Chapter 11: Tiramisu

106 11 0
                                    


Seminggu berlalu sejak pemotretan canggung itu. Hubungan Winwin dan Yuta berhari-hari menjadi kaku. Ya, semua salah Jaemin. Ah maksudnya salah Mark dan Haechan. Bukan, bukan. Semua salah pemotretan itu.

***

Yuta seumur-umur belum pernah berfoto berdua dengan wanita, kecuali kakak dan ibunya. Kejadian kemarin sangat meninggalkan bekas. Wajah putih Winwin, mata bulan dan bulu mata lentik, senyum gadis itu... Pokoknya Yuta tidak sanggup mengenyahkan gambaran Winwin dari pikirannya.

Tanpa sadar dia pun menjaga jarak dari Winwin. Tidak benar-benar menghindari gadis itu, cukup tidak seterbuka dulu. Yuta tidak akan sengaja mencari waktu untuk dihabiskan bersama Winwin. Selamat tinggal acara minum bersama di beranda. Kalau tidak sengaja bertemu atau berada di situasi bersama yang tak terhindarkan, Yuta berusaha menanggapi normal tapi tidak seakrab biasanya.

Yuta sadar tindakannya salah. Kurang ajar sekali sebagai "pacar" ia mengabaikan perempuan yang tidak bersalah itu. Tapi dia melakukannya bukan karena mau, hanya saja imajinasi terhadap Winwin semakin intens saat mereka berada di lokasi yang sama.

BUKAN! Bukan imajinasi vulgar!

Yuta hanya melihat dunia semakin indah berkilauan saat ia menyelam di bola mata Winwin. Oh oh oh, Yuta bukan Yuta lagi. Winwin dan pemotretan itu merubah Yuta dari pemuda emo penyuka genre rock jadi pendengar lagu-lagu cinta. TIDAAAKKK.

***

Beda dengan Yuta, Winwin lebih sanggup mengkontrol diri. Ia tidak masalah berfoto dengan Yuta, abaikan kupu-kupu di perutnya. Perubahan sikap Yuta lebih penting.

Semenjak tinggal serumah, Winwin memaklumi kekakuan Yuta. Lagi pula Yuta cuma culture shock pada lingkungan baru. Hubungan pria ini dan orang-orang sekitar kantor atau rumah jauh lebih lancar dari yang Winwin kira. Yuta memang mudah beradaptasi walau bukan tipe orang yang hyper. Biasanya Yuta paling bisa membaca situasi dan mengkondisikan diri secara tenang. Ingat pemuda yang menerima ajakan menjadi pacar Winwin tanpa pikir panjang? Tapi kali ini berbeda.

Yuta menghindari Winwin kalau tidak ada urusan sangat penting. Dia tidak menggoda Winwin seperti dulu. Mereka bahkan tidak pernah lagi mengobrol hanya berdua! Anehnya, dia tetap sering berbincang seru bersama pegawai lain yang baru ia kenal. Tidak dengan Winwin. Ia kesal dan semakin frustasi saat melihat Yuta tidak berusaha memperbaiki keadaan.

Winwin pun memutuskan bertindak. Ia harus memaksa Yuta duduk berbicara kepadanya.

***

Hari itu kebetulan Winwin dan Yuta tidak pulang bersama, kemarin-kemarin mereka selalu pulang bareng walau mobil dipenuhi keheningan. Yuta harus lembur persiapan konferensi pers klien. Winwin memilih pulang diantar Pak Song setelah memaksa keras Yuta membawa mobilnya. Di jalan, dia kepikiran cara memperbaiki hubungan mereka saat lihat tas kertas bakery favoritnya di kursi sebelah Pak Song.

"Kue buat siapa, Pak?" tanya Winwin sambil mobil melaju keluar dari area kantor.

"Oh, ini buat Lea, Miss. Hari ini ulang tahun," jawab Pak Song menyebut puteri bungsunya yang pernah berkunjung ke kantor tempo hari.

"Ya ampun berarti udah 6 tahun, kan? Tau gitu aku titip hadiah buat Lea. Apa sebelum pulang, mampir toko dulu ya Pak?"

"Eh, ngga usah repot Miss. Ini juga saya udah bawa Tiramisu kesukaannya Lea. Semalem dia ngambek karena hari ini batal pergi ke rumah nenek padahal lagi ulang tahun. Isteri saya yang harusnya nganter malah keseleo, harus ke dokter."

"Astaga. Trus isteri Pak Song baik-baik aja?" Winwin terdengar khawatir.

"Untung nggak parah Miss. Cuma ya itu susah jalan. Belum tahu kapan jadi perginya."

Make Your Day || YuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang