goresan di lembar keempat

150 37 9
                                    


Ternyata benar perkiraanku. Berita yang sempat disampaikan Acha kemarin sudah menyebar seantero sekolah, khususnya di kalangan siswi-siswi. Kepindahan Junkyu yang terbilang tiba-tiba membuat mereka mengasumsikan banyak hal yang bahkan menurutku sama sekali ga penting untuk di utarakan.

"Jangan-jangan, masalah yang dia sama Attala? Yang dia dipukulin Attala karena dia suka banget nyita barang Attala."

Geez... Sangat tidak mungkin seorang Junkyu pindah sekolah hanya karena berurusan sama pembuat onar di sekolah. Wajar banget Junkyu nyita barang-barang yang dibawa sama Attala, karena cowok itu suka bawa rokok dan bahkan benda yang kemarin membuat Attala berkelahi sama Junkyu adalah bungkusan yang diduga sabu. Junkyu nemuin itu di dalam kantong kecil di tas Attala.

Jadi ceritanya, mereka beranggapan kalau Junkyu takut sama Attala sampe pindah, gitu? Takut my ass!

"Ngadi-ngadi banget, sih. Mana mungkin Junkyu pindah karena itu, alasan ga logis." celetukan Acha barusan kusambut dengan anggukan. Setuju banget, bahkan aku yang ga dekat sama Junkyu saja bisa tahu kalau cowok itu sama sekali ga takut sama Attala.

Pasti ada alasan lain mengapa laki-laki itu memilih untuk pindah.

"Padahal semester dua dikit lagi selesai."

Jujur, Acha kelihatan sedih banget Junkyu pindah. Ntah omongannya kemarin benar atau tidak, tapi rasa-rasanya Acha ga cuma menyayangkan stok cokiber sekolah berkurang, deh.

"Mungkin dia langsung ikut ke semester satu di tahun depan. Junkyu setahu aku anaknya pintar, deh." Acha mengangguk dengar itu. "Acha suka sama Junkyu?" nah untuk ini Acha langsung menggeleng, "Nggak, gue beneran sedih aja dia pindah. Kaya, ih sayang banget tau pindah gituu. Tiba-tiba banget lagi."

Ga salah, Cha. Aku juga sedih.

---

Malam ini kalau kamu sempat, tolong buka jendela kamarmu lebar-lebar.
Ada salam yang coba saya sampaikan lewat angin malam dan kerlip bintang.

Ada pesan yang saya coba sampaikan lewat dentingan jarum jam yang bergerak memutar hingga membentuk satu lingkaran sempurna.

Saya masih belum berani mengutarakan secara langsung tentang perasaan saya.

Saya,
terlalu berani menyukai tapi terlalu pengecut untuk mengatakan.

Maaf, beberapa kali mengotori loker kamu dengan surat yang suka saya kirim dengan berbagai macam bentuk aneh.

Saya sangat berharap kamu membacanya tapi kalaupun berakhir dibuang—surat ini mungkin akan termasuk—saya rasa tak apa,
saya tau saya sudah lancang memenuhi loker kamu.

Minta maaf sekali lagi, Kalingga.

Cara ini mungkin menggelikan, tapi serius hanya ini yang bisa saya lakukan untuk sekarang ini.

Terakhir, saya mau ingatkan lagi untuk membuka jendela kamar kamu malam ini,
tapi kalau kamu sempat, ya!

Walaupun kamu tidak akan tahu seperti apa salam dan pesan yang saya coba sampaikan,
setidaknya kamu tau bahwa malam ini saya benar-benar melakukan itu.

---



menuju lembar kelima◉◦

kau bukan rumah ─junkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang