0.3📈📈📈

9.7K 1K 37
                                    

Vote, Komen, Follow, Adiyuuu👍.

Author Pov.

Zinnia berjalan dengan santai menuju kelasnya, dia tadi kebelet ingin buang air, jadinya dengan terpaksa dia meninggalkan Alby di kelas.

Semoga saja Teddy bearnya tidak di apa-apain sama manusia munafik di kelasnya itu.

Sesekali bersenandung pelan, entah kenapa bagi Zinnia menatap manik bulat keabuan milik Alby membuatnya damai.

Alby memang teddy bear kesayangannya.

"Gemes banget Gue, pingin Gue bawa pulang aja rasanya" Guman Zinnia, dia sesekali tertawa pelan mengingat tawa polos milik Alby.

"Alby, Take me somewhere we can be alone, i'll be waiting, all there's left to do is run, you'll be the prince and i'll be the princess, it's a love story Alby just say yeeeees"

Zinnia merubah liriknya, yang seharusnya romeo menjadi Alby, lagu milik Taylor Swift yang berjudul Love story selalu tergiang di kepala Zinnia.

Grep!

Tanpa sadar tangan Zinnia digenggam dan ditarik oleh beberapa orang, Zinnia tak sempat mengelak karena yang menariknya itu bukan hanya 1 orang.

"Woi anjer! Ngajak gelut Lo pada hah!?" Seru Zinnia berusaha melepaskan cengkraman mereka, namun tenaga ke 4 siswa itu lumayan kuat, Zinnia tak habis pikir.

Dengan cepat dia melayangkan tendangan 720 derajat ke wajah salah seorang dari mereka.

Buagh!

Mereka terhuyung dan cengkraman itu mengendur, dengan gesit Zinnia melepaskan tangannya dan menatap dingin mereka.

"Cari mati Lo pada hah" Tanya Zinnia dingin dan mengintimidasi.

Mereka beringsut takut, dari awal juga mereka gak yakin bisa menarik Zinnia ke gudang sekolah, dengan cepat mereka lari menyelamatkan diri.

Tak mau wajah mereka terkena tendangan seperti yang teman mereka alami.

Zinnia menatap mereka bingung "Aneh" Gumamnya, dia segera berlari menuju kelasnya saat merasa yang barusan terjadi itu aneh.

Drap.drap.drap.

Langkah kakinya menggema di koridor sekolah, banyak siswa maupun siswi menatap Zinnia, tapi mereka tak mau bertanya ataupun ikut campur.

Brak!

Zinnia yang sampai ke depan kelasnya langsung menendang keras pintu yang tertutup itu, menimbulkan bunyi yang kuat sampai mengagetkan seisi kelas.

Mereka menatap bersamaan ke arah pintu kelas, dan wajah mereka seketika pucat pasi, apalagi saat Zinnia masuk dengan aura dingin yang menguar.

Sekitar 10 orang sedang berdiri mengerumuni Alby yang terduduk di lantai dengan ketakutan, dia menggigit tangannya sendiri sampai berdarah.

Seragamnya basah, dan sampah berserakan di sekitarnya.

"Euuuung!! Eeeunggggg!!" Seru Alby tertahan, dia semakin menggigit tangannya sendiri, rasa takut kembali hadir di pikirannya.

Zinnia merasa ulu hatinya sakit melihat pemandangan itu, dengan segera dia berlari ke arah kerumunan itu, dan menendang siapapun yang dilihatnya.

Dan kena tepat sasaran ke Nessi. Gadis itu sampai terjerembap ke lantai akibat tendangan Zinnia.

Brugh!

"ZINNIA LO GILA!!" Teriak Nessi yang berusaha menghalau pukulan Zinnia di wajahnya.

Zinnia tak perduli, dia menjambak rambut Nessi dan menghantukannya ke lantai.

Wajahnya mengeras dan benar-benar emosi.

"UDA GUE PERINGATI SUPAYA LO PADA JANGAN SENTUH ALBY!! LANCANG!! JALANG MACAM LO BENER-BENER LANCANG!!" Amuk Zinnia.

Mereka berpencar akibat ketakutan, Zinnia terus menjambak Nessi, dan menampar wajahnya, Nessi tak mau kalah, dia menjambak Zinnia dan membalasnya.

"SI IDIOT INI BUKAN SIAPA-SIAPANYA LO BRENGSEK!! LO GAK PUNYA HAK NGELARANG GUE!" teriak Nessi membalas teriakan Zinnia.

"ALBY PACAR GUE BRENGSEK!! MULAI SEKARANG DIA PACAR GUE! JANGAN SEKALI LAGI LO SENTUH DIA ATAU LO BENERAN MATI DITANGAN GUE!!"

Teriakan Zinnia menggema, mereka semua terdiam mendengar ucapan itu, dan bersamaan dengan 2 orang guru masuk dan melerai keduanya.

"Zinnia! Kamu ini memang biang masalah!" Tuding Buk Ajeng// sipatnya ke anjeng:(. Sebel aing sumpah.

Zinnia memandang datar Buk Ajeng.

"Anda satu-satunya guru ter munafik yang pernah saya temui, saya membela Alby yang jelas-jelas di bully!"

"Dan anda masih menuding saya biang masalah!? Luar biasa sekali anda" Sinis Zinnia seraya melepaskan pegangan Buk Ajeng.

Zinnia berjalan cepat menuju Alby yang gemetar ditempatnya, dengan lembut Zinnia mengelus bahu Alby untuk menenangkannya.

"Alby, ini Sheeva, Alby.."

Panggil Zinnia lembut dan perlahan, Alby mulai tenang dan kesempatan itu Zinnia pakai untuk menarik tangan Alby dari mulutnya.

Darah sudah mengalir deras dari tangannya, Zinnia menahan napas, tangannya bergetar pelan, Zinnia menatap sedih Alby dan mengelus pipinya.

"Ikut Sheeva yuk, Alby hey Alby."

Alby menatap Zinnia dengan tatapan takut, air mata bahkan sudah mengalir sedari tadi.

"She-Sheeva.." Lirih Alby. Zinnia mengangguk pelan disertai senyum lembutnya.

"Iya ini Sheeva, kita ke Uks ya, obati tangan Alby" Ucap Zinnia perlahan.

Alby mengerti, dia langsung mengangguk cepat dan merentangkan kedua tangannya.

"Gen-gendong She-Sheeva.." Lirih Alby melas, jika di rumah dia akan meminta Ayahnya menggendongnya saat dia selesai menangis.

Semua yang menyaksikan interaksi keduanya terpelongo, masa iya Alby minta gendong sama Zinnia yang langsing itu, Zinnia sendiri malah tersenyum lebar.

Sampai gigi putih rapinya terlihat.

"Sini Sheeva gendong" Ucapnya lembut, dengan perlahan dia meletakan kedua tangan Alby ke bahunya, dan Zinnia memegang erat punggung Alby.

Dia berdiri dengan sekali coba, kaki Alby langsung melingkar sempurna di pinggang Zinnia, dan Alby menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Zinnia.

Zinnia mengubah ekspresinya menjadi dingin, dan berjalan dengan santainya melewati orang-orang yang menatapnya tak percaya sekaligus takjub.

Zinnia tak perduli, yang penting Alby nya segera di obati. Dan Zinnia akan kembali membuat perhitungan dengan Nessi. Tunggu saja.






















Tbc..

Syalalallala.

My Autis Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang