14

2.6K 2.1K 682
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
♡ ∩_∩
(„• ֊ •„)♡
┏━∪∪━━━━┓
♡ Min Ahjussi
┗━━━━━━━┛
.
.
.

Yerin hanya bisa pasrah saat ini, suaranya hampir habis karena terus berteriak meminta tolong walaupun tidak ada siapa-siapa di situ. Mencoba melawan pun percuma saja, tenaga pria tua itu lebih besar darinya. Pria-pria tua itu terlihat senang karena akhirnya Yerin sudah tidak berteriak dan mulai menuruti mereka.

“Gadis pintar, akhirnya kau menurut juga dengan kami!” ujar salah satu pria tua itu.

Yerin hanya bisa menitikkan air mata dan berharap ada yang menolongnya saat ini. “Kumohon, siapapun tolong aku,” gumamnya.

Disaat ia diseret lagi oleh para pria tua itu, seseorang melemparkan bola basket ke salah satu pria yang menyeretnya. Karena lemparannya yang kuat dan mendarat tepat di wajah, pria tua itu meringis kesakitan.

“Cihh, sial! Siapa yang berani melemparkan bola sialan ini haa?!” teriaknya kesal pada orang yang melemparkan bola padanya.

“Maafkan saya Paman, aku hanya mencoba melemparkannya pada ring basket. Ah tidak, bukan ring basket. Lebih tepatnya pada beberapa sampah jalanan!” balas orang yang melemparkan bolanya tadi.

Yerin dan para pria tua itupun menoleh ke sumber suara, saat itulah mereka melihat seorang anak laki-laki yang tinggi, putih, dan tampan. Ia masih menggunakan seragam sekolah, sepertinya ia masih seorang pelajar.

“Dasar bocah kurang ajar! Kau harus diberi pelajaran!” ujar pria tua yang kesal tadi dan ia pun mulai menyerang anak laki-laki yang menyerangnya tadi.

Bugh!
Bugh!

“Akhh sial!” pekik pria tua itu.

Bukannya anak lelaki tadi yang terluka, malah sebaliknya. Laki-laki itu memukul pria tua yang menyerangnya.

“Hei kalian, jangan diam saja! Bantu aku menghabisi bocah kurang ajar ini,” ujar pria tua yang dipukuli kepada teman-temannya.

Bugh!
Bugh!
Bugh!

Tiga orang pria tua itu kemudian tersungkur kesakitan di aspal, mereka kalah telak oleh seorang pelajar. Laki-laki itu hendak memukul lagi. Tetapi permohonan salah satu pria tua yang dipukulinya tadi berhasil menghentikan niatnya.

“Kumohon, hentikan! Baiklah, kami mengaku kalah! Kumohon, berhenti!” Mohon pria tua itu.

“Paman, pergilah dari sini sebelum aku berubah pikiran!” Tekan laki-laki tersebut.

Dengan tertatih-tatih, tiga pria tua yang mabuk tadi akhirnya pergi. Yerin terduduk lemas di aspal, tubuhnya bergetar. Laki-laki tadi mendekati Yerin dan berjongkok di hadapannya, lelaki itu bertanya apakah Yerin baik-baik saja.

𝕄𝕚𝕟 𝔸𝕙𝕛𝕦𝕤𝕤𝕚 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang