26. Sakit

586 37 34
                                    

Hati-hati dengan hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati dengan hati. Karna hati, dapat melukai hati.

•••

Jessica duduk di salah satu kursi yang ada di perpustakaan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya pelan. Apa yang tadi ia ucapkan?

Setelah mengungkapkan perasaannya terhadap Leon, Jessica langsung pergi ke perpustakaan. Meninggalkan Leon yang terdiam seperti mencerna ucapannya.

"Bodoh," desisnya.

"Gue malu," lanjut Jessica.

Sedangkan Leon, cowok itu masih saja termenung di tempatnya. Leon berdecak, suara yang tadinya akan ia keluarkan untuk membalas pengakuan Jessica hanya bisa sampai tenggorokan. Ia terkejut.

"Ngapain lo ngelamun disini?"

Leon melihat kedepan, Auryn yang bersama Mela melihat ke arahnya. Dirinya hanya bisa cengengesan membalas ucapan Auryn.

"Pengen aja gitu nyobain ngelamun di sini. Eh taunya, serem," ucap Leon sambil bergidik.

"Serem kenapa?" tanya Mela mengerutkan alisnya.

"Gue di samperin kunti," ucap Leon kemudian berlari.

Seperkian detik mereka terdiam mencerna ucapan Leon. Masih memikirkan apa maksud cowok itu.

"LEON!"

•••

Sudah 2 jam Jessica berada di perpustakaan. Ya, dirinya bolos, dan sekarang bel istirahat kedua sudah berbunyi. Jessica keluar dari perpustakaan, ia tidak boleh seperti ini.

Jessica berjalan ke arah kelasnya, ia tak boleh menghindar lagi. Ini sudah resikonya. Meski pun dirinya sangat malu bertemu Leon, tapi tetap saja ia tak boleh seperti ini.

"Kemana aja lo?" tanya Auryn saat Jessica duduk di bangkunya.

"Ketiduran di perpus gue," jawabnya kemudian terkekeh.

"Pulang aja sekalian," ucap Mela.

"Gabutlah."

"Kantin kuy!" ajak Auryn sambil berdiri.

"Shalat sana!" balas Jessica.

Auryn mencebik kan bibirnya, lalu duduk kembali melipat kedua tangannya di depan dada. Ia sangat malas untuk menunaikan shalat.

"Males gue," ucap Auryn yang mendapat toyoran dari Mela.

"Ayok ah cepet!" ucap Mela menarik tangan Auryn.

Jessica terkekeh melihat kelakuan kedua sahabat nya itu. Ia belum selesai PMS. Jadinya hanya mereka yang shalat. Jessica melihat seisi kelas, hanya ada dirinya dan 3 orang siswi lagi, mungkin mereka juga sedang datang bulan.

Leon, cowok itu juga pasti sedang berada di masjid. Ia tak tau harus bersikap seperti apa jika bertemu dengan Leon nantinya. Jessica malu.

"Laper gue," ucap Jessica kemudian berdiri, bergegas pergi ke kantin sendiri.

Kantin tampak tak terlalu ramai, mungkin sebagian masih di masjid. Jessica duduk di bangku dekat stand makanan, ia memesan nasi goreng.

Jessica memakan nasi goreng dengan lahap. Ia sangat lapar sekarang, tadi acara makannya terganggu. Jangan sampai acara makannya sekarang juga akan terganggu.

Kebiasaannya saat dikantin, gadis itu selalu melihat sekeliling. Kantin sedikit ramai sekarang, pastinya. Mereka pasti sedang lapar seperti dirinya saat ini.

Setelah selesai makan, Jessica menyerahkan uang lalu pergi melenggang dari kantin. Auryn dan Mela pasti belum sampai kelas. Mereka akan sangat lama jika berada di masjid, apalagi jika di hadapkan dengan cermin.

Saat berbelok menuju koridor, matanya tak sengaja melihat Naomy sedang memeluk seseorang. Jessica tak peduli jika itu Naomy, tapi yang ia pedulikan adalah orang yang di peluk gadis itu, Leon.

Jessica menghela nafas kasar. Ia tersenyum miris, mengapa Leon diam saja mendapat pelukan dari Naomy? Apa cintanya benar-benar tak terbalas? Bertepuk sebelah tangan?

Gadis itu berjalan melewati kedua remaja yang sedang bermesraan itu. Membuat Leon langsung melepaskan pelukan Naomy dan dengan cepat mengejar Jessica yang sekarang berada di taman.

Jeessica duduk di salah satu bangku taman. Melihat rumput-rumput hijau yang terkena sinar matahari itu dengan pandangan kosong.

"Je, lo jangan salah paham," ucap Leon berjongkok di hadapan Jessica.

"Kenapa? Baru tadi gue nyatain cinta sama lo yon. Gue kira lo bakal hargain perasaan gue, tapi ternyata-?"

Jessica menunduk, matanya memanas. Ia tak boleh menangis di hadapan Leon, tak boleh. Dirinya tak boleh lemah.

"Bukan gitu, dia tiba--"

"Tiba-tiba dateng terus peluk lo? Basi yon! Terlalu sering lo ngomong gitu, gue capek sakit hati sendirian. Lo gak akan pernah tau gimana rasanya."

"Je."

"Apa? Lo jahat tau gak? Gue berusaha jadi yang terbaik buat lo! Gue lakuin ini itu supaya lo tau kalo gue bener-bener cinta sama lo! Tapi apa balasan lo? Lo gak pernah hargain perasaan gue!"

Jessica menggigit bibir bawahnya pelan, air matanya mulai mengalir. Ia tak bisa menahan tangisannya.

"Gue nyesel cinta sama lo yon. Gue nyesel!"

"Je, gue minta maaf. Gue-"

"Gak usah minta maaf kalo lo masih ngulangin hal yang sama."

"Gue janji sama lo bakal jauhin dia. Gue janji Je."

"Gue gak butuh janji, tapi gue butuh bukti," balas Jessica mengusap air matanya. "Tapi kayaknya gue salah, mana mau lo ninggalin dia demi gue? Pasti lo kejar cinta lo kan? Mulai sekarang, gak usah peduliin perasaan gue, secepatnya gue bakal lupain lo."

"Lo gak boleh gitu Je!"

"Jangan egois."

Jessica berdiri lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Leon yang menunduk di taman. Ia sakit hati saat melihat Leon terus-terus an dekat dengan Naomy.

•••
To be continue
Pendek ya?
Maaf deh, tunggu kelanjutannya ya!

Mau ngomong apa sama mereka?

- Leon

-Jeje

-Naomy

I, You, and He [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang