23.📈📈📈📈

6.4K 646 83
                                    

Vote, komen, follow cheese👍.

Author Pov.

Zinnia dan Alby baru sampai di parkiran Rumah Sakit, namun sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di hati Zinnia saat ini.

"Alby, duluan masuk ya, Sheeva mau ambil sesuatu" Ucap Zinnia, dia membukakan pintu dan membiarka Alby masuk.

"Jangan lama" Ucap Alby pelan, Sheeva mengangguk kemudian dia berlari masuk ke dalam Rumah Sakit, Alby menyenderkan tubuhnya ke kursi penumpang, menatap licik punggung sempit Zinnia disana.

"Sheeva, betapa bodohnya kamu" Gumam Alby sinis.

Author Pov End.
.
.
Zinnia Pov.

Aku memiliki firasat buruk, tadi Aldy kan, dia Aldy kan, tapi kenapa aku berpikiran dia adalah Alby-ku, tatapan matanya yang memohon seperti itu, mirip seperti Alby.

Aku juga merasa hatiku sangat sakit saat melihatnya seperti itu, aku tidak tau firasatku benar atau tidak, tapi sepertinya dia Alby-ku.

Entah bagaimana mereka bisa bertukar posisi seperti sekarang.

Aku sampai di depan ruang inap Aldy setelah berlari cukup cepat, pintu terbuka sedikit sehingga aku bisa leluasa mendengar apa yang mereka bicarakan di dalam.

Sebelum itu aku menyiapkan ponselku untuk merekam apa saja yang kudengar. Ku intip sedikit dan kulihat Tante Frisya sedang duduk di sebelah ranjang Aldy.

Aldy sendiri bangun, dia menatap marah Frisya "Heum yang tau keadaan kamu cuma Bunda dan saudaramu, Ayah sama sekali tak tau, jadi kamu tak bisa mencari pembelaan" Itu yang kudengar dari apa yang tante Frisya katakan.

Dan kulihat Aldy mencengkram erat pinggiran ranjang, nampak sekali tatapan kebencian dia berikan pada tanfe Frisya, aku masih belum mendapat kabar kebenarannya.

"Lagipula, kamu lebih cocok hidup seperti ini, sebenarnya sejak kamu lahir bunda ingin membunuhmu, tapi Ayahmu menghalangi, namun semenjak kamu beranjak dewasa rasa membunuh itu hilang, tetapi kembali lagi setelah kedatangan Sheeva"

Wah..aku dibawa-bawa, apa salahku sehingga dia kembali menyalahkanku "Dasar Camer kejam" Gumamnya kesal.

Aldy nampak terkejut, cengkramannya tadi melemah dan tatapannya kini kosong, bibirnya bergetar pelan dan dia menatap sepenuhnya pada tante Frisya.

"Gila sih, kirain Tante sayang banget sama Aldy" Gumamku lagi, dan terus mendengarkan.

Tante Frisya menyentuh pipi kanan Aldy dan mengelusnya pelan, Aldy menggerema kesal lalu menampik kuat tangan Tante Frisya.

"Good job Aldy!" Seruku pelan, tante Frisya terlihat tidak percaya tangannya ditampik, dia menatap marah pada Aldy.

"Dengar ini, sekarang tak ada masa depan untukmu, hidupmu hanya sebagai sampah tak berguna, Aldy dan Sheeva akan menikah 2 bulan lagi, maka kamu hanya diam disini dan terpuruk sendirian"

Akhirnya dia mengatakan semuanya, untung sudah ku rekam dan tersimpan, benar apa yang ku rasakan, itu adalah Teddy bearku tersayang.

Aldy tak bisa berpura-pura menjadi Alby, karena pada dasarnya mereka adalah dua orang yang sangat berbeda, rupa tak bisa menipu hati.

Aku mengirim rekaman itu pada Om Felix terlebih dahulu, dan mengirimkan pesan agar segera ke rumah sakit ini, setelah terkirim aku bersiap untuk masuk "Permisi Tante" Ucapku santai lalu melangkah masuk.

Tante Frisya terperanjat, kulihat Aldy ah maksudku Alby menatapku sedih, aw Teddy bearku tersayang, tenang saja karena sebentar lagi aku akan membereskan ibu jahatmu ini.

My Autis Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang