Part 2. Dul
By: AdeliaYulianti19Pagiii 🌻🌻🌻
Hari ini giliran Fey bercerita. Tapi tentu saja masih berhubungan dengan Dey, kan ini cerita mereka berdua.
Yuk! Kita sambut Fey!
👭🌺👭🌺👭
"Jadi, Kak Fey enggak setuju? Kenapa, sih? Waralaba itu bagus banget, Kak! Kata Pak Rinaldi...." Terlihat dahinya mengernyit.
"Dey, dengar ya! Kamu pikir gampang pantau orang lain jalankan bisnis kita? Belum lagi kalau jaraknya jauh. Kita enggak bisa percaya gitu aja sama orang lain. Kelihatannya baik-baik aja, ternyata salon kita di sana bobrok. Atau salon kita dibuat tempat enggak benar misalnya. Nama kita bisa jadi jelek! Apa yang sudah kita bangun tiga tahun ini bisa hancur! Kamu mau kayak gitu?"
"Ya, enggak maulah, Kak." Dey merengut. "Tapi Kakak dengar dulu penjelasanku, dong!" tatapannya terasa sinis.
"Enggak Dey! waralaba bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!"
"Dey enggak maksud bikin AD mundur. Justru biar salon kita makin maju, makin besar, Kak!" Terlihat Dey begitu meyakinkanku.
Beberapa detik, aku dan Dey diam sejenak. Hanya ada suara detak jarum jam yang terdapat di atas dinding kantor AD.
Aku segera mengambil segelas air putih yang berada di atas meja berbahan kayu. Lalu menenggaknya perlahan. Tenggorokan ini rasanya kering sekali, karena harus berulang-ulang menjelaskan ketidaksetujuanku untuk mewaralabakan salon AD kepada Dey yang begitu kukuh.
"Kamu lihat 'kan? Selama tiga tahun belakangan ini, salon AD tidak pernah sepi pelanggan. Sudah banyak pelanggan tetap di salon AD. Bahkan sudah banyak pula media yang meliput! Jadi untuk apa lagi salon ini diwaralabakan? Setidaknya, banyak cara yang bisa dilakukan selain waralaba, Dey!"
"Dengan cara apa? Katanya enggak mau AD kayak gini terus!" Terdengar ucapan Dey dengan nada meninggi.
Aku mengernyit heran. Tak habis pikir dengan pola pemikirannya itu yang mudah percaya dengan orang lain. Apa dia tidak tahu bahwa mewaralabakan bisnis itu tidak mudah? Bagaimana jika nanti disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab? Taruhan reputasi dan tentunya nanti akan memiliki potensi konflik karena tidak bisa satu persatu terpantau. Kalau sudah begitu, hancur sudah nama AD yang sudah dibangun bertahun-tahun ini dengan kerja keras kami berdua.
"Kita kan bisa buka cabang sendiri. Gak perlu sampai melibatkan orang luar. Kalau kita buka cabang, 100% kita memiliki kebebasan dalam segala hal dan tentunya bisa terpantau oleh kita, Dey!"
"Dari mana uangnya, Kak? Buka cabang itu butuh dana enggak sedikit. Ngutang? Aku enggak mau! Dan kita kan udah sepakat enggak akan pernah ngutang!"
"Kan kita punya deviden. Sudah dua tahun lho kita dapat deviden. Kalau itu ditabung, lalu digabung dengan uang Kakak, kita akan bisa buka cabang lagi. Lha, uang kamu kemanain?" Suaraku meninggi.
"Itu kan Kakak! Dan bagianku lebih sedikit, Kak. Lagian aku kerja, perlu baju buat ngantor dan ongkos yang lumayan. Kakak cuma geser pantat doang dari rumah ke sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction🌺👭 COMPLETED 👭🌺 "Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, K...