PART : XVI

2.7K 136 7
                                    

*Note Adek : huruf Italic atau tulisan miring artinya Flashback.

Don't forget to comment and vote if you like this story ♥️

...

Pagi itu semua terasa berbeda, jika sebelumnya baekhyun selalu mengharapkan keluarganya berkumpul dan sarapan bersama, maka untuk kali ini tidak. Tidak dengan dua mata yang saling beradu tajam, tidak dengan aura peperangan yang kentara.

"Maaf, Mama hanya membuat nasi goreng saja hari ini," ucapnya penuh sesal.

"Apa kau masih kelelahan, sayang?" tanya Sehun dengan sengaja menekankan kata kelelahan, bukan tanpa maksud lelaki itu mengatakannya. Tentu saja untuk membuat Chanyeol mengerti bahwa Baekhyun adalah miliknya, maka dengan itu dia melanjutkan, "Tentu saja kau pasti lelah setelah aktivitas kita semalam, sebaiknya kau istirahat lagi setelah ini."

Baekhyun, perempuan itu hanya terdiam. Malu untuk menjawab, menurutnya hal-hal seperti itu tidak dibicarakan di depan anak-anaknya, meskipun anak mereka sudah dewasa. Chanyeol terdiam, tapi matanya ikut menatap pada mama mertuanya yang terdiam. Bekas kecupan merah terlihat jelas di leher yang seharusnya mulus itu, mendadak hilang sudah nafsu makan Chanyeol.

Awalnya Chanyeol berniat berangkat seperti biasa, tentu saja yang paling akhir. Mungkin sedikit godaan untuk mama mertuanya akan menambah semangat Chanyeol, apalagi jika pipi mama mertuanya memerah. Sepertinya keinginan Chanyeol tidak bisa terpenuhi, karena papa mertuanya terus saja ada di samping mama. Sepertinya lelaki itu tak akan pergi sebelum Chanyeol pergi.

Maka tanpa sepatah katapun, bahkan tanpa menghabiskan makanannya Chanyeol pergi dari rumah. Tak menghiraukan panggilan Luhan, maupun Baekhyun. Dia sedang marah saat ini.

Luhan, perempuan itu bukan tak tahu sepertinya ada sesuatu yang terjadi antara Ibu dan suaminya. Di satu sisi itu menikam hatinya, karena kedua lelaki dirumah itu tak ada satupun yang menginginkannya. Di satu sisi, itu melegakan, itu artinya bukan hanya dia yang melakukan kesalahan.

"Sehun-a," panggilan lembut untuk papanya itu membangunkan Luhan dari lamunannya.

"Kupikir tak seharusnya kita membicarakan itu di depan anak-anak," kata Baekhyun dengan pelan. Baekhyun malu, dirinya tidak pernah sevulgar itu pada orang lain. Tetapi Sehun sepertinya salah mengartikan ucapan Baekhyun, lelaki itu mengira Baekhyun sedang melindungi hati Chanyeol.

"Kupikir itu masih wajar, atau kau memang tak mau jika Chanyeol tahu apa yang kita lakukan semalam?"

"Aku tidak mengerti apa maksudmu," jawab Baekhyun dengan bingung.

"Kau tak mau membuat Chanyeol sakit hati, kan? Karena kau mau menjaga perasaannya, karena kalian bermain dibelakang aku selama ini! Iya, kan?" Wajah Sehun memerah penuh amarah, hingga dia mengasumsikan segala sesuatu dengan salah.

"Tidak! Aku tidak melakukan itu!" Jelas Baekhyun dengan tegas, sungguh dia tidak bermain api dengan Chanyeol. Dia akan sebisa mungkin menghindari hal-hal seperti itu.

"Lalu semalam apa! Aku melihat kalian hampir berciuman! Menurutmu bagaimana perasaanku?" tanpa menunggu jawaban dari Baekhyun, lelaki itu menyeret kakinya untuk meninggalkan ruangan. Diikuti oleh Luhan, anak itu bahkan tak berusaha menenangkan ibunya.

Baekhyun pikir dia pasti sudah membuat Sehun dan Luhan kecewa. Matanya memerah sedih, sungguh tak pernah sedikitpun terbesit dalam hatinya untuk melakukan hal seperti itu.

...

Sisa hari itu Baekhyun habiskan untuk merenungi semua kesalahannya, sudah dua hati yang dia sakiti tanpa sengaja.

Mama Mertua | [CHANBAEK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang