin sadar bahwa Syakira meliriknya, tapi ia tak peduli.

Sampai depan gerbang suara dering handphone Alvin berbunyi, Alvin memilih berhenti untung mengangkat panggilan.

Nama Dio tertera di layar handphone ya membuat snagempu mengejutkan dahi.

'ngapain bang Dio nelpon gue?' batin ya bertanya.

"assalamu'alaikum, apaan?"

"waalikumussallam, gue minta tolong jemput ade gue ya!, gue ada urusan soalnya" jawab Dio di sebrang sana.

"Kenapa gak lo telpon dia aja?" tanya Alvin heran.

"Ck, gak bisa di hubungi, abis batre kalik"

Alvin mengendus pasrah.

"Iya gue jemput dia" ucap Alvin lalu mematikan sambungan.

Alvin keluar dari mobilnya hendak menghampiri Syakira, namun ternyata Syakira sedang menuju gerbang bersama anggota inti Hyperion. Alhasil Alvin menyadarkan tubuhnya pada mobil menunggu Syakira.

Saat gerombolan itu sampai di dekat Alvin mereka bertanya mengapa Alvin diam di tengah jalan.

"WOI Vin, ngapain lo tengah gerbang gitu?, gantiin pak satpam?" celetuk Morgan.

"Hooh ngapain lo?" tanya Seli juga.

"Sya lo pulang bareng gue" ucap Alvin sekaligus penjawab pertanyaan Seli juga Morgan.

"Buset dikacangin gue" ucap Seli dan Morgan bersamaan.

"Ekhemm, barengan nih, jodohin kalik ya?" tanya Arkan menggoda.

"Hooh, Aminnn" timpal Arga.

"Apasih..." risih Seli dengan pipi memerah.

"Selii pipi lo kok merah?" tanya Amel memiringkan kepalanya.

"Bwahaha, udah kek kepiting rebus lo Sell" tawa Syakira pecah.

"Kalo gak mau terserah yang penting gue udah ngajak lo" ucap Alvin yang jengah atas perdebatan mereka.

"Ehh Vin, kok lo tiba-tiba ngajak gue?"

"Bang Dio ada urusan, gak bisa jemput lo"

"Terus dia nyuruh lo jemput gue gitu?"

"Hm"

"Udah Syaa sono, kesempatan ini" bisik Amel.

"Hooh Sya buruan" Seli pun ikut sambil menyenggol-nyenggol lengan Syakira.

"Kalian apaan sih"

"LO mau apa gak?" tanya Alvin yang sudah kesal.

"Mau lah Vinn, Sya buruan" ucap Arkan tersenyum miring.

"A-um-anu-"

"Ck lama lo" Alavin menyeret Syakira masuk kedalam mobilnya, lalu diikuti dirinya yang memutar masuk ke pintu sampingnya. Mobil pun pergi meninggalkan pekarangan sekolah menyisakan 5 remaja yang bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Gue penasaran sama kondisi jantung nya" celetuk Seli.

"Napas gak ya dia?" tanya Arga.

"Napas lah bego, kalo kagak ya mati" ucap Amel menggeplak kepala Arga.

"Semoga aja gak mati mendadak" Arkan memang selalu ngelantur kalo ngomong.

"Si anjing, sahabat gue di katain"

"Udah weh, balik keburu sore entaran" instruksi Morgan.

"Mel lo di jemput juga?" tanya Arga.

"yang sopan dikit apa sama kakak kelas" cibir Seli.

"Kak Amel lo di jemput juga?" tanya Arga mengulang.

"Ihh jadi gak cocok kalo Amel di panggil kakak" protes Amel.

"Bodok lah gue mau pulang" ucap Arkan.

"Sama gue aja pulangnya Mel" ajak Seli yang di jawab anggukan oleh Amel.

****

Rumah Syakira nampak sepi.
Setelah mengantar Syakira, Alvin langsung pamit pulang. Bang Dio juga belum pulang jadi rumah ini terasa sangat sepi.

Hari semakin larut namun Dio belum juga pulang, membuat rasa khawatir dalam diri Syakira. Ia coba menelepon abangnya namun Tak diangkat.

Suasana malam yang sepi serta hujan di luar membuat Syakira makin kalang kabut.
Syakira menggigit bibir bawahnya menyalurkan rasa cemas itu.

Ting nung....

Bunyi bel rumah Syakira mengagetnyannya hampir saja Syakira berteriak. Syakira waswas, bel itu semakin berbunyi.

"Iya sabar elah gak sabaran banget" Syakira berjalan mendekati pintu dan membukanya.

Syakira membulatkan matanya melihat kondisi Dio yang babak belur dipampah oleh Alvin.

"Gimana bi-"

"Ceritanya nanti aja" potong Alvin dingin.

TBC!

Huahaha gantung yah?
Iyah, maapin author.
Nanti di lanjut kok
Mangat  Daring semua

HYP. Syakiranta (slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang