16.📈

5.8K 764 73
                                    

Vote, komen, follow, Cheese.

Author Pov.

Zinni merasa aura di ruangan Melo sangat aneh, dia melihat Melo dan Odice sedang bermesraan, setelah perdebatan mereka tadi sebentar dan meluruskan permasalahan, kini mereka kembali bersama.

Sedangkan Zinnia sedari tadi terus memandang penuh permusuhan pada Vizra.

"Lo mau apa?" Tanya Zinnia dingin, tatapannya angkuh dan mengintimidasi, Vizra, Pria tampan berambut silver, bermata biru muda, tatapan mata yang meneduhkan adalah andalan Vizra, dulu Zinnia jatuh padanya karena tatapan itu, namun kini tidak lagi.

"Aku cuma ikut Odice ke Indo, sekalian nyari kamu buat minta maaf, kejadian dulu itu salah paham Sheeva" Ucapnya lembut.

Zinnia mendengus malas "Jangan panggil gue Sheeva! Sheeva uda mati" Sarkas Zinnia, jujur dia benci melihat Vizra ada disini, rasanya enek dan mau muntah.

"Ho, berarti aku panggil kamu Nia aja" Ucapnya tenang, Zinnia berdecak sebal, dia berdiri dan meninggalkan Vizra.

"Gue duluan ya Zova, Odice, btw kalian jangan kebablasan, jangan buka segel sebelum nikah" Ucap Zinnia saat hendak membuka pintu, itu sekaligus sindiran keras bagi Vizra.

Odice dan Melo tak menjawab, mereka asik peluk-pelukan tanpa memperdulikan Zinnia yang jomblo sendiri, Zinnia memutar malas matanya, kemudian dia membuka pintu.

Cklek..

Tap.

Bagai waktu terhenti, Zinnia diam terpaku di depan pintu, dengan seorang Pria berambut pirang di depannya "Loh Aldy, kamu ngapai kemari?" Tanya Zinnia pelan.

Pria yang dipanggil Aldy itu menggeram kesal, dia mendorong Zinnia masuk ke dalam dan menedang pintu menggunakan kakinya agar tertutup.

Dia mendorong Zinnia ke dinding dan menatapnya lekat, Zinnia hanya mampu menatap bingung Pria di depannya ini, biasanya Aldy akan berlaku lembut dan perhatian, tak sekasar ini.

"Aldy! Kamu kenapasih!?" Seru Zinnia bertanya.

Grit!

Pria itu menarik rambut Zinnia, lebih tepatnya menjambak rambut Zinnia "Aduh! Aldy sakit tau!" Protes Zinnia berusaha melepaskan tarikan Pria itu.

"Aldy, Aldy, Aldy!!! Sheeva ini Alby!" Seru Pria itu emosi, matanya berair, yang tadinya tatapan kesal kini berganti menjadi tatapan sedih, dia menumpukan kepalanya di bahu Zinnia.

"Ini Alby, Sheeva ini Alby" Lirihnya, air matanya jatuh membasahi bahu berlapiskan kemeja abu gelap milik Zinnia, tangannya melingkar di pinggang Zinnia dengan apiknya.

Zinnia masih terdiam, dia masih shock, mendengar nama yang tak pernah di dengarnya selama 5 tahun hidupnya, Zinnia tak membalas pelukan Alby karena dia masih tak percaya.

Alby melepas pelukannya, dan memegang kedua bahu Zinnia, menatap lekat ke dalam mata biru gelap Zinnia yang terlihat senang.

"Sheeva, katakan, sesuatu" Ucap Alby pelan, dia takut Zinnia menolaknya, pergi darinya dan memilih kembarannya. Tangannya dibawa ke pipi Zinnia, dia mengelusnya pelan.

Zinnia kini menatap tepat dikedua mata Alby, dia menyingkirkan tangan Alby yang ada di pipinya, dan menatap bingung Alby "Alby siapa? Aldy gak pernah bilang kalau dia punya saudara, apa kita pernah ketemu sebelumnya? Maaf tapi aku gak kenal sama kamu" Ucap Zinnia tak enak hati.

Deg!

Alby terdiam, wajahnya kembali pucat dan tangannya bergetar, apa katanya? Dia tidak kenal Alby? Dan Aldy tak pernah mengungkit tentangnya?.

Keluarganya tak pernah mengungkit Alby di depan Sheeva-nya?, jadi selama ini Alby dianggap tidak ada disini, tanpa sadar dia mengepalkan kedua tangannya, tatapannya terluka dan air mata kembali mengalir.

"Sheeva...Sheeva gak ingat Alby? Sheeva...Sheeva lupa sama Alby?" Lirih Alby kecewa, dia menunduk guna mengalihkan air matanya, menggigit bibirnya guna menahan sesak di dadanya.

Zinnia menatap sedih Alby, bukan maksud Zinnia berbohong, tapi Alby harus tau bagaimana sikap keluarganya tentang Alby saat dia tak ada disini, Alby harus tahu jika dia tak dianggap nyata disini.

Zinnia hanya berpura-pura "Em maaf, aku pernah kecelakaan dulu terus koma, dan aku Amnesia, yang aku kenal itu Aldy, tapi dia sama sekali gak pernah cerita kalau dia punya kembaran, bahkan Tante Frisya atau Om Felix sekalipun" Jelas Zinnia ragu.

Alby mendongak, menatap tak percaya dengan apa yang Zinnia katakan "Alby..gak dianggap.." Lirihnya terpukup, apa seburuk itu dirinya sampai kedua orang tuanya tak membahas dirinya di depan Sheeva-nya.

Zinnia memandang sendu Alby, dia tak tega sebenarnya, tapi ini harus di selesaikan, dan kepura-puraan Zinnia bisa di selesaikan.

"Kalau gitu gimana kalau aku temeni kamu ke rumah, sekalian aku mau ketemu Aldy, biar mereka jelasin semuanya" Ucap Zinnia pelan seraya memegang bahu Alby.

Alby mengusap air matanya, kemudian mengangguk. Menggenggam erat tangan Zinnia dan menariknya keluar dari ruangan, mengabaikan Vizra yang sedari tadi menyaksikan kejadian itu dengan tatapan dingin.

"Alby Nevandra.." Bisiknya.

Baik Alby maupun Zinnia hanya diam, Zinnia masih betah ditarik Alby sepanjang jalan. Zinnia menatap tangan Alby yang berurat, wajah Alby terlihat dewasa, berbeda dengan Aldy yang wajahnya selalu ber ekspresi lembut.

Alby kini ber ekspresi datar dan dingin, berbeda dengan Alby 5 tahun yang lalu, apa benar Alby sudah sembuh dari Autismenya. Dilihat dari kelakuan dia sekarang sepertinya dia sudah sembuh, tapi tidak tau dengan Tantrumnya, dari cara berbicaranya yang fasih, Zinnia rasa pengobatannya di sana berhasil.

"Em, kamu memangnya selama ini dimana?" Tanya Zinnia penasaran, dia mendongak guna menatap Alby, Alby menoleh dan memberikan senyum manisnya.

"Alby, di Amerika" Jawabnya singkat dan pelan, Zinnia mengangguk.

Pantasan saja Zinnia selalu dilarang pergi ke Amerika, ternyata ini alasannya "Oh ya, nama kamu siapa? Kamu tadi nyebut Alby, itu nama kamu?" Tanya Zinnia lagi, dia sedang ber-akting.

"Nama aku...Alby...Nevandra" Jawabnya perlahan dan pelan, Zinnia ber oh ria, dia sudah tau sih.

"Kamu-"

"Alby"

"Heum?"

"Panggil, Alby, Sheeva....selalu..memanggil Alby" Bisik Alby getir, membuat Zinnia sedih sekaligus gemas, Teddy bearnya tak berubah ternyata.

"Heum okey Alby" Jawab Zinnia riang dan tak lupa senyum manisnya.

Alby rasanya ingin menerjang Zinnia dan melayangkan ciuman di wajahnya, namun sekarang keadaannya dia harus meluruskan sesuatu pada keluarganya.

Dan atas kepemilikan nya pada Zinnia.














Tbc...

Syalalala

My Autis Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang