Jungkook tak berhenti tertawa, oleh karena itu ia mendapatkan tatapan malas dari Jimin, kekasihnya. Bagaimana tidak? Sekitar satu jam lebih mereka bernostalgia mengenai momen pertemuan pertama mereka saat awal masa orientasi siswa dulu. Terlebih saat Jungkook mulai membanggakan diri setelah Jimin menceritakan bahwa akhirnya pemuda mungil itu lebih memilihnya dibandingkan kakak kelasnya dulu.
"Kamu kalau ketawa lagi aku cabut nih ya!"
Mendengar hal itu sontak saja Jungkook terbatuk dan mulai menenangkan dirinya. Ia berdehem pelan. "Jangan gitu dong, Ji. Aku kan cuma ngerasa lucu aja sama masa lalu."
"Tahu ah, kamu rese!"
Wah, pertanda awas jika sudah seperti ini.
Dengan cepat Jungkook memilih untuk merangkul pundak Jimin dengan lembut, wajahnya ia dekatkan ke ceruk leher Jimin seraya menghirup aroma vanilla yang menguar lembut dari tubuh Jimin. "Kamu harum deh, aku suka baunya."
Jimin mulai membaik, terlihat dari rona merah muda yang nampak samar di kedua pipi bulatnya. Pemuda itu bersemu dengan hal yang dilakukan oleh sang dominan. Pujian yang dilontarkan oleh Jungkook sedikit banyak berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya, dan ia suka itu.
Setidaknya Jimin tahu bahwa Jungkook menyukai apapun yang ada padanya.
Ah, Ji makin sayang Jungoo!
Ujian Sekolah telah berakhir tepat pada hari ini. Namun para siswa masih belum bisa menghela napas lega sepenuhnya karena surat kelulusan dan ijazah pun belum diketahui hasilnya. Belum lagi sesi masuk perguruan tinggi nanti, baik menggunakan nilai ataupun ujian seleksi.
Setidaknya sekitar lima puluh persen sudah mereka jalankan dan tinggal menjalankan setengahnya lagi.
Ngomong-ngomong saat ini mereka tengah berada di sebuah kedai dekat sekolah. Setelah sekian lama akhirnya keduanya dapat bertemu dan bermanja ria satu sama lain. Jimin sangat merindukan sosok kekasih hatinya, terutama Jungkook yang teramat sangat merindu.
Entah kenapa rasa sayangnya pada Jimin bukannya menurun, justru yang terjadi malah sebaliknya. Rasa cinta dan juga sayangnya kian bertambah dan melambung tinggi. Jungkook bahkan mampu bersumpah bahwa kata-kata pun tak mampu untuk mendeskripsikan rasa sayangnya terhadap Jimin.
Bucin? Memang begitulah kenyataannya.
"Kook, soal beasiswa ke Jepang itu gimana kabarnya?" Jimin menatap Jungkook seraya menopang dagunya.
"Semuanya lancar, sisanya cuma ijazah aja buat lengkapin persyaratannya. Habis itu kemungkinan aku bakalan ada sesi wawancara atau ujian seleksi."
Jungkook menjawabnya dengan begitu santai tanpa menyadari mimik wajah Jimin yang menatapnya sendu. Itu artinya tak lama lagi Jungkook akan meninggalkannya bukan? Jujur saja Jimin merasa tak nyaman di dalam hatinya, namun ia sadar untuk tidak berlaku egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeleine Love [END]
Fanfiction[COMPLETE] ✓ Jimin dan Jungkook sama-sama budak cinta. Gak percaya? Baca aja kisahnya. warning ⚠ konten fluff, cringe overload, kalau gak kuat skip aja. RANK #1 KOOMIN [22/10/2020] #3 JIKOOK [23/02/2021] [Started 20/07/2020] [End 23/01/2021]