Lee Yerin merupakan gadis berusia 18 tahun yang selalu mendapat kekerasan rumah tangga oleh Ayahnya sendiri. Hari-harinya tidak seperti gadis pada umumnya, hidupnya selalu dikekang, ia juga dijual oleh Ayahnya sendiri untuk melunasi hutang-hutangnya...
Sesampainya di rumah sakit, Yoongi segera berlari ke ruangan Yerin. Yoongi perlahan membuka pintu kamar, dan itulah pria itu melihat istrinya sudah sadar dan sedang duduk di atas ranjangnya. Kedatangan Yoongi disambut oleh senyum hangat Yerin.
“Ahjussi,” lirihnya sembari tersenyum ke arah Yoongi.
Yoongi segera berlari memeluk erat istrinya itu, tidak terasa air matanya terjun begitu saja di pipinya. Sungguh, pria itu benar-benar lega bisa melihat istrinya tersenyum kembali.
“Yerin, syukurlah kau sudah sadar. Aku sangat takut dan memikirkan yang tidak-tidak karena kau tidak kunjung sadar,” ucap Yoongi.
“Jangan menangis, Ahjussi. Kalau kau sedih, aku akan ikut sedih juga,” ucap Yerin sembari membalas pelukan suaminya.
Yerin melepas pelukan Yoongi lalu menatapnya lekat. Ia memandangi suaminya dari atas hingga bawah, terlihat raut wajah khawatirnya.
“Ahjussi, kau baik-baik saja? Kau tidak terluka-kan?” ucapnya khawatir.
Yoongi memandang lirih, bagaimana bisa istrinya itu masih mengkhawatirkan orang yang jelas baik-baik saja, sedangkan dirinya saja tidak baik-baik saja.
“Syukurlah Ahjussi, aku takut terjadi apa-apa padamu.”
“Maaf Yerin, seharusnya aku yang terbaring di sini, bukan dirimu. Kau jadi seperti ini karenaku. Aku benar-benar minta maaf Chagiya.”
“Tidak Ahjussi, ini bukan salahmu. Kumohon, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri.”
“Yerin-aah,” lirih Yoongi.
“Tapi ... Ahjussi, noda apa di lengan bajumu? Ini seperti darah, apa kau terluka?”
Yerin melihat bekas darah pria yang terdapat pada ujung lengan kemeja Yoongi. Pria itu benar-benar lupa untuk membersihkannya tadi karena terburu-buru untuk datang ke rumah sakit.
“Ah tidak, ini hanya bekas saus saja. Aku tadi lupa membersihkannya.” Bohong Yoongi.
