3

872 122 21
                                    

"Asaka mana Ra?" tanya Ryan yang hanya melihat Angkara datang sendirian.

"Dia gak masuk, kata Bunda Saka demam."

"Sakit? Apa gara-gara kemarin dia di hukum bu Retno?"

"Bukan. Tapi gara-gara kemarin aku ngajak Saka ujan-ujanan."

"Kalian berdua sahabat yang aneh. Yang satu anti ujan yg satu bucin ujan."

"Bukan aneh tapi saling melengkapi."

"Saling melengkapi apanya, yang ada saling bertolak belakang."

"Ish!"

Bel masuk berbunyi dan Guru yang akan mengajarpun sudah datang. Guru tersebut tidak datang sendiri melainkan dengan seorang siswi di belakangnya.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri kamu. "

"Hai semuanya. Nama saya Ajeng saya pindahan dari Surabaya."

"Hai Ajeng," sapa Ryan so manis.

"Gak usah alay!" semprot Angkara pada Ryan.

"Apa salahnya nyapa murid baru Ra."

Angkara memilih diam daripada harus menanggapi Ryan yang tidak akan ada ujungnya.

"Ada lagi yg ingin kamu katakan?" tanya Guru tersebut pada Ajeng.

"Sudah cukup."

"Baik kalau begitu, kamu boleh duduk sekarang."

"Nah kamu bisa duduk di samping Angkara," tunjuk Guru tersebut yang melihat kursi di samping Angkara kosong.

"Kursi ini ada orangnya Pak,  kebetulan hari ini dia sakit jadi tidak masuk," jelas Angkara agar kursi Asaka tetap aman.

"Oh begitu. Ya udah kamu bisa duduk di samping Ryan. Gak apa-apa, kan, Ryan?"

"Gak apa-apa Pak, kursi ini memang kosong."

"Kamu gak apa-apa kan duduk sama laki-laki?" tanya Pak Guru pada Ajeng.

"Gak apa-apa Pak."

"Ya udah silahkan duduk." Pak Guru mempersilahkan dan Ajeng langsung pergi menuju bangku Ryan yang ada di belakang bangku Angkara.

"Baik kita mulai belajarnya sekarang. Ayo buka buku kalian dan buka halaman delapan."

Kegiatan belajarpun berjalan dengan lancar. Hingga tak terasa waktu istirahat tiba. Semua murid berhamburan keluar kelas ada juga yang berkenalan dengan Ajeng sebelum mereka keluar.

"Ra, kantin yuk," ajak Ryan yang di angguki Angkara.

"Kamu juga, kita ke kantin bareng yuk," ajak Angkara pada Ajeng yang hanya diam mungkin masih beradaptasi dengan tempat dan  teman barunya.

"Oh iya kenalin aku Angkara." Angkara mengulurkan tangannya yang di sambut hangat oleh Ajeng. "Aku Ajeng."

"Salam kenal ya."

"Iya Angkara salam kenal juga."

"Lo udah tau nama gue kan?" tanya Ryan pada Ajeng.

"Ryan?"

"Iyaaa anda benar. anda berhak mendapatkan buku tulis ini." heboh Ryan dengan menyodorkan satu buku tulis pada Ajeng.

"Ryan, itukan emang bukunya Ajeng," kekeh Angkara dan Ajeng pun ikut terkekeh.

"Hehe ya udah yuk ke kantin nanti kehabisan meja."

"Yuk Jeng," ajak Angkara lagi dengan menarik tangan Ajeng.




Terimakasih sudah mampir 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejaknya... ;)❤

Koreksi jika ada yg salah  🙏

ASAKA ANGKARA (TAMAT)✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang