14

11.8K 895 60
                                    

Jennie terusik ketika ada lengan yang melingkar erat diarea perutnya, matanya dikit demi sedikit terbuka untuk mengumpulkan kesadaran, jennie pun terkejut ketika kini dihadapannya terdapat lim yang tengah tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya begitu erat

Jennie terdiam, bukankah seharusnya ia marah sekarang karna dengan lancang lim memeluk tubuhnya, namun ia terdiam karna kini tubuhnya begitu nyaman dengan pelukan yang lim berikan, jennie tersadar ketika ada kain yang sudah mengering didahi nya, ia teringat semalam tubuhnya demam, badannya begitu dingin ketika ia hendak mengambil minum ke dapur namun tubuhnya tak kuasa untuk berjalan karna rasa pusing yang mendominasi tubuhnya malam itu dan setelah itu jennie pun tak mengingatnya, namun kini pikirannya tengah tertuju kepada lim, ya pastinya tadi malam lim menjaganya hingga mengompreskan dirinya, kini seutas senyuman cantik dari bibir indah jennie pun tercetak jelas mewarnai pagi ini, jennie tak berniat untuk mengubah posisinya, ia kembali memejamkan mata dan menelusupkan wajahnya didada lim, tak lupa senyumannya masih terpancar diwajahnya

Entah mengapa, kini aku merasa begitu nyaman berada dipelukkan mu, pelukkan yang berbeda, Entahlah. Biarkan seperti ini dulu

...

Jennie terbangun, namun ia tak mendapatkan seseorang disebelahnya. Ia bangun dan bersandar di headboard. seketika pintu pun terbuka dan menunjukkan sosok lim yang datang bersama nampan yang berisikan bubur, air putih, buah buahan juga obat

"Kau sudah bangun ternyata, Jennie. Makanlah ini sudah siang, kau belum mengisi perutmu" lim yang menghampiri dan duduk disisi ranjang

"Gumawo lim-ah, aku banyak merepotkanmu"

"Ini gunanya jika kita tinggal satu atap jennie, jadi kau tak perlu sungkan kepadaku. Sudahku bilang, anggap saja aku ini temanmu, bukan suamimu. Agar terdengar nyaman juga bagimu bukan?" jennie pun terdiam, ia sedikit menundukkan kepalanya, rasa bersalah kepada lim sekarang menyerbu dirinya

"Lim, Maafkan aku selama ini, atas sikapku kepadamu yang sangat keterlaluan dan kasar"

"Gwenchana jennieya, lupakanlah. Aku sangat paham keadaanmu, kau belum bisa menerimaku atas pernikahan kita yang sangat mendadak waktu itu"

"Kau benar lim, aku merasa kehidupanku hancur, seharusnya aku tak bersikap kasar kepadamu. Kau bahkan tak sal---"  ucap terpotong, jennie masih menundukkan kepalanya, lim pun tersenyum hangat dan menjulurkan jari kelingkingnya dihadapan jennie, melihat itu jennie pun menatap kearah lim dengan tatapan bingung

"lupakan kejadian yang sudah berlalu, aku sudah memaafkanmu. Jadi mau kah kau menjadi temanku?" Ucap lim menatap hangat, seketika jennie pun tersenyum lantas mengaitkan jari kelingkingnya kepada kelingking lim

Sebentar lagi pernikahan kita akan berakhir, meskipun aku merasakan sakit disini. Tetapi aku sangat bahagia. Karna diakhir pernikahan, kita bisa berhubungan baik, aku bahagia karna kau tak menganggapku orang yang asing lagi, meskipun aku tak bisa dicintai olehmu namun setidaknya kau bisa menganggapku sebagai seorang teman. Aku sungguh mencintaimu jennie kim, namun lagi lagi kenyataan membuatku tersadar bahwa aku bukan seorang yang kau cintai. Bagiku senyumanmu itu adalah kebahagiaanku dan tangismu itu adalah bebanku, maka dari itu aku memilih untuk melepasmu
-limario

"Kajja, makan buburmu dan setelah itu minum obat" ucap lim yang menyuapi jennie, setelah makan jennie pun memakan obat pereda turun demam dan vitamin

AFTER MARRIED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang