06. Pacar Riska?

805 54 49
                                    

"Gue lebih milih jujur walau fakta nya menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue lebih milih jujur walau fakta nya menyakitkan. Daripada bohong dengan semua omong kosong."

-Jessica Maureen Alova

•••

J

essica melihat dirinya di depan cermin. Pelajaran fisika membuat dirinya tak betah di kelas dan memutuskan untuk izin ke toilet. Tak seperti Auryn, gadis itu pintar. Maka tak heran jika menghadapi fisika dengan santai.

Jessica membereskan rambutnya yang terlihat acak-acak an. Gadis itu berjalan keluar toilet. Tepat saat di pintu, terdapat Mela yang menunduk.

"Permisi," ucap Jessica.

"Je, kita perlu bicara," balas Mela sambil meremas-remas rok nya.

"Nanti."

"Je, gue mohon."

Jessica sebenarnya tak tega melihat Mela yang memohon-mohon seperti itu. Setelah berfikir, mungkin tak ada salahnya. Akhirnya Jessica mengangguk membuat Mela tersenyum.

"Dimana?" tanya Jessica.

Mela menarik tangan Jessica untuk mengikuti dirinya. Tak mungkin jika mereka berbicara serius di depan toilet seperti tadi. Yang ada mereka kepergok guru karna tak masuk kelas. Dan yang paling parah, mungkin saja para lambe turah di SMA nya mendengarkan lalu menyebarkan, ternyata Mela membawa Jessica kebelakang sekolah.

"Gue bener-bener minta maaf sama lo Je, gue gak bermaksud. Ini diluar dugaan gue, gue juga gak mau gini. Tapi gue sadar, ini emang salah gue. Gue yang salah."

"Iya, bukan cuma lo yang salah. Alvin juga. Kalo dia bisa jaga hati. Semua gak akan gini," ucap Jessica parau lalu berjalan meninggalkan Mela. Ia tak mau menangis di hadapan Mela, ia tak mau.

Mela di buat diam oleh Jessica. Gadis itu baik, bahkan kelewat baik. Ia sangat menyesal, penyesalan memang di akhir bukan?

•••

D

rrtt
Drrtt
Drrtt

"Hp lo Je," ucap Auryn sambil menyimpan mangkuk bakso di meja.

Jessica mengambil hanphone nya lalu menggeser tombol hijau, mengangkat panggilan telepon kak Riska.

"Halo Je."

"Ada apa Kak?"

"Hari ini pemotretan, kemaren kan janji nya sekarang."

"Kok gak bilang sih kak."

"Kamu maen matiin aja telponnya. Kakak udah mau sampe di sekolah kamu."

Tut

"Yaelah, baru mau ngomong juga."

I, You, and He [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang