"Apa kau ingin mengecat rambutmu, Taehyung-ah?" Tanya Seokjin setelah selesai memeriksa keadaan tubuh Taehyung. Untung saja rahim Taehyung baik-baik saja. Dia sangat khawatir dengan kondisi psikis Taehyung. Anak itu pasti sangat tersiksa, tertekan, dan stess berat sampai rambut itu memutih semua.
"Tidak hyung."
Satu lagi, Seokjin merasa ada aura yang berbeda dari Taehyung. Anak itu jadi sedikit dingin dan datar.
"Baiklah, kau harus meminum obatmu. Hyung pulang dulu."
"Ya hyung."
Seokjin keluar dari kamar serta menutup pintu kamar dengan rapat dan melangkah menuruni tangga. Ia melihat Namjoon dan Jeongguk yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.
Seokjin mendudukkan diri di sofa yang sama dengan Namjoon, menghadap ke luar ruangan. Sedangkan Jeongguk duduk tepat di hadapan TV dengan Jack yang tengkurap di sampingnya.
"Kondisi badan dan rahim Taehyung baik-baik saja. Pria itu mengobati dan merawat Taehyung dengan baik, walau memar ditubuhnya masih ada." ungkap Seokjin pada Jeongguk.
"I knew."
"Tapi Taehyung seperti berubah." Tambahnya.
Jeongguk menyesap wine, "Kesayanganku sangat sexy saat mencabik-cabik pria itu."
Selain melihat aksi Taehyung membunuh Johan, Jeongguk juga melihat aksi kesayangannya yang membunuh pria lain dari video CCTV yang tersambung di laptop Johan.
"Sudah kukatakan, kan." Namjoon menimpali.
Seokjin meneguk ludah berat. Kedua Jeon bersaudara ini memang licik dan kejam. Tapi Jeongguk adalah definisi sosok sadis dan licik yang sebenarnya. Ia menyiksa mental Taehyung secara tak langsung.
Ya, karena Jeongguk telah mengetahui keberadaan Taehyung 3 jam setelah Taehyung diculik, namun baru bergerak sebulan kemudian dan diwaktu yang sangat pas saat Taehyung berhasil melepaskan diri. Sungguh kebetulan yang sangat kebetulan, bukan?
"Apa kau tak mencintainya?"
"Cinta?"
Jeongguk menatap lurus keluar jendela dan kembali menyesap sedikit wine, "Tentu saja aku sangat mencintainya dan tak akan melepasnya. Dia hanya milikku dan hanya tunduk padaku."
"Itu obsesi. Kenapa kau lakukan hal itu? Kenapa kau tak segera menolongnya? Bagaimana jika dia tahu kebenarannya? Kau--"
Jeongguk memandang tajam Seokjin yang langsung menunduk karena terintimidasi, "Hari ini kau cukup cerewet, hyung."
Hening.
"Hey dude. Santailah, kau membuat Seokjin ketakutan." Namjoon bersuara ditengah ketegangan mereka, dan Jeongguk langsung memalingkan wajah ke luar jendela.
Namun, tubuh Seokjin malah menegang kaku. Kalau Namjoon memanggil dengan sebutan nama, sudah dipastikan itu berupa ancaman.
"Kemarilah, honey."
Seokjin mendongak dan mendekat ke Namjoon.
"Jangan pikirkan hal yang tak harus kau pikirkan." Seru Namjoon sebelum menarik dagu Seokjin untuk mencium bibirnya.
Disisi lain, pria bersurai putih perlahan melangkah mundur tanpa suara dan menghilang di balik pintu.
Wine di gelas Jeongguk yang telah habis, ia mengelus pelan puncak kepala Jack. Kitten mendengarnya, hm.
Tebak Jeongguk karena Jack terus menatap ke arah belakang Jeongguk, lebih tepatnya ke atas lantai 2 dimana kamarnya berada. Ia pun beranjak menuju kamar untuk menemui kesayangannya, meninggalkan Namjoon yang masih melumat bibir Seokjin dengan rakus bahkan dengan tangan yang bergrilya di dalam baju si dokter.
Cklek.
"Tidak tidur, kitten?"
Taehyung duduk disisi ranjang sembari menundukkan kepala.
Jeongguk mendekat dan mengangkat dagu pemuda itu agar tatapan mereka bertemu, "Apa kau bisu kitten?" Ia sedikit tak suka karena Taehyung tak menjawab pertanyaan.
"Master."
"Katakan."
"Apa artiku bagimu?"
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED ╬ KOOKV [END]
Fanfiction🔞 BxB area!! Violance, gore, bdsm. ⚠️ Mpreg. Ukenya bisa hamil. Hanya satu hal yang Kim Taehyung inginkan, hidup bahagia bersama ibu tercinta. Namun nasib baik tidak berpihak padanya atau bahkan tidak pernah?