②② ᴋᴇʟɪʀᴜ

1.3K 206 15
                                    

Aku up agak panjang, jangan lupa siapin hati ya!

Hehehe.

Jungkook mengacak rambutnya frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook mengacak rambutnya frustasi. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa keinginannya untuk mengenyam pendidikan di Negeri Sakura ternyata sesulit ini.

"Tiga minggu dari sekarang kamu berangkat ke Jakarta buat lakuin sesi wawancara di sana. Pembagian surat kelulusanmu dua hari lagi kan? Seenggaknya gak ada hal yang perlu kamu pikirin lagi."

"Habis sesi wawancara aku bisa balik ke Bandung lagi gak? Aku mau habisin waktu dulu sebelum berangkat ke Jepang."

Seokjin tertegun, setelahnya ia menepuk bahu kanan sang adik. "Sayangnya setelah sesi wawancara itu dilakuin, sekitar tiga atau seminggu kemudian kamu udah harus berangkat ke Jepang, Dek."

Terhitung satu bulan dari sekarang Jungkook akan berangkat ke Jepang. Ia tidak menyangka bahwa waktunya bisa secepat itu. Jungkook kira mungkin keberangkatannya sekitar dua atau tiga bulan lamanya setelah surat kelulusannya dibagikan.

Lebih cepat lebih baik.

Itu yang dikatakan oleh sang kakak padanya.

Padahal sebelumnya ia yang begitu bersemangat untuk pergi ke Jepang dan melanjutkannya pendidikannya. Namun setelah tahu bahwa waktunya menetap di sini tak akan lama lagi membuatnya bimbang. Jujur, ia masih ingin menghabiskan waktu setidaknya sebulan sebelum keberangkatannya tersebut.

Menikmati kebersamaan bersama keluarga, teman dan juga sang kekasih hatinya.

Namun apa daya jika pusat penyelenggara beasiswa itu memutuskan hal tersebut? Mau mundur pun tak bisa karena kesempatan emas sudah di depan mata. Hanya beberapa langkah lagi Jungkook bisa mengabulkan keinginannya selama ini.

Lagi pula Jungkook bukan tipikal orang yang rela bodoh demi cinta kok. Baginya pendidikan itu nomor satu.

Hanya saja..

"Apa aku harus kabarin soal ini ke Jimin?" Jungkook menggeram. Kepalanya seperti mau pecah saja jika mengingat pembicaraannya bersama sang kakak beberapa waktu lalu.

• • •

Seperti biasanya, Jimin akan melihat sang kekasih menunggu di depan rumahnya setiap pagi jika akan pergi ke sekolah. Pemuda manis itu meminum menghabiskan air putihnya dan bergegas mendatangi Jungkook setelah berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.

Cuaca pagi begitu cerah hari ini, tapi sepertinya tidak bagi Jungkook.

"Pagi Jungkooknya Jiji!" Jimin datang sembari tersenyum sumringah dan menatap sang kekasih yang kini tengah memainkan ponselnya. "Kook?" ucapnya lagi setelah tak mendapatkan respon.

Madeleine Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang