PART : XI

3.1K 145 6
                                    

Baekhyun termenung di ruang santai, bibirnya mengerucut lucu. Jika ada yang melihatnya, mungkin mereka akan memekik gemas. Tetapi, pikiran Baekhyun tidak selucu itu.

Lagi-lagi spekulasi buruk itu muncul di benaknya, antara suami juga anaknya. Baekhyun menggeleng beberapa kali, berusaha mengenyahkan pikiran busuk itu.

Baekhyun membawa kakinya menuju dapur, mengambil Ice cream yang ada di kulkas. Siang-siang seperti saat ini memungkinkan otak untuk panas juga, semoga saja dengan memakan Ice Cream otaknya bisa dingin kembali.

Dalam keterdiamannya pikiran Baekhyun justru membawanya pada Chanyeol, saat itu juga Chanyeol pernah mengajaknya untuk makan Ice Cream. Mengingat Chanyeol membuat Baekhyun sadar bahwa dia sudah meninggalkan Chanyeol sendirian di kamarnya, mungkin anak itu menginginkan sesuatu? Baekhyun sepertinya harus menemui anak itu dan bertanya.

Entah sudah berapa Cup Ice Cream yang dia habiskan, Cup Ice Cream di tangannya masih Ia pegang dengan baik, sekali menyuap Ice Cream itu pada mulutnya. Kakinya Ia bawa melangkah ke kamar Chanyeol, waktu sudah menunjukkan pukul dua lebih beberapa menit. Tidak terpikirkan oleh Baekhyun bahwa Chanyeol sedang membersihkan diri, dia terlalu panik karena saat membuka pintu kamar Chanyeol, lelaki itu ternyata tidak ada di tempat pembaringannya.

Satu Cup Ice Cream itu Baekhyun simpan di nakas, di samping tempat tidur Chanyeol. Tubuh Baekhyun membungkuk hingga hampir bersujud, untuk memeriksa bawah ranjang tempat Chanyeol tidur. Terlalu panik hingga otaknya blank seketika.

Baekhyun tersentak saat suara berat Chanyeol terdengar di telinganya, diam-diam Baekhyun meringis merutuki kebodohannya.

Mana mungkin Chanyeol bersembunyi di bawah ranjang, Chanyeol kan bukan anak-anak lagi.

Baekhyun dengan gerakan yang terasa slowmotion menatap Chanyeol, lalu memperbaiki posisinya hingga berdiri. Chanyeol menatap Baekhyun dengan wajah yang –Baekhyun tidak bisa menjelaskannya– rambut Chanyeol basah.

"C-Chanyeol?" kata Baekhyun dengan kaget.

Chanyeol mengangkat alisnya sebelah, tangan Chanyeol mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk.

"Mengapa kau tak pakai baju?" Baekhyun yang bertanya ditengah rasa kegugupannya, justru terdengar sangat lucu di telinga Chanyeol.

"Aku baru selesai mandi, Ma," katanya dengan senyum kecil. Dalam hati Chanyeol menduga-duga, apa Mama mulai tergoda olehnya. Chanyeol dan rasa percaya dirinya yang tinggi tentu berpikir jika Baekhyun sedang terpesona oleh tubuhnya.

"O-oh," katanya dengan gugup. Chanyeol dapat melihat wajah Mamanya yang memerah, jantung Chanyeol berdetak sangat cepat saat melihat itu.

"Aku akan berganti baju," kata Chanyeol. Tidak lupa dengan jahilnya, lelaki itu menghampiri Baekhyun. Baekhyun hanya terdiam, kegugupan itu benar-benar menguasainya.

Chanyeol yang terus melangkah maju, dan Baekhyun yang terus mundur. Diam-diam mata Baekhyun mengamati tetesan air yang mengalir melewati perut kotak-kotak milik Chanyeol.

Baekhyun berhenti mundur saat punggungnya menabrak tembok, Baekhyun terbayang adegan-adegan di drama yang sering dia tonton. Apakah setelah ini Chanyeol akan menciumnya? Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Baekhyun memejamkan matanya, lalu menunduk takut saat merasakan nafas hangat Chanyeol di area lehernya.

"Mama mau melihat aku telanjang?" Bisik Chanyeol dengan sensual. Baekhyun lantas membulatkan matanya, tersadar dengan apa yang dia lihat Baekhyun lantas menatap mata Chanyeol yang terlihat berbeda.

Mama Mertua | [CHANBAEK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang