Hari ini Jungkook absen dulu dalam hal perbucinan. Ia bahkan sengaja tidak menyalakan ponselnya setelah mengabari Jimin bahwa hari ini ia tidak bisa bertemu atau bertukar kabar seperti biasanya. Ada hal penting yang harus diurus olehnya, maka dari itu Jungkook mencoba untuk menahan dirinya agar tidak menghubungi sang kekasih.
Jungkook itu lemah jika sudah berhubungan dengan Jimin.
"Kamu udah apply atau cari info? Kalau belum, abang rekomendasiin kamu salah satu universitas di Jepang. Kenalan abang bilang kalau di sana lagi buka beasiswa lewat jalur prestasi begitu."
Seokjin membenahi kacamatanya dan kembali fokus pada laptop di hadapannya seraya mencari situs web milik sebuah universitas yang ia ucapkan tadi. "Nih, kamu bisa baca dulu persyaratannya. Abang yakin kamu pasti masuk, Dek."
Jungkook mengambil alih laptop milik sang kakak dan membacanya dengan cermat mulai dari profil lengkap universitas tersebut, persyaratan mengenai penerimaan siswa baru dan juga beasiswa yang ditawarkan.
Lumayan, uang yang diberikan untuk keperluan sehari-hari juga bisa dibilang cukup besar.
Omong-omong Jungkook sudah memasuki semester akhir di kelas dua belas. Semuanya bahkan cukup mengejutkan karena tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Bahkan Jungkook sempat merasa bahwa masa perkenalan sekolahnya dulu baru saja dilakukan kemarin.
Pemuda itu menghabiskan waktunya di rumah pada waktu libur kali ini karena mulai mendiskusikan dirinya yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri dalam bidang kedokteran seperti yang diinginkannya.
Agak merasa bersalah juga karena ia belum memberitahukannya kepada Jimin. Ia hanya belum siap akan respon sedih lelaki itu. Terlebih lagi saat mengetahui bahwa setelah lulus sekolah nanti ia akan pergi dan menetap di negara lain.
Bukannya tidak ada universitas yang bagus di sini, hanya saja Jungkook ingin memenuhi keinginannya sejak dulu untuk bersekolah di luar negeri. Kalian ingat bukan bahwa Jungkook merupakan seorang anak yang ambisius dan juga kompetitif? Dia ingin menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.
"Kirim link-nya aja ya, bang. Aku ada urusan sebentar."
Seokjin mengangguk pelan saat sang adik melangkahkan kakinya keluar kamarnya. Ia sudah mengetahui dengan betul apa yang dimaksud oleh Jungkook. Siapa lagi kalau bukan Jimin?
"Katanya mau stop bucin dulu buat hari ini. Labil."
• • •
"JUNGKOOK!!!"
Saat tengah bermain dengan si tampan, Miko, Jimin dikejutkan oleh ucapan sang bunda yang mengatakan bahwa kekasihnya datang ke sini. Padahal ia mengira bahwa Jungkook akan mematikan ponselnya selama seharian penuh dan tidak menghubunginya, ternyata pemuda itu sudah datang ke tempatnya saja.
"Ji, nanti bilangin sama Jungkook buat bawa cookies buatan bunda ya?"
"Siap, Bun."
Dengan tergesa-gesa Jimin berlari seraya mendekap seekor kucing jantan berwarna abu-abu. Ia melihat Jungkook tengah berbincang dengan ayahnya. Agak heran karena perbincangan tersebut nampak serius, terlihat dari cara bicara dan raut wajah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeleine Love [END]
Fanfiction[COMPLETE] ✓ Jimin dan Jungkook sama-sama budak cinta. Gak percaya? Baca aja kisahnya. warning ⚠ konten fluff, cringe overload, kalau gak kuat skip aja. RANK #1 KOOMIN [22/10/2020] #3 JIKOOK [23/02/2021] [Started 20/07/2020] [End 23/01/2021]