30. Acara Riska (2)

534 26 28
                                    

•••

"Kakek? Nenek?" ucap Jessica sambil menyodorkan tangan hendak mencium punggung tangan kedua paruh baya itu. Berusaha mengabaikan ucapan menyakitkan yang barusan keluar dari mulut kakek Leon.

Nenek menepis tangan Jessica kasar. Melihat enggan ke arah dirinya. Jessica tak tau kenapa mereka seperti tak suka kepada nya.

"Mah, pah. Jangan gitu dong, Jessica ini istri Leon," ucap Rendi memperingati.

"Kami tidak pernah menyetujui perjodohan itu, kalian menikah kan Leon tanpa sepengetahuan kami. Naomy lebih baik dari dia," ucap Nenek menarik tangan Naomy.

Jessica benar-benar terkejut. Mengapa Naomy ada di sini? Dan mengapa juga Nenek bisa mengenal Naomy? Sedangkan Naomy hanya tersenyum miring di tempatnya.

"Mama apa-apaan sih. Naomy gak bisa sama Leon. Leon udah punya Jessica," ucap Rendi tegas.

"Diam kamu Rendi. Apa yang di katakan mama mu itu memang benar. Naomy gadis baik-baik, hanya dia yang pantas untuk Leon," tambah Kakek membuat Jessica menggigit bibir bawah nya.

"Sudah. Je, ikut ayah ya," ucap Rendi menarik tangan Jessica.

"Kita duluan," tambahnya.

Jessica hanya bisa menunduk. Ternyata Kakek dan Nenek tak suka jika dirinya yang bersama Leon. Dan ternyata, mereka tak datang karna tak tau? Ia tak tau apa saja yang keluarga nya dan keluarga Leon sembunyikan lagi.

"Je, maafin orang tua ayah ya?"

"Ah iya ayah. Gak papa," ucap Jessica sambil tersenyum. Ia tak boleh menunjukan wajah masam nya, ia tak mau membuat Rendi tambah merasa bersalah.

"Ayah tinggal dulu gak papa Je? Ayah mau ngomong dulu sama orang tua ayah," tambah Rendi yang mendapat anggukan dari Jessica.

Setelah Rendi pergi. Jessica mengambil salah satu gelas yang berisi air bening di meja. Ia langsung meminum nya sampai habis. Naomy yang melihat itu tersenyum miring.

Jessica memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia menggigit bibir bawah  saat sakit di kepalanya semakin menjadi. Ia tak tahu dirinya kenapa. Saat sedang seperti itu, pemuda yang tak ia kenal datang menghampirinya. Memojokannya sampai ia tak bisa berbuat apa-apa.

Leon yang melihat Jessica seperti itu langsung berlari ke arah Jessica. Dirinya mendorong kasar cowok yang bersama Jessica. Tadi ia sampai kelimpungan mencari Jessica kemana-mana. Untung saja dirinya tak terlambat.

"Je lo kenapa?" tanya Leon khawatir sambil menyusut keringat di dahi Jessica.

"Panas Leon," ucap Jessica mengibas-ngibas kan tangannya.

"Lo abis minum apa?"

"Air putih."

Leon berdecak. Minuman itu pasti sudah di campur dengan yang aneh-aneh sampai membuat gadis nya seperti ini. Ia tak tau bagai mana menenangkan Jessica.

"Pulang aja," ucap Leon langsung menggendong Jessica meninggalkan acara.

•••

"Minum dulu," ucap Leon menyerahkan segelas air putih.

Jessica meneguk air yang di berikan Leon. Tapi tetap saja itu tak merubah keadaan Jessica. Malah membuat ia semakin kepanasan. Entahlah, menurutnya udara sangat-sangat panas.

"Tambah panas Leon."

Leon benar-benar tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, ia tak bisa mengatasi Jessica yang sedang seperti ini.

"Coba minum lagi," ucap Leon menyerahkan gelas.

"Panas Leon."

"Lo mau gimana?"

"Panas Leon!"

Jessica terus menggeliat, ia juga tak tau dirinya kenapa. Yang jelas jika ia minum, rasa panas nya akan semakin menjadi. Dan ketika Leon menyentuhnya tubuhnya meremang.

Leon mengusap keringat yang terus mengalir di pelipis Jessica. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Cara lain seperti apa yang harus ia lakukan untuk membantu Jessica?

"Bantu gue Leon, panas!"

"Je, lo mau gue bantu?"

Jessica mengangguk, ia tak tahan dengan suasana yang sangat panas ini, apa lagi tubuh nya yang selalu meremang saat Leon menyentuhnya.

"Leon panas! Gue mohon, bantu gue!"

"Gue bantu lo," final Leon sambil menyimpan gelas di atas nakas.

•••

Naomy bergerak gelisah. Seharus nya, cowok tadi yang ia suruh bisa menjebak Jessica. Dan seharusnya, kini gadis itu masuk ke dalam perangkap nya. Tapi ia tak tau kenapa dirinya tetap gelisah.

"Kamu kenapa sayang?"

"Ah Nek? Naomy gak papa Nek, cuma lagi nyari Leon aja," balas Naomy sambil tersenyum.

"Memang nya kemana Leon? Dia gak temenin kamu? Pasti sama gadis yang suka pamer badan itu!" kesal Nenek sambil berdecak.

"Yaudah gak papa Nek. Naomy udah biasa kok," ucap Naomy tersenyum.

"Maaf ya sayang, nanti Nenek bilangin Leon ya?"

"Iya Nek. Mmm, Naomy tinggal dulu gak papa Nek? Naomy mau ke toilet," ucap Naomy.

"Iya gak papa."

Naomy berjalan setelah berpamitan untuk ke toilet. Ia hanya berbohong, dirinya mau mencari Leon saat ini. Cowok itu seharus nya bersama dirinya di sini. Tapi malah menghilang entah kemana. Lihat saja apa yang akan di lakukan Naomy untuk membuat Leon menyesal.

•••
To be continue

Aku gak tau aku nulis apa:) tunggu part selanjutnya ya!




I, You, and He [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang