Chapter 5: Perjanjian

260 23 0
                                    


Yuta menghela napas. "Oke kita ke rumahku." Ia menarik tangan Winwin ke arah taksi yang berhenti di dekat mereka.

***

"Selamat datang di rumahku." Nakamoto membuka pintu kamar di lantai atas sebuah apartemen sederhana pinggir kota. Keraguan Winwin sebelum masuk mendadak sirna melihat isi kamar itu. Tidak benar-benar rapi memang, tapi tidak terlalu berantakan juga. Sangat mencerminkan Yuta. Kamar itu terasa khas pria single yang hidup sendiri tapi tetap nyaman.

Winwin duduk di sofa begitu Yuta mempersilahkan. Si pemilik kamar pergi sejenak mengambil minum.

"Win," panggil Yuta mengagetkan gadis itu.

"Ah maaf." Winwin menerima uluran gelas dan minum. "Terima kasih mau membantu orang asing sepertiku. Maaf membuat repot."

"Tidak papa. Dulu waktu aku baru tiba di sini, aku juga seperti orang hilang. Lalu, ada yang menolong dan aku dapat pekerjaan. Senang membantu orang lain." Mendengar ketulusan laki-laki ini, Winwin mau tidak mau tersenyum. Tapi kenyataan mendobrak kembali.

"Sekarang, aku bikin kamu kehilangan pekerjaan. Pasti orang-orang ayah udah tau kalau kamu bantu aku kabur. Mereka pasti bakal cari kamu. Terus..."

"Hei, Winwin." Yuta melambaikan tangan di depan wajahnya, menyadarkan gadis itu dari gumaman panjang. "Jangan khawatir. Susah sih, tapi nanti aku cari kerja lagi. Sekarang lebih baik kamu mandi. Aku nggak punya baju perempuan, jelas, tapi mungkin ada yang bisa kamu pakai."

Yuta pergi ke balik pintu kamarnya dan kembali dengan hoodie dan celana kepanjangan untuk Winwin.

*

Tak lama Winwin keluar dari kamar mandi dan langsung disambut aroma kuat ramen. Ia berjalan kelaparan ke arah dapur, melihat Yuta mengangkat sepanci ramen mengepul dari kompor.

"Makanlah dulu. Aku mandi sebentar," kata Yuta lalu berlari kecil ke kamar mandi.

Winwin duduk termenung menatap ramen di depannya. Ia bingung antara makan duluan meninggalkan Yuta atau menunggu laki-laki itu selesai mandi.

"Berhenti melamun Dong Winwin!"

Winwin tersentak kaget melihat Yuta sudah berdiri lagi di depannya dengan rambut agak basah. Apa laki-laki mandi secepat itu ya?

"Maaf aku cuma punya ramen hehe."

Senyum lebar Yuta membuat Winwin ikut tersenyum.

"Selamat makan."

*

Winwin berguling di kasur sambil membuka mata. Gadis itu ingat tadi malam Yuta menyuruhnya tidur di kamar. Suruhan yang tepat palagi setelah ia diomeli Ten habis-habisan.

"Bisa-bisanya kamu kabur sama orang asing Win?! Kalau ada apa-apa gimana?!"

Omelan itu baru berhenti waktu Winwin mengirimi alamat Yuta. "Besok pagi aku ke sana!"

Toktoktok suara ketuk pintu membuat Winwin mengeliat kecil dan bangun.

"Ah selamat pagi." Senyum si tuan rumah langsung menyapa Winwin dari luar kamar.

"Pagi."

"Kamu nggak punya alergi apa-apa kan? Aku habis belanja, mau masak sup miso dan tamagoyaki." Yuta menjeda ucapannya, terdiam sambil mengedipkan mata. Apa yang ia pikirkan? Winwin bertanya-tanya. "Ah!"

"Eh, kenapa?!" Winwin ikut berteriak.

"Masakan Jepang! Aku biasa masak itu jadi nggak nanya kamu mau makan apa. Umm sup miso itu isi tahu, lobak, sama jamur. Tamagoyaki itu.."

Make Your Day || YuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang