02.📈📈

11.4K 1.1K 160
                                    

Vote, Komen, Follow. Cheese👍.

Author Pov.

Suasana Ipa 8 yang biasanya tenang dan damai, kini tak lagi begitu. Sedari awal Buk Ajeng mengajar, sampai 10 menit yang lalu, sudah terhitung 3 jam setelah pembelajarannya.

Kelas sangat berisik, tentu saja karena ulah Alby yang tak bisa diam. Dia berulang kali berteriak, terkadang memukul meja, terkadang juga menjambak Steven di depannya.

Dan Zinnia berusaha menenangkan Alby, dengan cara mengelus kepalanya atau memanggil namanya dengan lembut.

Zinni juga pindah ke sebelah Alby, dia mengajari bagaimana cara mengerjakan soal yang Buk Ajeng berikan tadi sebagai Pr "Begini Alby, kalau Alby," Terang Zinnia, dia mengarahkan jari telunjuknya ke arah Alby.

Alby mengikuti arah yang Zinnia tunjuk "A-Al-Alby" Ucap Alby semangat. Zinnia mengangguk disertai senyum lebarnya.

"Kalau Alby, punya 5 hati," Zinnia membentuk jari telunjung dan jari tengah kanan dan kiri seperti bentuk love. Dan menunjukan ke 5 jarinya pada Alby.

"Li-lima" Sambung Alby, Zinnia kembali mengangguk "Benar, terus Alby punya 10 buku," Zinnia menunjukan buku tulis pada Alby, lalu menunjukan ke 10 jarinya.

"Se-se-pu-luh" Sambung Alby lagi dengan semangat, Zinnia tersenyum lalu melanjutkan pengajarannya. Interaksi keduanya di tonton seisi kelas.

Buk Ajeng enek berada di dalam kelas, dia sudah keluar sejak bel istirahat berbunyi 10 menit yang lalu. Dan seisi kelas menatap sinis Zinnia yang kini malah dekat dengan Alby.

"Lo cuma mau nyari muka doang Bitch, sok-sok an ngajari lagi" Ejek seorang Siswi berambut pendek. Seragamnya rapih, wajahnya cantik, tapi cara bicara dan attitudenya buruk.

Zinnia yang tadinya tersenyun senang pada Alby, kini mendatarkan ekspresinya, dia menoleh ke arah siswi tadi "Lo bicara sama Gue Njing?" Tanya Zinnia datar.

Siswi tadi merasa tersinggung "Lo tau tapi Lo masih nanya, bego" Balas siswi itu disertai senyum mengejeknya.

Zinnia ber oh ria "Berarti bener Lo anjing, soalnya Gue tadi nanya sama Njing, bukan sama manusia" Balas Zinnia santai, tatapannya merendahkan siswi itu.

Siswi bernama Fransesca itu kini menggeram rendah, ingin sekali dia mencakar wajah cantik songong milik Zinnia, tapi nanti imagenya sebagai siswi teladan akan hancur.

Dengan hati yang dongkol, Fransesca pergi menuju pintu kelas bersama beberapa temannya, Zinnia tersenyum sinis "Kurang kerjaan banget ngurusi urusan orang" Celetuk Zinnia malas.

Dia kembali fokus pada Alby yang sedang menulis sesuatu "Wih, tulisan Alby bagus ya" Puji Zinnia, karena memang tulisan Alby lumayan bagus, masih bisa dibaca.

Baru juga dipuji, Alby sudah berulah. Dia mencoret bukunya dengan asal, kemudian melempar pulpennya ke arah kepala Steven. Entah ada dendam apa Alby pada Steven.

Tak!

"Anjir! Woi siapa yang berani ngelempar Gue pake pulpen!?" Seru Steven seraya berdiri dan menatap tajam seisi kelas. Mereka secara serentak menunjuk ke arah Alby.

"Hihihi"

Prok prok prok.

Alby hanya tertawa senang disertai tepuk tangan riangnya, Zinnia tertawa pelan dan kembali menyeka liur di bibir Alby. Dia terhibur mendengar tawa Alby yang terdengar polos dan tidak dibuat-buat.

"Alby, kalau ada orang jahat, lempar aja pake pulpen" Ucap Zinnia perlahan dan lembut, namun terdengar licik.

Alby tak terlaku faham dengan apa yang gadis cantik di sebelahnya katakan, dia menatap Zinnia dengan tatapan bingung yang kentara, sebelah alisnya naik.

Zinnia terpaku, wajah Alby saat ini tak terlihat seperti seorang Autisme, cara dia memandang Zinnia berbeda "Alb-"

"Hehehehe"

Zinnia terdiam, Alby kini balik lagi seperti yang tadi, senyum lebarnya, tatapan tak fokusnya dan juga, air liurnya "Aelah Zin, mikir apa Lo tadi" Gumam Zinnia kemudian menyeka air liur itu lagi.

Brak!

"IDIOT! LO BERANI-BERANINYA NGELEMPAR GUE!"

Alby kaget, tubuhnya bergetar hebat. Dia tak biasa dibentak, karena di rumah Alby selalu diperlakukan lembut dan tak ada suara bernada tinggi disana. Alby memukul kepalanya berulang kali.

"Aaaaaaa!! Aaaaaaaaa!!" Seru Alby, dia berseru dengan tangan yang masih memukul kepalanya, Zinnia menatap steven tajam, kemudian menggenggam erat kedua tangan Alby agar berhenti memukul kepalanya.

"Alby...Al...Byyyy, tenang ya, tenang" Ucap Zinnia lembut, dia melepas genggamannya pada tangan Alby, dan menangkup kedua pipinya.

Itu dilakukannya agar Alby tenang dan fokus, agar tantrumnya tidak menjadi, Alby berhasil tenang, mata bulatnya memandang takut Zinnia.

Zinnia menunjukan senyum lembutnya, dan mengelus kepala Alby dengan perlahan "Alby tenang, disini ada Sheeva, Alby, gak akan, di apa-apain dia" Ucap Zinnia perlahan.

"She-Sheeva..." Lirih Alby, nampaknya dia mengerti dengan apa yang Zinnia katakan, Alby menyentuh pipi kiri Zinnia dan mencubitnya pelan.

"She-Sheeva..ba-baik" Lirih Alby, dan senyum senangnya terbit lagi. Zinnia mengangguk diselingin senyum manisnya.

Seisi kelas serasa menyaksikan film romantis, tapi mereka tak mau bermasalah dengan Zinnia, karena beberapa alasan kuat yang mereka ketahui.

Zinnia golongan orang kaya, ayah Zinnia berpengaruh kuat di SMA Laksmana, dan Zinnia tak segan memukul siswi jika mereka mencari masalah dengan Zinnia.

Zinnia melepas tangkupannya, dia berdiri dan mendekati Steven, senyum dingin tercipta, tatapannya mendatar, dia seakan siap untuk menghajar remaja di depannya ini.

"Lo berani banget bentak-bentak Teddy bear Gue,"

Buagh!

Brak!

Zinnia melayangkan satu pukulan ke hidung Steven, sampai membuat remaja itu tak sadar kan diri seketika, dengan darah yang mengalir dari kedua lubang hidungnya.

"Makan tuh tonjokan Gue, mampus Lo" Ucap Zinnia remeh, kemudian dia menatap seisi kelas.

"Dengar ini ya para manusia munafik, kalau Lo pada berani nyentuh ataupun ganggu Teddy bear Gue, siap-siap muka skinker ratusan juta Lo Gue tonjok" Peringat Zinnia serius.

Sebagian dari mereka mengangguk saja, tak mau cari masalah. Namun sebagian lainnya mengabaikan ucapan Zinnia "Gue dapet kelemahan Lo Zinnia, mampus Lo sebentar lagi" Bisik seorang Siswi yang mejanya di kelilingi beberapa orang siswa.

"Ada apa Nes?" Tanya seorang siswa di dekatnya, Siswi tadi yang dipanggil Nes menunjukan senyum polosnya.

"Gue butuh bantuan Lo pada, boleh gak?" Tanya Nessi dengan suara pelan yang mendayu, mereka semua lantas mengangguk. Apa yang enggak mereka lakukan untuk Nessi tersayang.

Nessi tersenyum manis, gadis dengan wajah bulat yang mungil, hingung yang mancung kecil, bibir ranum tipis, mata bulat hitamnya, rambut coklat panjangnya.

Dia primadona Ipa 8, jadi tak heran jika banyak yang menyukainya "Gue mau, Lo pada bawa Zinnia ke gudang sekolah, Gue harus memberikan sedikit sambutan selamat datang pada si idiot" Ucap Nessi santai.

Sebagian dari mereka ingin menolak, karena tak mau berurusan dengan Zinnia, tapi ini keinginan primadona mereka, jadi mau tak mau mereka menurutinya saja.

Bodoh banget memang.































Tbc...

Coba komen, sebutkan cewek antagonis di Book yang sudah tamat di Akun Ryn.

-Bobrok it's oke=
-My Boy=
-My Ceo=

Yuuuu mari lihat siapa pembaca teliti Ryn~.

My Autis Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang